Harun Yahya
CATATAN BAGI
PARA PEMBACA
Alasan
tentang mengapa dibuatnya satu bab khusus yang membahas runtuhnya teori evolusi
adalah karena teori ini mengandung dasar dari falsafah-falsafah yang anti
spiritual. Sejak ajaran Darwinisme menolak fakta tentang adanya penciptaan, dan
dengan demikian menolak keberadaan Allah, selama 140 tahun terakhir hal ini
telah menyebabkan banyak orang meninggalkan keimanannya dan menjadi penuh
keraguan. Oleh karena itu adalah tugas yang penting untuk menunjukkan bahwa
teori ini hanyalah suatu tipuan belaka, yang sangat berhubungan dengan agama.
Tidak bisa tidak, tugas penting ini harus disebarkan kepada semua orang.
Sebagian pembaca kami hanya mempunyai kesempatan untuk membaca hanya satu dari
buku-buku kami. Oleh karena itu, kami pikir tepat sekali jika disisihkan satu
bab untuk suatu rangkuman tentang masalah ini.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah
yang berhubungan dengan isi buku ini. Dalam semua buku yang dibuat oleh
penulis, masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan disampaikan di bawah
limpahan cahaya ayat-ayat Al Qur'an dan pembaca diharapkan untuk mempelajari
kalimat-kalimat Allah dan hidup berdasarkan ajarannya. Semua materi yang
menyangkut ayat-ayat Allah dijelaskan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi
ruang bagi keraguan atau tanda tanya dalam pikiran pembaca. Gaya bahasa yang
tulus, apa adanya dan fasih sengaja dipilih untuk menjamin agar semua orang
pada semua lapisan usia dan semua kelompok sosial dapat mengerti buku-buku ini
dengan mudah. Uraian-uraian yang efektif dan jelas ini membuat buku-buku ini cocok
untuk menjadi bacaan ringan. Bahkan orang-orang yang sangat keras menentang
spiritualitas terpengaruh juga oleh fakta-fakta yang disajikan dalam buku-buku
ini dan tak dapat menyangkal kebenaran isinya.
Buku
ini dan karya-karya penulis lainnya dapat dibaca sendirian atau dipelajari
dalam diskusi kelompok. Manfaat tambahan jika buku-buku ini dibaca oleh suatu
kelompok pembaca yang sama-sama ingin memperoleh keuntungan dari buku ini,
adalah bahwa para pembaca dapat menyampaikan renungan dan pengalaman mereka
masing-masing kepada yang lainnya.
Selain
itu, akan menjadi sebuah pengabdian yang besar bagi agama untuk turut serta
dalam memperkenalkan dan membaca buku-buku ini, yang ditulis hanya semata-mata
untuk memperoleh ridla Allah swt. Buku-buku penulis seluruhnya ditulis dengan
sangat meyakinkan. Oleh karena itu, jika seseorang ingin menyampaikan ajaran
agama kepada orang lain, salah satu cara yang paling efektif adalah dengan
menganjurkan mereka untuk membaca buku-buku ini.
Ada
alasan-alasan kuat kenapa resensi buku-buku penulis yang lain ditambahkan pada
akhir buku ini. Dengan melihatnya, pembaca yang mempunyai buku ini akan tahu
bahwa masih banyak buku-buku lain yang kualitasnya sama dengan buku ini, dan
yang kami harap akan juga dapat dinikmati oleh pembaca. Pembaca akan menemukan
sumber bahan-bahan yang kaya akan isu-isu yang berhubungan dengan keimanan,
yang dapat dipergunakan oleh pembaca.
Dalam
buku-buku ini, anda tidak akan menemukan, seperti pada buku-buku lain,
pandangan pribadi penulis, penjelasan-penjelasan yang berdasarkan sumber-sumber
yang meragukan, gaya yang tidak memperhatikan rasa hormat dan takzim kepada
masalah-masalah yang suci, tidak pula laporan-laporan yang sia-sia, menimbulkan
keraguan dan pesimistik yang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan di dalam
hati.
PENDAHULUAN:
DUNIA YANG BERANEKA WARNA
Pernahkah
terpikir oleh anda seperti apa jadinya hidup dalam sebuah dunia tanpa warna?
Bebaskanlah diri anda sejenak dari pengalaman anda, lupakan semua yang pernah
dipelajari dan mulailah gunakan imajinasi anda. Cobalah untuk membayangkan
badan anda, orang-orang disekitar anda, lautan, langit, pohon-pohon,
bunga-bunga, semuanya berwarna hitam. Bayangkan bahwa tak ada warna di
sekeliling kita. Coba pikirkan apa yang akan anda rasakan jika orang,
kucing-kucing, anjing-anjing, burung-burung, kupu-kupu, dan buah-buahan tidak
berwarna sama sekali. Anda pasti tidak mau hidup di dunia seperti itu, bukan?
Sebagian
besar orang mungkin tidak pernah berpikir tentang betapa beraneka warnanya
dunia tempat hidup mereka atau bertanya-tanya dalam hati bagaimana warna yang
beraneka ragam itu ada di bumi ini. Mungkin mereka juga tidak pernah berpikir
seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia tanpa warna. Hal ini disebabkan
karena setiap orang yang dapat melihat dilahirkan ke dalam dunia yang penuh
warna. Walaupun demikian, sebuah model dunia yang hitam putih, tanpa warna,
bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi. Sebaliknya, hal yang sangat
mengagumkan adalah kehidupan kita yang berada dalam suatu dunia yang benderang,
dan penuh warna-warni. (Dalam bab-bab selanjutnya, kami akan mendiskusikan
secara rinci kenapa adanya dunia yang penuh warna-warni ini menjadi demikian
mengagumkan).
Sebuah
dunia tanpa warna biasanya dianggap hanya mempunyai warna hitam, putih dan
nuansa warna abu-abu. Akan tetapi sebenarnya hitam, putih dan nuansa abu-abu
adalah warna-warna juga. Dengan demikian, sulit sekali membayangkan ketiadaan
warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna, seseorang selalu merasa perlu untuk
menyebut sebuah warna. Orang mencoba menjelaskan ketiadaan warna dengan
pernyataan-pernyataan seperti "saat itu tidak ada warna, gelap sama
sekali", "tak ada warna di wajahnya, putih sama sekali".
Sebenarnya, itu semua bukanlah penjelasan tentang ketiadaan warna, tapi itu hanyalah
sebuah dunia yang hitam putih.
Cobalah,
hanya untuk sedetik, untuk membayangkan bahwa tiba-tiba saja semua zat
kehilangan warnanya. Dalam keadaan demikian, semua akan bercampur dengan hal
lainnya dan akan menjadi tidak mungkin untuk membedakan suatu objek dengan
lainnya. Tidaklah mungkin untuk melihat, misalnya, sebuah jeruk berwarna
oranye, strawberi merah atau bunga-bunga aneka warna yang ada di atas sebuah
meja kayu berwarna coklat, karena jeruk itu tidak berwarna oranye, meja itu
tidak coklat, dan tidaklah juga strawberi itu berwarna merah. Betapa tidak
nyamannya bagi seseorang untuk hidup, walaupun hanya untuk sesaat, dalam dunia
tanpa warna seperti itu, yang bahkan juga sulit untuk dijelaskan.
Warna
memiliki peranan penting dalam komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam
memfungsikan ingatannya dengan benar, dan dalam memenuhi fungsi-fungsi belajar
dari otaknya. Hal ini disebabkan karena manusia dapat memperoleh
hubungan-hubungan yang tepat antara kejadian-kejadian dan tempat-tempat,
orang-orang dan benda-benda hanya dari bentuk, tampak luar dan warna-warna
mereka. Pendengaran atau rabaan saja tidak cukup untuk mendefinisikan
objek-objek. Bagi manusia, dunia luar hanya dapat berarti jika hal ini dilihat
secara keseluruhan dengan warna-warnanya.
Kemampuan
untuk mengenali berbagai objek dan lingkungan sekeliling kita bukanlah
satu-satunya keuntungan adanya keanekaragaman warna. Keselarasan warna yang
sempurna di alam semesta memberi kenikmatan yang sangat besar bagi jiwa
manusia. Untuk dapat melihat keselarasan ini dari setiap detailnya, manusia
telah dilengkapi dengan sepasang mata, yang rancangannya sangat istimewa. Dalam
dunia makhluk hidup, mata manusia adalah yang paling fungsional dan dapat
merasakan warna-warni dalam detail yang sekecil-kecilnya, sedemikian rupa
sehingga mata manusia sensitif untuk berjuta-juta warna. 1. Jelaslah
bahwa alat pelihat manusia yang bekerja sedemikian sempurnanya telah dirancang
khusus untuk dapat melihat dunia yang penuh warna.
Satu-satunya
makhluk di bumi yang dapat mengerti adanya suatu keteraturan di alam semesta
hanyalah manusia karena ia mempunyai kemampuan untuk berfikir dan menimbang.
Dengan demikian, berdasarkan apa yang telah diuraikan terdahulu, kita dapat
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Setiap
detail, pola dan warna di langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia
untuk mengakui dan dengan demikian menghargai keteraturan ini dan
memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur sedemikian rupa agar menarik
bagi jiwa manusia. Keselarasan dan kesimetrisan sempurna yang umum terdapat
pada warna, baik dalam dunia makhluk hidup maupun benda mati. Hal ini tentu
saja membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang suka
merenung, seperti misalnya:
Apa
yang membuat bumi itu demikian beraneka warna? Bagaimana warna-warna itu, yang
membuat dunia kita sangat indah, dapat terjadi? Siapa yang merancang
keanekaragaman warna dan keselarasan diantara warna-warna tersebut?
Mungkinkah
dapat dikatakan bahwa segala yang ada itu muncul begitu saja oleh perubahan-perubahan
tak terarah yang terjadi karena suatu rantai rangkaian kebetulan belaka?
Dapat
dipastikan, tak ada yang akan menyatakan kemustahilan seperti itu.
Kebetulan-kebetulan tak terkontrol tidak dapat menciptakan apapun, apalagi
jutaan warna-warni. Cobalah amati sayap seekor kupu-kupu atau berbagai bunga
yang beraneka warna, yang masing-masing bagaikan suatu keajaiban seni. Jelaslah
tidak mungkin bagi akal sehat untuk menghubungkan semua hal ini dengan suatu
proses-proses yang tidak disengaja.
Agar
dapat diperoleh pengertian yang lebih baik tentang fakta ini, marilah kita
mengambil sebuah contoh. Saat seseorang melihat sebuah lukisan menggambarkan
pohon-pohon dan bunga-bunga di alam, ia tak akan berkata, atau bahkan hanya
untuk berfikir bahwa keselarasan warna, keteraturan pola dan desain yang
disengaja dalam lukisan ini dapat muncul begitu saja karena kebetulan. Jika
seseorang datang dan berkata, "kotak-kotak cat itu terguling ditiup angin,
lalu catnya tercampur, dan dengan pengaruh hujan dll., and setelah melalui
waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk", pastilah tak ada orang yang
percaya. Ada suatu hal yang sangat menarik disini. Meskipun tak ada seorangpun
yang akan menyatakan sesuatu yang tak masuk akal seperti itu, namun begitu beberapa
orang dapat menegaskan bahwa warna dan simetri sempurna di alam muncul melalui
proses-proses tak disengaja seperti itu. Demikianlah, untuk menjelaskan masalah
ini, evolusionis menyatakan, dengan didukung berbagai argumen, bahwa ini adalah
hasil dari suatu kebetulan dan mereka menghasilkan berbagai riset. Mereka tidak
sungkan-sungkan untuk mengeluarkan peryataan-peryataan tak berdasar dalam
masalah ini.
Ini
adalah kebutaan yang nyata, dan dengannya akan sulit untuk mencapai
kesepakatan. Namun, seseorang yang bisa lolos dari kebutaan ini dengan
menggunakan pemikirannya, akan mengerti bahwa ia sebenarnya hidup di dalam
suatu lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Ia juga akan sepenuhnya mengakui
bahwa suatu lingkungan demikian yang dilengkapi dengan kondisi yang paling
tepat untuk kelestarian hidup manusia tidak mungkin terjadi begitu saja karena
kebetulan.
Seperti
orang yang berfikir, begitu melihat lukisan, ia langsung mengakui bahwa lukisan
ini ada pelukisnya, ia juga akan mengerti bahwa lingkungan sekelilingnya yang
berwarna-warni, penuh keselarasan dan demikian indahnya pasti juga ada
penciptanya.
Pencipta
ini adalah Allah, Yang tak bersekutu dalam penciptaan, Yang menciptakan segala
sesuatu dengan penuh keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dengan
dilimpahi banyak sekali yang indah-indah, dan dihiasi dengan jutaan warna.
Semua yang Allah ciptakan ada dalam keselarasan yang sempurna dengan yang
lainnya. Allah menggambarkan dalam Al Qur'an keunikan dari rasa seni-Nya dalam
penciptaan sebagai berikut:
"Dialah
yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat cacat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali
lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)
APA YANG DIMAKSUD DENGAN WARNA? BAGAIMANA WARNA DIBUAT?
Beberapa
detail memiliki tempat yang penting dalam pikiran-pikiran manusia dan hal itu
tak akan pernah berubah. Mari kita mulai dengan pohon-pohon, yang sangat kita
kenal. Kemungkinan besar, warna pohon-pohon itu hijau atau berbagai corak warna
hijau. Kita juga tahu bahwa pada musim gugur, dedaunan berubah warna. Mirip
dengan itu, langit berwarna biru, nuansa abu-abu saat mendung atau kuning dan
merah saat matahari terbit dan terbenam. Warna-warna buah tak pernah berubah;
buah aprikot dan buah cerry yang kaya dan beraneka warna telah tertentu
warnanya, dan selalu kita kenal. Setiap makhluk hidup dan setiap objek yang
dipegang dibawah cahaya memiliki warna. Perhatikan baik-baik berbagai benda di
sekeliling anda. Apa yang anda lihat? Meja, kursi, pepohonan yang terlihat dari
jendela, langit, dinding rumah, wajah-wajah orang lain disekeliling anda, buah
yang anda makan, buku yang anda baca saat ini… Masing-masing mempunyai warna
yang berbeda. Pernahkah anda pikir bagaimana seluruh warna-warni ini dibentuk
dan ditata?
Mari
secara umum kita teliti apa yang diperlukan untuk pembentukan warna-warni yang
memainkan peranan penting dalam kehidupan (Hal-hal ini akan didiskusikan dengan
detail kemudian). Untuk pembentukan sebuah warna, misalnya, merah atau hijau,
setiap proses berikut ini harus terjadi dan, lebih penting lagi, harus benar
urutannya.
1. Kondisi
pertama yang diperlukan untuk pembentukan warna adalah adanya cahaya. Dalam hal
ini, ada baiknya untuk mulai dengan memperhatikan sifat-sifat cahaya yang
datang dari matahari. Untuk pembentukan warna-warna, cahaya yang datang dari
matahari harus memiliki panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan
warna-warna. Bagian cahaya ini, yang dikenal sebagai "cahaya tampak",
dibandingkan dengan semua cahaya lain yang dipancarkan oleh matahari adalah
satu berbanding 1025. Ini hampir tak dapat dipercaya, hanya sebagian kecil sekali dari cahaya
matahari yang diperlukan untuk pembentukan warna-warna mencapai bumi.
2. Sesungguhnya,
sebagian besar sinar matahari yang disebarkan oleh matahari ke seluruh jagat
raya mengandung beberapa karakteristik yang dapat merusak mata. Untuk itu,
cahaya yang tiba ke bumi harus dalam suatu bentuk tertentu yang dapat dengan
mudah dirasakan oleh mata dan tidak menyakitinya. Untuk itu, sinar-sinar ini
harus melewati suatu penyaring. Penyaring raksasa ini adalah
"atmosfir" yang meliputi bumi.
3. Cahaya
yang melewati atmosfir tersebar di seluruh muka bumi, dan saat menumbuk
objek-objek yang ditemuinya, cahaya ini dipantulkan. Objek-objek tempat jatuhnya
cahaya harus merupakan jenis yang tidak menyerap cahaya tetapi memantulkannya.
Dengan kata lain, kualitas struktur objek-objek harus juga selaras dengan
cahaya yang mencapai bumi agar warna dapat terbentuk. Kondisi ini juga dipenuhi
dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari objek-objek tempat menumbuknya
cahaya yang datang dari matahari.
4. Langkah
pokok lain dalam proses pembentukan warna adalah perlunya indera yang dapat
menerima gelombang cahaya, yang tidak lain adalah mata. Adalah hal yang sangat
pokok bahwa gelombang cahaya juga selaras dengan organ-organ penglihatan.
5. Sinar
yang datang dari matahari harus melewati lensa-lensa dan lapisan-lapisan mata
dan kemudian diubah menjadi impuls-impuls syaraf di retina. Sinyal-sinyal ini
kemudian harus diangkut ke pusat penglihatan pada otak, yang bertugas mengolah
indera penglihatan.
6. Ada
satu langkah terakhir yang harus dipenuhi agar kita dapat 'melihat' warna.
Tahap akhir dalam pembentukan warna-warna adalah penafsiran sinyal-sinyal
listrik, yang masuk ke pusat penglihatan otak, sebagai "warna" oleh
sel-sel syaraf yang sangat khusus yang terdapat di sana.
Maka apakah mereka tidak melihat akan
langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya
dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (Q.S. Qaaf: 6)
Seperti
telah terlihat, untuk pembentukan sebuah warna, diperlukan suatu urutan
proses-proses yang sangat detail dan saling tergantung satu sama lain.
Dari
semua infomasi yang kita miliki tentang warna, terlihat bahwa setiap proses
yang terjadi selama pembentukan warna diatur dalam suatu kesetimbangan yang
rumit. Tanpa adanya kesetimbangan ini, tidak bisa tidak, kita akan berada dalam
suatu dunia gelap yang kabur, bukannya ada dalam dunia penuh warna-warni yang
jelas, dan bahkan mungkin akan kehilangan kemampuan untuk melihat. Anggaplah
diantara hal-hal tersebut di atas, ada satu – sel-sel syaraf yang merasakan
sinyal-sinyal listrik yang dibangkitkan oleh retina – tidak ada. Cahaya
matahari menjadi berada di luar spektrum tampak, selain itu juga bagian-bagian
mata yang lain tidak akan berfungsi secara utuh, dan juga keberadaan atmosfir
tidaklah akan cukup dan dapat menggantikan kekurangan ini.
Peran
Retina dalam Melihat
Marilah
kita selidiki retina lebih dekat dan lebih detail. Anggaplah bahwa zat pewarna
bernama "rhodopsin", yang bekerja pada retina, tidak ada. Rhodopsin
adalah zat yang berhenti berfungsi saat cahaya terang benderang tetapi
berfungsi kembali dalam kegelapan. Mata tak dapat melihat dengan jelas saat
cahaya remang-remang kecuali jika sejumlah tertentu rhodopsin dihasilkan pada
mata. Fungsi rhodopsin adalah untuk meningkatkan efisiensi dan dengannya mata
membangkitkan impuls syaraf dari cahaya yang remang-remang. Zat ini dihasilkan
sebanyak kebutuhan, tepat pada saat zat ini diperlukan. Saat kesetimbangan
rhodopsin dapat terpelihara, citra-citra menjadi jelas. Apa yang akan terjadi
jika rhodopsin, yang sangat berpengaruh dapat proses penglihatan, tidak ada?
Jika hal itu terjadi, orang hanya mampu melihat dibawah cahaya terang.2
Dengan demikian terbukti bahwa ada sistem yang sempurna dalam mata, yang telah
dirancang sampai dengan detail yang sekecil-kecilnya.
Lalu,
karya seni siapakah sistem ini, yang menyelamatkan kita dari kegelapan dan
menyajikan sebuah dunia penuh warna kepada kita?
Setiap
tahap yang telah disebutkan sejauh ini meliputi suatu rangkaian proses-proses,
yang memerlukan adanya kebijaksanaan, keinginan dan kekuasaan saat mereka
diciptakan. Jelaslah bahwa tidak mungkin suatu rantai dari proses-proses yang
hadir dalam keselarasan seperti ini terbentuk secara kebetulan. Juga tidaklah
mungkin suatu sistem seperti ini terbentuk dengan berlalunya waktu. Hasilnya
tak akan berubah sama sekali jika jutaan atau bahkan milyaran tahun dibiarkan
berlalu. Sistem-sistem yang menghasilkan suatu dunia yang beraneka warna tidak
akan pernah muncul secara kebetulan. Sistem-sistem sempurna seperti itu hanya
dapat muncul sebagai hasil dari desain khusus, atau dengan kata lain mereka
diciptakan. Allah memiliki cita rasa seni abadi dan kebijaksanaan yang meliputi
seluruh jagat raya. Contoh-contoh dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan
yang tiada taranya tersebar di seluruh bagian jagat raya. Desain unik yang
jelas terlihat dalam pembentukan warna pastilah juga hasil ciptaan Allah yang
tak bersekutu. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"Allah
Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu,
maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu
jadilah ia." (Al-Baqarah: 117)
DESAIN
DALAM WARNA-WARNI
<Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus-menerus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi (Q.S. Al-Baqarah:255)>
Warna
adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali sifat-sifat berbagai objek dan
mendefinisikannya dengan lebih tepat. Jika kita pikirkan tentang warna
objek-objek di sekeliling kita, dengan mudah dapat kita lihat betapa
beranekawarnanya keadaan sekeliling kita. Segala sesuatu, baik yang hidup atau
pun yang mati, memiliki warna. Makhluk hidup dari satu spesies memiliki warna
tertentu yang sama disemua tempat di dunia. Kemana pun anda pergi, daging buah
semangka selalu berwarna merah, buah kiwi selalu hijau, lautan selalu bernuansa
warna kebiruan dan kehijauan, salju putih, lemon kuning, warna gajah akan sama
di mana-mana di seluruh dunia seperti halnya warna pepohonan. Warna-warna itu
tidak akan berubah. Ini juga berlaku untuk warna-warna buatan. Kemana pun anda
pergi di muka bumi ini, kalau anda mencampur merah dan kuning, akan diperoleh
warna oranye, atau jika hitam dicampur dengan putih anda akan memperoleh warna
abu-abu. Hasilnya akan selalu sama.
Sampai
titik ini, mungkin akan ada gunanya untuk berfikir dengan cara lain. Pertama,
mari kita berfikir dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana warna pada
berbagai objek dibuat. Kita dapat menjelaskannya dengan sebuah contoh.
Bayangkan anda sedang melangkah memasuki toko dan melihat kain dengan berbagai
desain dan model, dengan warna-warni yang selaras satu sama lainnya. Tentu
saja, kain-kain itu tidak hadir begitu saja; seseorang secara sadar menggambar
rancangannya, menentukan warna-warnanya, mencelup kain itu beberapa kali, dan
setelah beberapa tahap antara, mereka memajangnya di toko itu. Singkatnya,
kehadiran kain-kain ini tergantung kepada orang yang merancang dan
memproduksinya. Saat anda melihatnya, tak akan anda katakan bahwa kain-kain itu
ada disana secara tidak sengaja, atau bahwa desain-desain kain itu diperoleh
secara kebetulan sebagai akibat dari cat-cat yang tumpah di atas kain itu.
Sesungguhnya, tak ada seorangpun yang berakal sehat akan menyatakan hal seperti
itu. Sesungguhnya, ada sebuah Kehendak sadar yang menyajikan kepada kita
pemandangan yang kita lihat di alam sepanjang waktu: kupu-kupu, bunga-bunga,
tempat-tempat aneka warna di dasar laut, pepohonan, dan awan, dan lain-lain,
seperti halnya kain-kain itu disajikan kepada kita. Keanekaragaman di jagat
raya adalah konsekuensi dari rancangan khusus. Rancangan ini diwujudkan dalan
setiap tahapan mulai dari pembentukan sinar sampai sinar itu menjadi suatu
citra warna-warni di otak kita. Inilah satu bukti terkuat adanya seorang
Pemilik, yang tidak lain, Perancang rancangan warna-warni. Pastilah, Allah,
Yang memiliki kebijaksanaan dan kekuasaan yang tidak terhingga keunggulannya
untuk mencipta, menciptakan semua warna dan desain di jagat raya yang dikagumi
semua orang.
Tahap-tahap
pembentukan warna telah diuraikan sebelumnya. Dalam bab ini, rancangan unggul
yang jelas terlihat dalam warna akan diselidiki di bawah judul-judul terpisah
berdasarkan urutan perjalanan dari cahaya ke mata dan otak.
1. Cahaya,
Kehidupan dan Warna
Matahari
hanyalah salah satu dari milyaran bintang-bintang berukuran sedang yang ada di
jagat raya. Yang menjadikan matahari bintang terpenting di jagat raya bagi kita
adalah ukurannya, hubungannya dengan planet-planet yang bergerak
mengelilinginya dan sinar tertentu yang dipancarkannya. Kalau saja ada salah
satu karakteristik matahari yang berbeda dari kondisi saat ini, niscaya tidak
akan ada kehidupan di bumi. Sesungguhnya, matahari memiliki kondisi yang ideal
bagi kehidupan untuk muncul dan tetap berlangsung di muka bumi.3
Inilah sebabnya kenapa para ilmuwan menyebut matahari sebagai "sumber
kehidupan" di bumi.
Cahaya
matahari adalah satu-satunya sumber panas, yang memanasi bumi dengan cara yang
paling tepat, dan cahayanya membantu tumbuh-tumbuhan dalam melakukan
fotosintesis. Telah lazim diketahui bahwa panas dan fotosintesis sangat penting
bagi kehidupan. Selain itu juga, keberadaan siang hari dan dunia yang penuh
warna tergantung kepada sinar yang dipancarkan dari matahari. Dalam hal ini,
muncul pertanyaan dalam pikiran tentang bagaimana sinar-sinar ini, sumber
energi utama untuk bumi, bisa ada. Jelaslah bahwa sinar-sinar ini, yang
merupakan kunci kehidupan di bumi, bermanfaat untuk tujuan-tujuan penting
tersebut, dan pada saat yang sama, memiliki semua karakteristik untuk hal itu,
tak dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan. Alasan untuk hal ini akan dapat
dipahami dengan lebih baik jika struktur cahaya ini di teliti.
Energi
yang dipancarkan oleh bintang-bintang bergerak dalam gelombang melalui suatu
ruang hampa. Serupa dengan itu, cahaya dan panas juga dipancarkan oleh
matahari, yang juga adalah sebuah bintang, sebagai energi dalam bentuk
gelombang. Pergerakan energi yang dipancarkan bintang-bintang ini dapat
dibandingkan dengan gelombang yang disebabkan oleh sebuah batu yang dilempar ke
air danau. Sebagaimana halnya gelombang-gelombang di danau yang mempunyai
panjang yang berbeda, demikian pula panas dan cahaya mempunyai panjang
gelombang yang berbeda saat mereka menyebar.
Pada
titik ini, mungkin ada gunanya untuk memberikan beberapa informasi tentang
cahaya dengan panjang gelombang berbeda di jagat raya. Bintang-bintang dan
sumber-sumber cahaya lain di jagat raya tidak memancarkan cahaya yang sama
jenisnya. Sinar-sinar yang berbeda ini dapat dikelompokkan menurut panjang
gelombang dan frekuensinya. Perbedaan panjang-panjang gelombang ini berada pada
sebaran yang sangat luas. Sebagai contoh, panjang gelombang terpendek berukuran
1025 kali lebih kecil dibandingkan panjang gelombang yang terpanjang
(1025 adalah angka yang sangat besar, terdiri dari angka 1 diikuti
25 angka nol dibelakangnya)4
Dalam
seluruh spektrum, seluruh sinar yang dipancarkan oleh matahari dimampatkan ke
dalam interval yang sangat pendek. 70% dari berbagai panjang gelombang yang
dipancarkan matahari berada dalam suatu interval sempit, di antara 0.3 mikron
sampai 1.50 mikron. (Satu mikron sama dengan 10-6 m) Dengan
menyelidiki mengapa sinar matahari terbatas pada interval sempit seperti itu,
kita sampai pada suatu kesimpulan menarik: sinar-sinar yang memungkinkan adanya
kehidupan, dan warna, di bumi hanyalah sinar-sinar yang ada pada interval ini.
Fisikawan
Inggris Ian Campbell, yang mendefinisikan desain luar biasa ini sebagai
"sangat mengagumkan" dalam bukunya "The Energy and Atmosphere",
menyinggung masalah ini:
"Bahwa
radiasi dari matahari (dan dari banyak rangkaian bintang-bintang) harus
terpusat ke dalam berkas spektrum elektromagnetik yang sangat kecil, yang
menyediakan secara tepat radiasi yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan
kehidupan di bumi, adalah sangat kebetulan."5
Bagian
yang lebih besar dari daerah kecil radiasi yang dipancarkan oleh matahari dari
spektrum elektromagnetik, suatu spektrum dengan suatu lebar tempat panjang
gelombang terpanjangnya 1025 kali lebih besar dibandingkan yang
terpendek, dinamai "cahaya tampak". Sinar-sinar yang terletak di
bawah dan di atas interval ini, di sisi lain, mencapai bumi sebagai sinar-sinar
infra merah dan ultra violet. Sekarang marilah kita lihat lebih lanjut
sifat-sifat dari dua jenis sinar ini.
Sinar-sinar
infra merah sampai di bumi dalam bentuk gelombang panas. Sinar-sinar ultra
violet yang mengandung energi yang lebih besar, di sisi lain, dapat mempunyai
efek yang berbahaya bagi makhluk hidup. Sinar-sinar infra merah melewati
atmosfir, dan menyediakan panas, sehingga membuat bumi menjadi tempat yang
cocok untuk kehidupan. Sinar ultra violet, pada sisi lain, hanya dapat mencapai
bumi dalam laju tertentu. Jika laju ini sedikit lebih besar daripada ukuran
saat ini, sinar ini akan merusak jaringan daging makhluk hidup dan menyebabkan
kematian masal, sedangkan jika sinar ini sedikit lebih rendah, energi yang
diperlukan oleh makhluk hidup tidak akan tercukupi.
Hal-hal
tersebut di atas adalah detail-detail yang penting sekali bagi kehidupan. Dari
uraian tentang fungsi-fungsi dan kegunaan-kegunaan sinar-sinar yang dipancarkan
dari matahari, terlihat adanya keteraturan dan kontrol pada setiap sistem yang
ada di dunia. Jelaslah, tidak mungkin sistem seperti ini, kesetimbangan yang
rumit yang telah kita dalami secara singkat, dapat terbentuk dengan kebetulan.
Dengan
meneliti elemen lain dari sistem yang tanpa cacat ini, sekali lagi kita lihat
ketidakmungkinan terjadinya hal ini sebagai konsekuensi dari suatu kebetulan.
2. Atmosfir:
perisai pelindung bumi
Pada
halaman-halaman terdahulu, telah disinggung bahwa sebagian sinar matahari
berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk menghindari akibat yang membahayakan
ini, diperlukan suatu penyelesaian.
Mari
kita berpikir bersama dan mencoba menemukan sebuah penyelesaian masalah ini
dengan mengembangkan sistem yang efisien untuk menyaring sinar matahari. Kita
juga sebaiknya menyadari fakta bahwa sistem ini haruslah sesuatu yang berfungsi
ganda, yang akan melindungi dunia dari efek matahari yang berbahaya, menjamin bahwa
sistem ini terpelihara secara permanen, tidak memerlukan pemeliharaan, dan juga
mampu mencegah terjadinya beberapa kemungkinan ancaman lain pada bumi ini.
Tentulah dalam situasi seperti ini, akan muncul beberapa alternatif
penyelesaian. Sampai sejauh ini, diantara solusi-solusi yang dikemukakan, tidak
ada yang seefisien dan seserbaguna filter yang saat ini meliputi bumi:
atmosfir. Atmosfir bumi telah seratus persen sukses dalam menyaring sinar-sinar
berbahaya. Atmosfir telah dirancang khusus oleh Allah untuk melindungi bumi.
Dengan
menggunakan lapisan-lapisan khusus atmosfir, sinar matahari yang sampai ke bumi
hanyalah sejumlah yang diperlukan karena
atmosfir memproses sinar matahari secara spesifik berdasarkan panjang
gelombangnya. Atmosfir kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang
untuk menyaring sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tak ada
taranya di bumi ini menjalankan proses-proses ini karena memang telah dirancang
secara khusus oleh Allah. Allah telah menyatakan tentang penciptaan langit
sebagai berikut (kata Arab 'sama' dapat berarti 'langit (heaven)' atau
'angkasa (skies)'):
"Sesungguhnya
penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. Akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Q.S. Al-Mukmin: 57)
Sinar-sinar
yang berasal dari matahari cukup spesifik. Sinar-sinar ini perlu memiliki
beberapa sifat yang memungkinkannya menembus atmosfir dan mencapai bumi.
Demikian juga atmosfir harus memiliki struktur khusus yang memungkinan lewatnya
sinar-sinar ini. Jika tidak demikian, baik keberadaan atmosfir maupun ketepatan
struktur sinar-sinar itu tidak akan ada gunanya. Karena sifat alami atmosfir
yang dapat ditembus sinar, maka sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat
dengan mudah mencapai bumi. Ada hal penting lain yang perlu disebutkan. Dengan
hanya memperbolehkan lewatnya cahaya tampak dan sinar-sinar infra merah dekat
yang memang diperlukan untuk hidup, atmosfir mencegah agar seluruh sinar lain
yang dapat merusak tidak dapat mencapai bumi. Atmosfir bumi telah berfungsi
sebagai "penyaring" yang sangat penting dari sinar-sinar perusak yang
berasal dari matahari maupun yang bukan berasal dari matahari, yaitu yang
berasal dari luar angkasa.6 Michael Denton, seorang atronomer
terkenal, menyatakan:
"Bahkan
gas-gas atmosfir sendiri dengan sangat kuat menyerap radiasi elektromagnetik di
daerah spektrum tepat di kedua sisi cahaya tampak dan infra merah dekat. Perlu
dicatat bahwa dari seluruh daerah radiasi elektromagnetik, dari radio sampai
dengan sinar gamma, satu-satunya daerah spektrum yang bisa menembus atmosfir
hanyalah berkas yang sedemikian sempit yang meliputi cahaya tampak dan infra
merah dekat. Dapat dikatakan bahwa tak ada radiasi sinar gamma, X, ultraviolet,
infra merah jauh, dan gelombang mikro yang mencapai permukaan bumi."7
Terlihat
jelas bahwa rancangan struktur atmosfir dikembangkan dengan sangat istimewa.
Dari suatu spektrum yang lebarnya ditunjukkan dengan angka sebesar 1025,
matahari hanya memancarkan sinar-sinar yang berguna bagi kita dan diperlukan
untuk sebuah dunia penuh warna, dan atmosfir terutama mengijinkan sinar-sinar
yang tidak berbahaya, bahkan berguna, untuk mencapai bumi. Sebagai tambahan,
karena sifat-sifat gas-gas yang ada di atmosfir, mata makhluk hidup, yang
secara langsung menerima sinar matahari, dapat terlindung dari efek-efek yang
berbahaya. Semua ini adalah bukti-bukti bahwa Allah telah menciptakan segala
sesuatu sesuai dengan proporsinya.
"Yang
kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak
ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (Surat
Al-Furqan:2)
3. Cahaya
Menumbuk Benda
Cahaya
yang datang dari matahari mencapai bumi dengan kecepatan 300.000 km per detik.
Karena kecepatan cahaya itulah, kita selalu melihat sebuah dunia yang penuh
dengan warna-warni. Lalu bagaimanakah citra-citra yang tak tersela ini dibuat?
Cahaya
mencapai bumi dengan menembus atmosfir pada kecepatan yang luar biasa, dan
menumbuk berbagai objek. Saat cahaya menumbuk suatu objek pada kecepatan
seperti ini, ia berinteraksi dengan atom-atom objek itu dan memantul pada
panjang gelombang yang berbeda yang bersesuaian dengan warna-wani yang berbeda.
Dengan cara inilah, buku yang sekarang anda pegang, garis-garisnya,
gambar-gambar, pemandangan yang anda lihat saat melihat keluar, pepohonan,
gedung-gedung, mobil-mobil, angkasa, burung-burung, kucing-kucing, singkatnya
semua yang anda lihat, memantulkan warna-warninya.
Molekul-molekul
yang memungkinkan warna-warna ini dipantulkan adalah molekul-molekul pigmen.
Warna yang dipantulkan oleh suatu objek tergantung kepada molekul-molekul
pigmen yang ada pada objek tersebut.
Setiap molekul pigmen mempunyai struktur atom yang berbeda. Nomor-nomor atom
maupun jenis dan urutan atom-atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu sama
lain. Cahaya yang menumbuk pigmen-pigmen yang beraneka-ragam seperti ini
kemudian dipantulkan dalam berbagai nuansa warna. Namun demikian, ini saja
tidak cukup untuk pembentukan warna. Agar cahaya pantul yang memiliki suatu
kualitas warna tertentu yang dapat dirasakan dan dilihat, ia harus mencapai
alat pelihat yang mampu menginderanya.
4. Cahaya
Datang kepada Mata
Agar
sinar-sinar yang dipantulkan objek-objek dapat dilihat sebagai warna,
sinar-sinar itu perlu mencapai mata. Keberadaan mata itu sendiri tidaklah
cukup. Setelah mencapai mata, sinar-sinar itu harus diubah menjadi
sinyal-sinyal syaraf yang mencapai sebuah otak yang bekerja secara selaras
dengan mata.
Mari
kita pikirkan tentang mata dan otak kita sendiri sebagai contoh yang paling
dekat. Mata manusia adalah sebuah struktur yang sangat kompleks yang terdiri
atas banyak organ dan bagian-bagian yang berbeda. Warna-warni yang dapat kita
lihat dan rasakan adalah hasil dari kegiatan semua bagian-bagian in secara
serempak dan selaras. Mata, dengan jaringan-jaringan dan organ-organnya seperti
lachrymal glands, cornea, conjuctiva, iris dan pupil, lensa, retina,
choroid, otot-otot dan kelopak mata, adalah sistem yang tak ada taranya.
Selain itu, dengan jaringan syaraf yang luar biasa yang meyambungkan mata
dengan otak, dan daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata, secara
keseluruhan mempunyai struktur yang sangat khusus, yang keberadaannya tidak
dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan belaka.
Setelah
pengantar singkat tentang mata, marilah kita lihat juga bagaimana terjadinya
suatu proses melihat. Sinar yang diterima mata mula-mula melewati kornea, lalu
pupil dan lensa-lensa, dan akhirnya mencapai retina.
Penginderaan
warna dimulai pada sel-sel kerucut di retina. Ada tiga kelompok sel kerucut
utama yang bereaksi sangat kuat terhadap warna-warna tertentu dari cahaya.
Sel-sel itu dikelompokkan sebagai sel-sel kerucut biru, hijau dan merah.
Warna-warna merah, biru dan hijau, yang membuat sel-sel kerucut itu bereaksi,
adalah tiga warna primer yang ada di alam. Dengan rangsangan dari sel-sel
kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini, pada tingkat yang berbeda,
muncullah jutaan warna-warni yang berbeda.
Sel-sel
kerucut mengubah informasi yang berhubungan dengan warna ini menjadi
impuls-impuls syaraf melalui pigmen-pigmen yang terkandung di dalamnya.8
Selanjutnya, sel-sel syaraf yang terhubung dengan sel-sel kerucut ini
mengirimkan impuls-impuls syaraf ini ke suatu daerah tertentu dalam otak. Dalam
daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak inilah tempat
dibentuknya dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang hidup kita.
5. Sebuah
Dunia Penuh Warna dalam Otak Kita yang Gelap
Tahap
terakhir dalam pembentukan warna terjadi di dalam otak. Seperti telah
disebutkan dalam bab sebelum ini, sel-sel syaraf dalam mata mengangkut
citra-citra yang telah diubah menjadi impuls-impuls syaraf ke otak dan segala
sesuatu yang kita lihat di dunia luar diindera dalam pusat penglihatan otak.
Sampai titik ini, kita dihadapkan pada suatu fakta yang menakjubkan: otak
adalah segumpal daging yang berada dalam kegelapan. Impuls-impuls syaraf yang
datang dari citra yang terbentuk di retina oleh objek-objek, diuraikan di dalam
otak, yang dalamnya gelap. Citra dari objek-objek tersebut, dengan warna-warni
dan sifat-sifat lainnya, dibentuk sebagai suatu persepsi di pusat penglihatan
ini. Bagaimana proses penginderaan ini terjadi dalam segumpal daging lunak seperti
itu?
Banyak
tanda tanya yang muncul tentang bagaimana warna-warni dirasakan. Chromatists
masih belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana
impuls-impuls syaraf dikirimkan ke otak melalui syaraf-syaraf optik dan
efek-efek fisiologi seperti apa yang tercipta dalam otak.9 Apa yang
mereka tahu hanyalah bahwa penginderaan warna-warna sebagai kenyataan terjadi
dalam tubuh kita, yaitu, dalam pusal penglihatan dalam otak kita.10
(Untuk informasi lebih rinci, lihat bab Rahasia Di Luar dari Zat).
Nyatanya,
hampir semua proses yang dilakukan di dalam otak belum dapat diuraikan.
Penjelasan-penjelasan tentang masalah ini sebagian besar berdasarkan
teori-teori. Namun demikian, otak telah melakukan tugasnya dengan sempurna
sejak saat manusia pertama kali ada, tepat seperti apa yang dikerjakannya saat
ini. Pengalaman tentang dunia tiga dimensi, dengan semua warna-warninya,
desain-desain, suara-suara, bau-bauan dan berbagai rasa, yang dialami oleh
manusia dalam segumpal daging seberat hampir satu kilogram hanya mungkin karena
ciptaan Allah yang sempurna. Semua orang menemukan ciptaan mengagumkan yang
tiada taranya ini telah siap berfungsi saat lahir. Manusia tidak dapat
mengontrol apapun, baik pembentukan fungsi-fungsinya, tidak juga
kesinambungannya, atau pada tahap-tahap lainnya.
PIGMEN: MOLEKUL-MOLEKUL PENGHASIL WARNA
Dalam
bab-bab terdahulu, telah disinggung bahwa karena adanya perbedaan sifat-sifat
atomik molekul-molekul pigmen, objek-objek memantulkan sinar secara berbeda;
dengan demikian, dihasilkan berbagai nuansa warna. Lihatlah sekeliling anda
sekali lagi. Warna-warni yang berbeda dalam daerah penglihatan anda menunjukkan
keberadaan pigmen-pigmen dalam jumlah yang mirip, kerena warna dari segala
sesuatu yang kita lihat di sekeliling kita tergantung kepada pigmen-pigmen yang
ada dalam komposisi zat tersebut. Warna hijaunya tanaman, warna kulit,
warna-warni binatang, singkatnya semua warna berasal dari karakteristik
struktur pigmen yang terkandung dalam objek-objek atau makhluk-makhluk hidup
itu.
Apakah
yang dimaksud dengan Pigmen?
Pigmen-pigmen,
yang ada di dalam mata kita dan di permukaan luar objek-objek, adalah molekul
khusus yang menghasilkan warna. Sejumlah energi tertentu diperlukan untuk
mengaktifkan molekul-molekul pigmen. Tentu saja, seperti dalam semua tahap lain
dalam pembentukan warna, lagi-lagi ada keselarasan yang sempurna antara
pgmen-pigmen dan cahaya. "Cahaya yang tak kelihatan" yang mencapai
bumi telah dirancang secara khusus untuk molekul-molekul "pigmen" yang
dikenal sebagai molekul-molekul warna, dalam makhluk-makhluk hidup.
Lebih
jauh lagi, mata manusia juga mempunyai struktur yang sesuai untuk tujuan ini.
Alasan tentang kenapa sel-sel struktur yang ada dalam retina mata kita
mengindera tiga warna-warna utama - merah, hijau, dan biru - adalah karena
molekul-molekul pigmen khusus yang dikandungnya. Tugas paling penting yang
dilakukan oleh pigmen-pigmen ini agar kita dapat melihat dunia warna-warni
adalah mengubah energi "warna" dari cahaya menjadi impuls-impuls
syaraf. Ini berarti bahwa semua yang kita kenal sebagai warna adalah hasil
akhir setelah pigmen-pigmen ini mengirimkan panjang gelombang cahaya yang
sampai kepadanya ke otak dalam bentuk impuls-impuls syaraf.11
Energi
cahaya tampak yang berada pada tingkat yang cocok dengan sejumlah tingkat
energi yang diperlukan untuk mengaktifkan molekul-molekul pigmen yang ditemukan
di kulit-kulit makhluk hidup, atau dalam sisik, bulu, atau rambut yang
membungkus kulit mereka, dan dengan demikian warna-warna mereka terbentuk.
Seperti
dapat dilihat, pigmen-pigmen, yang hadir dalam pusat penglihatan dan dalam
badan benda hidup, ada dalam keselarasan yang sempurna dengan sistem-sistem
badan lainnya. Ketiadaan jenis molekul pigmen tertentu atau keberadaannya dalam
jumlah lebih sedikit daripada yang diperlukan dalam pusat penglihatan makhluk
hidup menyebabkannya tidak mampu untuk membedakan warna-warna lingkungan
sekitarnya.
Pertanyaannya
adalah: Bagaimana molekul-molekul khusus ini berkembang dalam kulit makhluk
hidup? Kita dapat memberi satu jawaban atas pertanyaan ini dengan menanyakan
beberapa pertanyaan lanjutan. Apakah makhluk hidup memperoleh warna-warni ini
dengan mengetahui sifat-sifat dari spektrum cahaya khusus yang mencapai bumi,
lalu memilih molekul-molekul pigmen khusus berdasarkan hal itu? Tentulah
kemungkinan terjadinya kebetulan seperti ini adalah nol. Molekul-molekul
spesifik ini telah ditempatkan dalam kulit makhluk hidup melalui rancangan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran. Jelaslah bahwa makhluk hidup tak dapat
melakukan proses seperti itu, tidak juga kebetulan-kebetulan acak akan
menghasilkan pembentukan seperti itu. Keselarasan yang dipertanyakan hanya
satu, yang hanya dapat terjadi karena Dia Yang Berkehendak telah
menciptakannya. Dia yang menjaga agar segala sesuatunya ada dalam keteraturan.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik yang sangat
canggih dengan kekhasannya masing-masing. Segala sesuatu, benda mati atau
makhluk hidup, memiliki pigmen yang cocok baginya. Pigmen-pigmen ini menyerap cahanya
secara selektif menurut struktur molekul mereka. Setiap pigmen tidak sama
reaksinya terhadap cahaya. Oleh karena itu, pigmen-pigmen ini tak dapat memulai
reaksi kimia yang sama dan membentuk warna yang sama.
Kita
bisa mengambil chlorophyll, molekul pigmen yang menyebabkan tamanan
terlihat berwarna hijau, sebagai contoh. Pigmen-pigmen ini menyerap panjang
gelombang tertentu yang datang dari matahari dan memantulkan cahaya dengan
panjang gelombang yang cocok dengan warna hijau. Chlorophyll, molekul
pigmen pada tanaman, memantulkan foton yang terlihat hijau yang disebabkan oleh
panjang gelombangnya. Pada saat yang sama, energi yang mereka terima dari sinar
matahari membuat tanaman-tanaman itu mampu menghasilkan karbohidrat, salah satu
sumber makanan utama bagi seluruh makhluk hidup.12 Molekul pigmen
yang berbeda akan memantulkan warna-warna tertentu pada panjang gelombang
tertentu sesuai dengan sifat-sifat molekul mereka sendiri dan dengan demikian
menyebabkan reaksi kimia yang berbeda.
Ada
banyak jenis pigmen di alam ini. Beberapa contoh kecil sudah cukup untuk
menunjukkan bahwa molekul pigmen telah dirancang khusus untuk kehidupan.
Contoh-contoh
Jenis-jenis Pigmen
Melanin:
Sumber Pelindung Warna
Mata
makhluk hidup cukup sensitif terhadap cahaya dan sangat mudah rusak. Namun
demikian, kita masih dapat dengan aman menatap matahari dan melihat sekeliling
kita, berkat adanya sistem pendukung yang diciptakan Allah secara khusus. Salah
satu dari sistem-sistem pendukung ini adalah suatu kelompok molekul pigmen yang
ada dalam mata.
Sebagaimana
telah banyak diketahui, warna-warna mata makhluk hidup itu berbeda-beda. Yang
memberi mata warna-warna itu, lagi-lagi, adalah pigmen. Melanin adalah salah
satu dari bahan-bahan pigmen yang ada di dalam mata yang memberi warna pada
mata. Pigmen yang sama juga memberi warna pada kulit dan rambut anda.
Betapapun, melanin menyediakan lebih dari sekedar warna. Para peneliti percaya
bahwa melanin, yang terdapat pada mata, memberikan perlindungan terhadap
efek-efek sinar matahari yang dapat merusak, dan peningkatan kualitas
penglihatan. Bahan melanin, solusi alam bagi masalah sinar-sinar berbahaya,
menyerap cahaya yang berenergi lebih tinggi lebih kuat daripada cahaya yang
berenergi lebih rendah. Dengan demikian, ia lebih kuat menyerap ultraviolet
daripada biru, dan menyerap biru lebih kuat daripada hijau.13 Dengan
cara ini, melanin memberikan perlindungan pada lensa mata terhadap ultraviolet.
Ia menyediakan perlindungan yang mendekati optimum pada retina denagn menyaring
warna-warna yang berbeda sebanding dengan kemampuan mereka merusak jaringan
retina - dan dengan demikian mengurangi resiko kemerosotan macular.
Orang
yang lebih banyak memiliki melanin-mata lebih sedikit yang mengalami
kemerosotan macular; orang yang lebih sedikit memiliki melanin-mata
lebih banyak yang mengalami kemerosotan macular. Sekitar 15% dari
persediaan asli melanin kita hilang dari mata saat berumur empat puluh dan 25%
hilang pada usia lima puluh. Melanin memainkan peranan yang kritis dalam
perlindungan mata: ophthalmologist melaporkan bahwa melanin pada mata
mengurangi resiko kemerosotan macular yang berhubungan dengan usia.14
Sebagaimana
dimengerti, setiap fungsi yang dimiliki bahan melanin menunjukkan kepada kita
kekhususan rancangan bahan ini.
Jawaban
atas pertanyaan tentang bagaimana bahan sempurna seperti ini bisa terjadi
adalah bahwa tidaklah mungkin sebuah bahan multi fungsi dengan struktur yang
sempurna seperti ini dapat terjadi secara kebetulan. Allah telah menciptakan
bahan melanin, seperti semua benda-benda lainnya di jagat raya, secara khusus
agar bermanfaat bagi manusia.
Sumber
Warna-Warni yang Cemerlang
Carotenoid
(dan lipochrome) adalah molekul-molekul pigmen, yang dipadukan oleh
tanaman dan memantulkan warna-warna kuning, merah dan oranye. Binatang-binatang
dapat memperoleh pigmen-pigmen ini hanya dengan memakan tanaman-tanaman.
Bunga
karang beracun, crinoidea, mentimun-laut beracun dan beberapa
kerang-kerangan sebagian atau seluruhnya berwarna kuning, merah atau oranye
sebagai hasil dari adanya Carotenoid, yang juga ada pada bagian-bagian
kuning dari sayap kupu-kupu dan juga pada paruh burung-burung. Pada serangga-serangga
tertentu, warna ini dipancarkan oleh kelenjar khusus, yang berwarna kuning atau
merah. Herannya, senyawa-senyawa ini biasanya hijau pupus atau bahkan tidak
berwarna dan hanya menjadi berwarna kuning menyala dalam darah serangga
beracun. Carotenoid bukan hanya
berguna sebagai warna peringatan; pada beberapa serangga pigmen ini bahkan
berubah menjadi senyawa beracun, dan dengan demikian mereka berfungsi ganda,
sebagai senjata dan sebagai tanda.15 Melalui sistem sangat istimewa
yang Allah ciptakan ini, banyak makhluk hidup tetap berkembang.
Sejauh
ini, secara singkat kita telah meneliti sejumlah kecil jenis-jenis pigmen yang
ada di alam. Kesimpulan yang kita peroleh dari tinjauan ini adalah adanya
rancangan sempurna yang tampak dalam pigmen-pigmen, dalam atom-atom yang
membentuk pigmen-pigmen ini dan dalam semua warna yang dihasilkan. Allah,
Pemilik utama rancangan luar biasa ini, Tuhan semesta alam, memperkenalkan
diri-Nya sendiri kepada kita melalui cita rasa seni warna-warni unik yang Dia
ciptakan di alam.
"Maka
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat mamahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukankah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati di dalam dada (Q.S. Al-Hajj 46)
BAHASA
DARI WARNA-WARNA
Sebagaimana
pentingnya warna-warni bagi manusia untuk mengenali lingkungannya, demikian
pula warna-warni itu sangat diperlukan oleh makhluk hidup lainnya untuk
mempertahankan hidupnya.
Makhluk
hidup mempunyai suatu "bahasa warna" yang bekerja berdasarkan cahaya
dan sistem-sistem perasa yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti
yang berbeda bagi setiap makhluk hidup. Agar dapat bertahan hidup, setiap
makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna-warna yang berlaku di habitatnya,
karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi,
bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna ini?
Pertama-tama,
sebagian besar makhluk hidup memerlukan warna-warna untuk memperoleh makanan.
Kedua, warna-warni yang ada pada formasi-formasi seperti kulit, sisik atau bulu
berperan penting untuk kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam
menyerap atau memantulkan panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna
mereka untuk melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Dengan adanya warna-warna
yang berpadu dengan habitat mereka, mereka dapat menyamarkan diri mereka dan
bersembunyi dari musuh-musuh. Kadang-kadang, warna-warna dan pola-pola tertentu
mereka gunakan untuk menakut-nakuti musuh-musuh mereka. Warna-warni juga
membantu binatang untuk mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seeokor burung
betina, misalnya, dapat mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak
dari warna mulut mereka yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat
mengenal ibunya dengan cara yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah
tersedia.16 Sebagaimana yang terlihat dalam contoh-contoh tersebut,
makhluk hidup perlu memahami arti warna-warna agar dapat mempertahankan
hidupnya. Untuk dapat memperoleh pengetahuan ini dengan benar mereka memerlukan
sistem pengindera yang tepat.
Jika
saja mereka tidak memiliki sistem-sistem ini, mereka tak akan dapat mengenali
lingkungan sekitarnya dengan baik atau menjalankan kegiatan vital mereka.
Mereka tidak akan dapat mengenali makanan mereka atau membedakan musuh-musuh
mereka. Oleh karena itu, seperti dalam kasus yang akan dijelaskan kemudian,
mereka akan menonjol dari lingkungan sekitarnya dan menjadi mangsa yang empuk
untuk dibunuh.
Tentu
saja, tidak seorangpun bisa menyatakan bahwa sistem-sistem yang canggih seperti
itu muncul begitu saja karena kebetulan. Setiap sistem, setiap keselarasan,
setiap rancangan, setiap program, setiap rencana, setiap kesetimbangan pastilah
diciptakan oleh seorang perancang. Pastilah ada suatu kehendak dan kekuasaan
yang lebih tinggi yang telah secara sempuna menempatkan keserasian antara
makhluk-makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidup mereka. Pemilik kekuasaan
ini meliputi lingkungan, dan makhluk hidup beserta sistem-sistem yang
digunakannya dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Pemilik kekuasaan ini adalah
Allah, Tuhan semesta alam.
Saat
kita mengamati makhluk hidup, dapat kita lihat betapa terampilnya mereka
menggunakan bahasa warna-warna. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa
warna-warna, yang memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan makhluk
hidup.
Kamuflase
(penyamaran)
Kamuflase
adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh
binatang. Binatang-binatang yang dapat menyamarkan dirinya sendiri memiliki
semacam perlindungan yang dibangun oleh struktur tubuhnya, yang diciptakan
sangat selaras dengan habitat mereka. Tubuh binatang-binatang ini sedemikian
selarasnya dengan lingkungan mereka sehingga saat anda melihat gambar mereka,
hampir tidak mungkin untuk dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau
binatang, atau untuk membedakan antara seekor binatang dengan sebuah tanaman
yang ada dalam suatu lingkungan yang sama.
Makhluk
hidup yang menysuaikan warna mereka menurut lingkungan tempat mereka tinggal
selalu menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian terfokus untuk mencari
jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana suatu makhluk hidup dapat terlihat
sama persis seperti makhluk lain dengan struktur yang sama sekali berbeda.
Pernahkah
terlintas dalam pikiran anda, misalnya, bagaimana seekor kodok, yang anda lihat
saat anda berjalan di kebun, tampak seperti selembar daun, dan kemudian pada
saat terakhir anda harus melompat dan berusaha agar tidak menginjaknya, dapat
memiliki pola-pola dan warna-warna seperti itu? Kamuflase adalah mekanisme
pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang tersamar dalam
lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor
laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dengan mudah dapat
berubah warna sesuai dengan corak merah muda bunga tersebut, pada saat itu pula
jenis laba-laba lain dari spesies yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna
bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning, saat ia memanjat bunga tersebut.
Pada
saat seseorang melihat sebuah dahan, dan menganggap bahwa tidak ada apapun juga
di dahan itu, tiba-tiba saja seekor kupu-kupu terbang dari dahan itu. Kupu-kupu
ini, yang terlihat serupa sekali seperti bagian-bagian daun musim gugur yang
mengering sesaat yang lalu, adalah sebuah contoh sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana
akan dapat dilihat pada halaman-halaman berikut, kemiripan makhluk-makhluk
hidup dengan objek-objek tempat mereka bertengger mencegah musuh-musuh mereka
untuk melihat mereka. Jelaslah bahwa makhluk-makhluk yang dapat menyamar ini
tidak membuat diri mereka sendiri, menurut keinginan mereka sendiri, untuk
terlihat seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Lebih dari itu, mereka
bahkan tidak sadar bahwa mereka terlindung karena kemiripan-kemiripan ini.
Meskipun demikian, mereka melakukan penyamaran dengan sangat terampil seperti
diuraikan dalam semua contoh-contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang
berwarna sama dengan bunga, ular yang berdiri tegak diam bagaikan ranting
pohon, kodok yang menyesuaikan diri dengan warna tanah yang basah, singkatnya,
semua makhluk yang dapat menyamar sendiri adalah bukti bahwa kamuflasi adalah
taktik pertahanan yang khusus diciptakan.
Tak
satupun makhluk hidup dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau karena
kebetulan. Pastilah, Dia Yang melimpahkan kemampuan kepada makhluk hidup untuk
menyamarkan dirinya sendiri, dan menempatkan proses-proses kimia dalam diri
mereka sehingga mereka dapat berubah warna, adalah Allah, Yang Maha Tahu, Yang
Maha Bijaksana.
Teknik-teknik
kamuflase pada reptil
Apa
yang dilakukan oleh reptil untuk melindingi dirinya dari pemangsa-pemangsanya
di rimba belantara? Salah satu cara yang paling mudah bagi makhluk yang
bergerak dengan lambat ini tentu saja dengan menyembunyikan diri. Cara terbaik
untuk bersembunyi adalah dengan penyesuaian kondisi tubuh makhluk-makhluk ini
dengan habitatnya. Bagi banyak binatang, warna-warna dan pola-pola biasanya
berfungsi sebagai penyelamat. Contohnya, di hutan hampir tidak mungkin untuk
melihat dengan jelas seekor Rhino Viper, sejenis ular tropis yang hidup
di hutan hujan Afrika, karena kulitnya dilapisi oleh pola-pola geometris
berwarna biru, merah, kuning, hitam dan putih. Menariknya, warna-warna ular itu
cocok dengan lingkungan tempat tinggalnya. Adanya keterkaitan seperti ini
membangkitkan beberapa pertanyaan di kepala. Bagaimana warna-warna tersebut,
yang demikian selaras dengan lingkungan, muncul? Mungkinkah ini terjadi dengan
sendirinya, atau dihasilkan oleh reptil-reptil itu sendiri?
Jelaslah,
hal itu tidak mungkin terjadi sama sekali. Tidak mungkin seekor reptil
mula-mula menganalisa lingkungannya, lalu memutuskan perubahan apa yang
diperlukan dalam dirinya, dan akhirnya menentukan warna dan pola. Lebih jauh
lagi, sangat tidak logis dan tidak beralasan untuk menyatakan bahwa reptil itu
dapat membangun sebuah sistem dalam tubuhnya untuk melaksanakan reaksi-reaksi
kimia yang diperlukan untuk perubahan itu.
Bahkan
manusia, satu-satunya makhluk dibumi yang dikaruniai akal, tak dapat mengubah
warna bagian-bagian tubuhnya. Dia tidak dapat membuat sistem dalam tubuhnya
yang membawa perubahan seperti tu. Dengan demikian, hanya ada satu penjelasan
tentang warna reptil yang kemiripannya dengan lingkungan sedemikian sempurnanya
sehingga bahkan nuansanya pun tidak berbeda. Pemilik kebijaksanaan dengan keunggulan
tak terbatas yang merancang makhluk hidup ini. Rancangan ini adalah milik
Allah, yang Maha Besar. Dia-lah Allah yang Maha Tahu apa keperluan setiap
makhluk hidup.
Reptil
Penyamar yang Paling Terkenal: Bunglon
Pernahkah
anda lihat seekor bunglon berubah warna menurut lingkungannya? Ini adalah
sesuatu yang layak dilihat. Bunglon memiliki kemampuan yang luar biasa untuk
menyamarkan dirinya sampai-sampai ketangkasannya itu mengherankan semua orang.
Meskipun banyak reptil lain yang mempunyai kemampuan mengubah warna tubuhnya,
tak ada yang mampu melakukannya secepat bunglon.
Bunglon
menggunakan pembawa warna merah dan kuning, lapisan-lapisan putih dan biru, dan
yang paling penting "chromatophores", sel-sel kulit yang
bereaksi terhadap perubahan panas, cahaya dan suasana hati binatang itu.30
Jika anda menaruh seekor bunglon pada tempat yang sangat kuning, misalnya, anda
akan melihat warna tubuhnya dengan cepat menjadi kuning dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Hebatnya lagi, bunglon tidak saja hanya
dapat menyesuaikan diri dengan satu warna, tapi juga dengan tempat yang
memiliki bermacam warna. Rahasia kesuksesan mereka terletak pada sel-sel warna,
yang teletak di bawah kulit sang penyamar ulung ini, yang membesar dan pindah
tempat dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dapatkah
bunglon itu sendiri yang melakukan adaptasi yang sempurna seperti itu?
Bagaimana makhluk-makhluk ini menyatu sampai tak dapat dapat dibedakan dengan
lingkungan tempat tinggalnya, sedangkan bahkan artis yang paling terampil harus
bekerja berjam-jam untuk memperoleh satu warna natural yang ekuivalen?
Jelaslah
tak beralasan untuk menyatakan bahwa seekor bunglon dapat melakukan kegiatan
semacam itu menurut kemauannya sendiri. Pastilah tidak mungkin bagi seekor
reptil untuk menentukan penampilan dirinya, juga tidak mungkin menempatkan satu
sistem dalam tubuhnya untuk mengubah penampilannya. Juga tidak masuk akal untuk
menyatakan bahwa makhluk ini memiliki kontrol pada seluruh sel-sel dan
atom-atom dalam tubuhnya, sehingga mampu melakukan perubahan apapun
sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen yang diperlukan. Juga sama sekali
tidak konsisten dan tak ada gunanya untuk menyatakan bahwa kemampuan luar biasa
semacam itu muncul karena kebetulan. Tak ada mekanisme di alam yang mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan keterampilan sesempurna itu dan kemudian
menyebarkannya kepada mereka yang memerlukannya. Seperti halnya semua makhluk
hidup yang ada di bumi, Allah juga menciptakan bunglon. Allah menunjukkan keunikan
cita rasa seni-Nya kepada kita dalam penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa, Maha
Bijaksana.
"Semua
yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Al-Hadid: 1-2)
Perubahan
Warna Menurut Lingkungannya
Apakah
makhluk hidup hanya menggunakan warnanya untuk mempertahankan diri terhadap
musuh-musuh mereka? Tentu saja tidak. Beberapa binatang juga melindungi diri
dari dingin dan panas melalui
enzim-enzim yang memberi warna pada bulu-bulu yang menutupi tubuhnya.
Pada binatang-binatang yang tinggal di daerah dingin, bulu-bulu pada ujung
kaki, kuping dan hidung, yang merupakan bagian tubuh yang paling sensitif,
berwarna gelap. Bulu-bulu yang berwarna gelap menyediakan lebih banyak energi
panas bagi binatang dan dengan demikian memudahkan mereka untuk munjadi hangat,
persis seperti manusia yang mencoba memanfaatkan matahari sebaik mungkin dengan
mengenakan pakaian berwarna gelap selama musim dingin. Perubahan warna adalah
hal yang sangat biasa terjadi pada binatang-binatang darat. Sebagai contoh,
selama musim panas, bulu rubah yang tinggal di utara berubah menjadi putih,
karena tingginya suhu tubuh mereka. Namun demikian, selama musim dingin, sejalan dengan suhu udara yang menjadi lebih
dingin, suhu tubuh mereka turun dan diperlukan lingkungan yang lebih cocok agar
enzim-enzim dapat bekerja dengan mudah. Untuk itu, selama musim dingin, bulu
rubah dari daerah utara itu menjadi lebih gelap. Kelinci, rubah, musang, dan
kucing kutub yang tinggal di sekitar kutub utara berwarna coklat pada musim
panas dan putih pada musim dingin.
Sementara
beberapa burung menjadi putih sama sekali selama bulan-bulan musim dingin,
mereka mulai berpenampilan baru pada musim semi sesuai dengan warna-warna tanah
dan tumbuh-tumbuhan.
Warna-warna
Sebagai Peringatan
Makhluk
hidup menggunakan warna untuk berbagai tujuan. Salah satu di antaranya adalah
penggunaan warna sebagai peringatan. Beberapa contoh mengenai hal ini akan
diuraikan pada halaman berikut.
Warna-warna
pada burung-burung
Salah
satu ciri terpenting dari bulu burung yang beraneka warna adalah bahwa
bulu-bulu itu bukanlah merupakan struktur hidup. Alasan kenapa sebuah bulu
tidak berubah warnanya sama sekali, bahkan setelah tanggal, adalah karena bulu
yang telah tumbuh dengan sempurna sama sekali tidak hidup.
Kekayaan
keanekaragaman warna pada burung-burung pada dasarnya terjadi karena adanya
pigmen-pigmen dalam bulu-bulu, yang disimpan selama fase awal pertumbuhannya,
atau perubahan cahaya yang terjadi tergantung pada karakteristik struktur
bulu-bulu tersebut.
Karena
formasi ini, yang dibuat dari bahan keratin, akan segera pudar oleh kondisi
lingkungan, mereka diperbaharui secara berkala. Dengan demikian, burung akan
memperoleh kembali bulu-bulunya yang cemerlang setiap saat. Hal ini adalah karena bulu-bulu burung terus
tumbuh sampai mereka sepenuhnya mencapai panjang yang diperlukan, serta
karakteristik warna dan pola untuk jenis tertentu tersebut.
Karena
perbedaan struktur mereka, bulu-bulu dapat memiliki penampilan yang mirip
seperti yang diperoleh oleh sebuah prisma gelas yang memisahkan cahaya menjadi
warna-warna yang berbeda. Warna-warna yang terbentuk melalui pembiasan cahaya
seperti ini lebih menyala dan lebih metalik daripada warna yang diwarnai oleh
pigmen-pigmen. Warna-warna pada bulu-bulu ini bergeser dari biru menjadi hijau,
dan dari oranye menjadi merah. Umumnya, warna-warna hijau, biru, dan metalik
pada burung-burung dibentuk melalui pemantulan dan pembiasan cahaya. Sekalipun
demikian, beberapa warna bulu-bulu berasal dari pigmen-pigmen.39
Ada
tiga jenis pigmen utama pada burung. Yang pertama adalah pigmen melanin
yang menghasilkan hitam, coklat atau kuning kusam, kemudian pigmen lipochrome
yang menghasilkan merah, kuning atau oranye, dan terakhir adalah carotenoids.
Biru, hijau dan beberapa warna terang pada burung lainnya diciptakan oleh
gelembung-gelembung mikroskopik dalam keratin dari bulu-bulu tersebut yang
membiaskan cahaya. Pada sisi lain, bulu-bulu yang menyerap seluruh spektrum
cahaya dan hanya memantulkan wara biru,
menciptakan warna biru pada beberapa burung.40
Hormon-hormon
juga memainkan peranan penting dalam perubahan warna pada burung. Perbedaan
warna antara jantan dan betina pada beberapa spesies disebabkan oleh
hormon-hormon kelamin. Perbedaan warna dan bentuk bulu ayam jantan dan betina,
contohnya, tergantung pada hormon estrogen.
Warna-warna
pada burung-burung sangat penting bagi penyesuaian diri mereka dalam habitatnya
dan juga untuk saling mengenali antara burung jantan dengan betina; bagi
pejantan, juga untuk menarik perhatian betina selama musim berkawin. Selain
itu, pigmen-pigmen yang memberi warna pada bulu-bulu, meningkatkan kekuatan
bulu-bulu, menyimpan energi yang berasal dari matahari serta mencegah masuknya
sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya
ke dalam tubuh.
Kupu-kupu
Pembentukan
warna pada sayap kupu-kupu cukup menarik untuk disimak. Cahaya yang dipantulkan
melalui sisik-sisik pada sayap kupu-kupu membentuk warna-warna yang
"sebetulya tidak ada" akan tetapi menimbulkan suatu keindahan dan
simetri yang luar biasa. Baru saja dikatakan bahwa warna-warna itu
"sebenarnya tidak ada", herankan anda mengapa hal ini bisa terjadi?
Kupu-kupu
terkenal karena keindahan sayapnya, yang permukaannya relatif jauh lebih lebar
daripada bagian dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana terjadinya pola dan
warna yang spektakuler pada sayap kupu-kupu?
Kupu-kupu
memiliki sepasang selaput sayap, yang sebetulnya transparan. Karena sayap ini
diliputi oleh sisik dengan ketebalan yang bervariasi, transparansi selaput
sayap ini menjadi tidak tampak. Sisik-sisik ini meningkatkat kualitas
aerodinamik sayap kupu-kupu, dan memberi warna pada sayap mereka. Sisik-sisik
tersebut, yang demikian lembut dan mudah rusak sampai-sampai sisik-sisik ini
akan jatuh jika disentuh, memiliki ujung tajam yang menancap pada sayap
kupu-kupu. Dengan demikian, sisik-sisik itu akan tetap menempel tanpa
berjatuhan. Setiap sisik-sisik mungil ini, yang kelihatannya seperti atap
sirap, memiliki warna dari pigmen-pigmen kimia atau dari pembiasan cahaya yang
jatuh ke atas strukturnya lalu menghasilkan warna-warni pelangi seperti halnya
gelembung sabun.41 Selain itu juga, penelitian laboratorium telah
menunjukkan bahwa warna yang berbeda tergantung kepada bahan-bahan kimia yang
berbeda. Hasil-samping dari bahan pewarna yang dikenl dengan nama pteridine,
misalnya, menghasilkan warna merah muda, putih, dan kuning yang biasa terlihat
pada kupu-kupu. Melanin, yang merupakan bahwan pewarna paling umum,
terdapat dalam bintik hitam pada sayap.
Menariknya, warna-warna pada sayap kupu-kupu yang sebenarnya tidak selalu
merupakan warna yang terlihat. Contohnya, sisik hijau sebetulnya adalah
campuran dari sisik-sisik hitam dan kuning. Penelitian mutakhir yang dilakukan
tentang sayap kupu-kupu menunjukkan bahwa pigmen-pigmen tersebut terbentuk di
dalam sisik-sisik dan bahwa enzim-enzim yang diperlukan untuk memproduksi
melanin berada pada kulit atas sisik-sisik tersebut.
Bahan-bahan
pewarna bukanlah satu-satunya penghasil warna-warni kupu-kupu yang mudah
berubah ini. Struktur dan susunan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu menyebabkan
terjadinya berbagai perlakuan terhadap cahaya, seperti misalnya pemantulan,
pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan warna-warni yang indah mempesona.
Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempunyai sisik-sisik yang
semi-transparan, dan mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada
bahan-bahan pewarna pada sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik
membuat kupu-kupu tersebut tampak seperti satin.
Permukaan
sisik-sisik pada sayap kupu-kupu Argynnis sedemikian lembeknya sehingga
menghasilkan pantulan keperakan. Pada beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua
baris sisik yang saling menumpuk dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang
berbeda, contohnya, menyebabkan kupu-kupu terlihat biru, bukannya hitam atau
coklat.
Pada
saat kita meneliti struktur sayap kupu-kupu, bahkan hanya dengan memperhatikan
warna-warninya saja, kita akan menemukan banyak keajaiban. Tak diragukan lagi,
adanya keindahan luar biasa seperti itu adalah bukti dari kekuasaan yang agung
dan cita rasa tak terhingga dari Allah, Yang telah menciptakan semua ini.
Perlu
juga diketahui bahwa selain diciptakan sebagai perhiasan, warna-warna dan
pola-pola pada sayap kupu-kupu memiliki banyak fungsi penting lainnya bagi
makhluk ini.
Mata
Palsu Kupu-kupu
Pada
banyak jenis kupu-kupu, terdapat pola-pola bulat berwarna gelap yang
mengingatkan kita pada mata seekor binatang besar. Mata ini, yang lagi-lagi
terdiri atas sisik-sisik berwarna pada sayap, membentuk sebuah mekanisme
pertahanan penting untuk kupu-kupu. Kupu-kupu menutup sayapnya pada saat mereka
beristirahat. Jika mereka bertemu dengan musuh, atau terganggu oleh sentuhan
sedikit saja, sayapnya akan langsung terbuka, kemudian muncullah pada permukaan
sayap itu bintik mata yang besar, terang, dan berwarna kuat. Dengan cara ini, kupu-kupu menyampaikan
peringatannya kepada pemangsa.
Penyamaran
Kupu-kupu
Kemampuan
penyamaran kupu-kupu sama mengesankannya seperti mata palsu mereka. Seolah-olah
kupu-kupu penyamar melihat warna semak-semak, membuat penilaian terhadap
lingkungannya, menganalisanya, kemudian meniru warna semak-semak tersebut
dengan menggunakan warna-warna yang mereka hasilkan dalam sistem-sistem pada
tubuh mereka yang sangat efektif. Sadar akan selera pemangsanya, spesies
lainnya memberi sinyal-sinyal peringatan kepadanya dengan meniru warna-warna
yang menjijikkan pemangsanya dengan memberi kesan bahwa kupu-kupu tersebut akan
terasa tidak enak atau bahkan beracun. Tidaklah mungkin seekor kupu-kupu
melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri. Kita dapat membuat ini lebih jelas
dengan sebuah contoh:
Andaikata
anda mencoba menghasilkan sebuah warna di laboratorium. Jika pengetahuan anda
tentang hal ini hanya sedikit, anda tidak akan dapat mencapai hasil tertentu
seperti yang anda inginkan, walau secanggih apapun peralatan atau fasilitas
laboratorium anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk mencoba memperoleh warna dengan
kualitas seperti yang terdapat pada kupu-kupu, yang menjadi hampir tidak dapat
dilihat dengan menghasilkan warna-warna dan pola-pola yang sama dengan
lingkungannya. Anda bahkan tak akan dapat menghasilkan satu saja warna yang
berarti. Situasinya sedemikian rupa sehingga pastilah akan menjadi pendekatan
yang tidak ilmiah dan tidak rasional untuk menyatakan bahwa sistem yang agung
dalam kupu-kupu ini muncul karena kebetulan tanpa adanya rancangan yang
disengaja.
Dimana
ada sebuah rancangan, tentulah ada perancangnya. Rancangan tak bercela di atas
bumi adalah milik Allah, Yang Maha Pengasih. Menjadi tugas manusia-manusia
berakallah untuk memikirkan ke-Maha Pencipta-an Allah secara detail. Dalam
surat An-Nahl, Allah menyatakan sebagai berikut:
"dan
Dia (menundukkan pula) apa yang telah Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini
dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran" (Q.S.
An-Nahl:13)
Bintik
Hitam yang Menyerap Cahaya
Pada
beberapa jenis kupu-kupu, khususnya pada bagian-bagian sayap mereka yang dekat
dengan badannya, ada bintik-bintik besar berwarna gelap yang terdiri atas
sisik-sisik. Bintik-bintik ini, ditempatkan pada kedua sayap secara simetris,
memiliki fungsi yang sangat penting bagi kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan
bintik-bintik ini untuk mencapai suhu tubuh yang diperlukan untuk terbang.
Bagaimana mereka melakukannya?
Sisik
bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau minimum tergantung kepada
warna mereka. Kita semua telah melihat kupu-kupu membuka dan menutup sayap
mereka di bawah sinar matahari seakan-akan sedang mencoba menemukan sudut
tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap mereka membantu kupu-kupu tersebut,
yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui gerakan ini. Seekor kupu-kupu yang perlu menghangatkan
tubuhnya membuka dan menutup sayapnya sedemikian rupa sehingga sinar matahari
jatuh langsung pada bintik-bintik ini, dan dengan demikian tubuhnya menjadi
hangat.
Kupu-kupu
yang hidup di daerah terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih
terang sedangkan kupu-kupu yang hidup di hutan-hutan memiliki warna yang lebih
gelap.
Beberapa
spesies kupu-kupu Lepidoptera yang tidak memiliki sisik pada sayapnya,
tak dapat memantulkan sinar, dan dengan demikian menjadi transparan. Walaupun
kita dapat melihat kupu-kupu ini pada
saat mereka terbang, namun hampir tidak mungkin untuk menemukannya pada saat
mereka bertengger di suatu tempat. Ini memberikan perlindungan sempurna bagi
kupu-kupu tersebut. Seperti semua makhluk hidup lainnya, kupu-kupu juga telah
diciptakan dengan sistem-sistem yang dapat memenuhi segala keperluan mereka.
Lebih jauh lagi, semuanya ini merupakan sistem yang saling tergantung satu sama
lainnya sehingga yang satu tak dapat ada tanpa kehadiran yang lainnya.
Seperti
semua makhluk di jagat raya, Allah menciptakan kupu-kupu juga dengan semua
detail yang ada pada mereka dan memberkahi mereka dengan semua sistem yang
mereka perlukan.
Warna-warna
di Bawah Laut
Kehidupan
di bawah permukaan laut sangat berbeda dengan kehidupan di darat. Semua aspek
yang berkaitan dengan makhluk-makhluk laut telah diatur sedemikian rupa agar
mereka dapat hidup dalam air semudah mungkin. Manusia tidak dapat melihat dalam
air sebaik ikan, karena mata manusia tidak memiliki ciri-ciri yang
memungkinkannya untuk memperoleh penglihatan yang tajam di bawah air. Mata
manusia tidak memiliki sistem lensa seperti ikan, serta tidak bulat dan keras
seperti mata ikan, sehingga tak dapat melihat setajam penglihatan ikan di bawah
air. Mata manusia juga tidak dapat setepat mata ikan dalam memperkirakan jarak
yang terlihat memendek dalam air akibat pembiasan, karena mata manusia tidak dapat memperkirakan
pembiasan cahaya dalam air.
Allah
telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik yang paling cocok
untuk linkungan tempat tinggalnya. Makhluk-makhluk yang hidup di bawah laut
hanyalah sebagian kecil contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tak
mempunyai sekutu dalam penciptaan dan segala sesuat ada di bawah kekuasaannya.
"…Tak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya allah, Dia-lah
yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana." (Q.S. Al-Imran: 62)
Rancangan
Warna-warni pada Tanaman
Tanpa
melakukan renungan, seseorang tak akan dapat melihat karakterisktik makhluk
hidup yang menakjubkan disekelilingnya. Sepanjang ia tidak berfikir tentang
bagaimana seekor kupu-kupu dengan selaput sayapnya terbang, bagaimana
bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang demikian beraneka ragam,
bagaimana ujung ranting pohon yang tingginya ratusan meter bisa tetap hijau,
seseorang tak dapat memahami seluk-beluk mengenai hal-hal tersebut. Bahkan cita
rasa seni luar biasa yang ada pada sekuntum bunga pun tidak dapat menarik
perhatiannya.
Namun
demikian, sebagaimana telah diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang
sempurna jelas terlihat pada semua makhluk hidup, mulai dari serangga sampai
burung, dari tanaman sampai makhluk laut. Jelaslah sudah bahwa cita rasa seni
ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk hidup.
Mari
kita sejenak berfikir tentang tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayus,
bunga-bungaan dam pepohonan. Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna,
wangi dan rasa yang berbeda, adalah bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam
penciptaan. Setiap tanaman yang anda lihat disekeliling anda atau anta kenal
lewat buku-buku memiliki warna-warna dan pola-pola yang eksklusif untuk
jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses reproduksi yang berbeda,
proporsi nektar yang mereka kandung dan wewangian mereka juga semuanya berbeda.
Marilah kita berfikir tentang bunga mawar. Ada yang merah, putih, kuning,
oranye, merah muda, bertepi putih, dua warna, bahkan mawar dengan warna-warni
yang menyerupai gelombang. Jelaslah, adalah kebutaan yang nyata bagi seeorang
yang melihat semua ini, namun tidak merasakan kekaguman terhadapnya dan tak
melihat kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang Maha Pencipta semua bunga-bunga
ini. Dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada mereka yang gagal menghargai
bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:
"Dan
berapa banyak tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
lalui, sedang mereka berpaling daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka
tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka menyekutukan-Nya." (Q.S. Yusuf: 105-106)
Pernahkah
muncul dalam pikiran anda kenapa tanaman berwarna hijau?
Sebagaimana
telah jelas terlihat, warna-warna yang umum terdapat dalam dunia tanaman adalah
hijau atau nuansa dari warna hijau. Chlorophyll (zat hijau daun) adalah
bahan utama yang menghasilkan warna hijau. Chlorophyll, suatu bahan yang
sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung dalam chloroplasts
yang tersebar dalam cytoplasm sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen ini
menyerap cahaya yang datang dari sinar matahari dengan mudahnya, tetapi hanya
memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga
menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat menentukan,
yang dikenal dengan nama "photosynthesis".
Dalam photosynthesis,
tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi berbagai
warna. Salah satu sifat warna dari sinar matahari yang terpenting adalah bahwa
tingkat energi setiap warna berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan
spektrum, seperti misalnya yang diperoleh dari pembiasan warna-warna dalam
sebuah prisma, memiliki sifat merah dan kuning di ujung yang satu, dan biru dan
ungu pada ujung lainnya. Warna-warna yang tingkat energinya paling tinggi
adalah warna-warna pada ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan
tingkat energi diantara warna-warna sangat penting bagi tanaman, karena mereka
memerlukan sejumlah besar energi untuk melaksanakan photosysthesis. Oleh
sebab itu, selama photosynthesis, tanaman menyerap cahaya matahari pada
tingkat energi tertinggi di dekat ujung ultra violet dari spektrum, yaitu
violet dan biru, dan juga warna-warna yang lebih dekat ujung infra-merah
(panas) dari spektrum, yaitu merah,
oranye dan kuning. Daun melakukan semua proses-proses ini melalui pigmen chlorophyll
yang ada pada chloroplasts.52
Agar
tanaman dapat melakukan photosynthesis, tingkat energi partikel-partikel
cahaya yang diserap oleh chlorophyll haruslah mencukupi. Proses photosynthesis
dimulai saat tanaman, dengan energi yang diterimanya dari partikel-partikel
sinar, memecah molekul-molekul air menjadi molekul-molekul oksigen dan
hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk
membentuk getah tanaman, yang merupakan kebutuhan dasar tanaman agar dapat
melangsungkan hidupnya. Dengan kata lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri.
Di sisi lain, oksigen yang tak terpakai,
dilepaskan ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfir yang kita
gunakan untuk bernafas diproduksi dengan cara seperti itu.
Sebagai
hasil proses photosysnthesis pada tanaman, mereka menghasilkan
karbohidrat, salah satu dari sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain.
Bahan-bahan yang diproduksi selama proses photosynthesis sedemikian
pentingnya baik bagi tanaman itu sendiri, maupun bagi binatang dan manusia, karena
tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana
telah kita lihat, selain memperlihatkan penampilan yang elok, warna hijau pada
tanaman juga sedemikian menentukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan makhluk
hidup lainnya. Allah menciptakan bahan chlorophyll sebagai sumber
makanan bagi tanaman dan semua makhluk hidup lainnya.
Bagaimana
Terjadinya Warna-warni yang berbeda pada Tanaman?
Seperti
telah disinggung sebelumnya, warna yang dipantulkan oleh setiap objek tergantung
kepada molekul pigmen yang dimiliki oleh objek tersebut. Molekul pigmen dasar
pada tanaman-tanaman hijau adalah bahan "chlorophyll" seperti
dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen-pigmen yang menghasilkan
warna-warna lain pada tanaman, dan jenis-jenis pigmen yang berbeda ini
membentuk keanekaragaman warna yang luar biasa seperti yang kita lihat pada
tanaman.
Sebagai
contoh, selain chlorophyll, juga ada pigmen-pigmen carotenoid
pada tanaman. Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang telah kita uraikan dengai
rinci sebelumnya, adalah kuning dan memberi warna pada bonggol jagung, lemon, goldenrod
dan bunga matahari. Carotenoid- carotenoid lain jauh lebih merah
daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar, dan wortel. Carotenoid-
carotenoid juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya:
kenapa dedaunan tidak terlihat merah, kuning atau oranye akan tetapi hampir
semuanya berwarna kehijauan? Alasannya adalah karena warna hijau pada chlorophyll
sedemikian kuatnya sehingga warna lain tidak dapat terlihat.53
Namun
demikian, perubahan terjadi pada musim gugur. Karena siang hari semakin pendek,
tanaman berhenti membuat chlorophyll, dan kekuatan pigmen yang
menghasilkan warna hijau berkurang, dan akibatnya warna hijau pada daun
memudar. Carotenoid, sekarang jadi terlihat, membuat daun
berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga
pada musim gugur, sekelompok pigmen yang bernama "anthocyanins" terbentuk pada lapisan terluar
daun-daun tertentu. Pigmen-pigmen ini, yang berwarna merah terang dan biru, bergabung
dengan yang lainnya untuk memberi warna-warni merah tua dan ungu pada daun
seperti yang kadang-kadang kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen yang memberi warna pada
tanaman diatur dalam DNA tanaman tersebut. Untuk itu, suatu spesies tanaman memiliki
karakteristik yang sama dimanapun ia berada di muka bumi. Contohnya,
dimana-mana di dunia ini warna buah jeruk sama; bentuk dan struktur kulit
buahnya juga sama. Warna selaput transparan, yang terletak didalam kulit jeruk
tersebut, dan yang membentuk kantung-kantung kecil berisi air gula wangi
berwarna oranye, tidak pernah berubah dimanapun di dunia ini. Pisang berwarna
kuning dimana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga mawar, violet, dan
anyelir semuanya sama warnanya dimanapun mereka berada. Kemana pun anda pergi
di dunia ini, anda tidak akan
melihat strawberry
yang tumbuh alami dengan warna yang berbeda. Dimanapun di dunia ini, DNA
strawberry mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi strawberry
seperti yang kita kenal. Warna, bau dan
rasa strawberry selalu sama. Ini adalah sesuatu keteraturan yang unik dan tak
ada duanya. Jelaslah sudah, tidak mungkin dapat dikatakan bahwa sebuah sistem
seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya yang berlaku di
seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah anda memikirkan bagaimana terjadinya warna
yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman meskipun mereka semua tumbuh di
tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Rad, Allah menunjukkan kepada kita bahwa
kenyataan bahwa meskipun disirami dengan air yang sama, muncul berbagai tanaman
pertanian dari tanah:
"Dan
di bumi terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, dan pohon-pohon kurma, yang berumpun dan yang tidak berumpun,
disirami dengan air yang sama. Dah Kami melebihkan sebahagian atas
tanaman-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang berfikir." (Q.S. Ar-Rad:4)
Sebagaimana
telah Allah tunjukkan kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat
sayur-mayur dan buah-buahan di sekeliling kita, betapa berbedanya
tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang sama. Sebagai contoh, mari kita
lihat buah-buah melon, semangka, kiwi, pisang, cherry, terung-terungan, tomat,
anggur, peach, dan kacang hijau. Saat anda mengupas kulit pisang yang berwarna
kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning muda dengan keharuman tiada
tara. Sebuah apel yang merah, hijau atau kuning memiliki kulit yang halus
mengkilat. Manusia tidak dapat meniru kualitas rasa dan bau, sebuah aroma yang
khusus padanya, juga tak dapat meniru jusnya yang manis.
Kemudian,
pertanyaan akan muncul pada diri seseorang: bagaimana semua bunga-bungaan,
pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna
yang berbeda meskipun mereka tumbuh dari tanah kering yang sama? Ini adalah
bukti dari pengetahuan Allah yang tak terbatas dan penciptaan yang
dilakukan-Nya tanpa ada model semacam itu sebelumnya. Tidaklah mungkin bagi
manusia untuk menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan oleh
manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang ada di alam. Namun demikian, Allah
adalah Asal dari segala sesuatu, dan penciptaan semua warna yang melukiskan
makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah kepunyaan-Nya. Cita rasa seni Allah
dalam penciptaan tiada taranya. Salah satu dari Asma-ul-Husna, Yang Maha Kuasa,
adalah Al-Musawwir - Seorang yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk
yang berbeda-beda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling
sempurna.
"Dia-lah
Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih hanya kepada-Nya apa yang ada di langit
dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S.
Al-Hasyr:24)
Warna-warna
dan penampilan semua tanam-tanaman di muka buni telah diciptakan sedemikian
rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada
keanekaragaman warna yang tiada taranya. Sebaliknya, saat kita berfikir tentang
bunga-bungaan dan pepohonan lagi-lagi kita melihat penampilan estetis dan
keanekaragaman warna yang sama.
Dapat
juga ditemui adanya rancangan warna dan pola yang sama sekali tiada duanya pada
bunga-bungaan. Masing-masing dari ratusan ribu jenis bunga-bungaan telah dilengkapi dengan
karakteristik-karakteristik tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat
ini, wangi-wangian, pola-pola dan warna-warna yang dihasilkan manusia semuanya
adalah tiruan dari aslinya di alam. Contohnya, warna ungu daun bunga violet,
yang lembut bagaikan beludru, serta kelembutan permukaan daun-daunnya tiada
taranya. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga violet,
tetapi suatu kualitas yang serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan
pendekatan seperti ini, tak peduli tanaman macam apaun yang kita teliti di muka
bumi, kesimpulan yang akan kita dapatkan
adalah bahwa semua itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, Yang tak ada sekutu
bagi-Nya dalam penciptaan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia denagn
rasa, harum warna dan bentuk yang berbeda-beda. Yang menjadi tugas kita adalah
untuk memikirkan tanda-tanda yang Allah ciptakan dan bersyukur kehadirat-Nya.
KESELARASAN DAN SIMETRI:
SEBUAH TOPIK YANG TAK DAPAT DIJELASKAN OLEH EVOLUSI
Di
bumi tempat kita tinggal, dan lebih luas lagi, di alam semesta tempat bumi ini
berada berlaku keselarasan yang agung.
Bahkan hanya dengan melihat keluar jendela, kita lihat demikian banyak contoh
keselaransan ini. Keteraturan dan simetri yang sempurna jelas tampak pada awan,
langit, pepohonan, bunga-bungaan, binatang dan contoh-contoh lainnya.
Ketika
kita melihat alam, kita lihat bahwa setiap tanaman dan setiap binatang memiliki
warna dan pola tertentu yang ekskusif
bagi jenis mereka sendiri. Lebih jauh lagi, masing-masing warna-warna dan
pola-pola ini memiliki arti yang berbeda bagi makhluk hidup: sebuah undangan
untuk berkawin, ekspresi agresi, peringatan terhadap bahaya dan banyak lagi
konsep-konsep serupa memperoleh arti diantara binatang-binatang melalui
kemampuannya mengindera warna-warna dan pola-pola.
Teori
evolusi, yang menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan yang
acak, telah menemui jalan buntu yang disebabkan oleh cita rasa seni,
keanekaragaman warna dan keselarasan yang terpampang di alam. Charles Darwin,
penemu teori dalam bentuk yang kita miliki saat ini, juga harus mengakui
situasi yang ia hadapi, yang disebabkan oleh bukti-bukti adanya desain pada
makhluk hidup. Darwin menyatakan bahwa dia tak dapat mengerti mengapa
warna-warni makhluk hidup memiliki arti tertentu:
"Kesulitan
yang aku hadapi adalah, kenapa ulat kadang-kadang sedemikian indahnya dan
berwarna artistik? Melihat bahwa banyak makhluk yang berwarna tertentu untuk
mengindari bahaya, sulit bagiku untuk dapat menghubungkan warna terang mereka
pada kasus lainnya hanya kepada kondisi fisik. Jika ada seseorang yang tidak
setuju pada pernyataan bahwa kupu-kupu jantan telah dibuat indah karena seleksi
seksual, dan kemudian bertanya kenapa kupu-kupu itu tidak dibuat indah
sebagaimana halnya ulat mereka, apa jawabanmu? Aku tidak dapat menjawabnya akan
tetapi aku harus tetap mempertahankan pendapatku."55
Lagi-lagi
Charles Darwin mengungkapkan konflik dengan teorinya sendiri yang ia hadapi
sebagai berikut:
"Aku
menilai kasus ikan-ikan jantan pengeram berwarna terang, dan kupu-kupu betina
yang sangat menyala, hanya untuk menunjukkan bahwa satu jenis kelamin mungkin
dibuat menyala tanpa perlu ada perpindahan keindahan kepada jenis kelamin lain;
dalam kasus ini Aku tidak dapat menganggap bahwa keindahan pada jenis kelamin
yang lain dihentikan oleh seleksi."56
Jelas
tidaklah mungkin warna-warni, keteraturan dan simetri di alam terjadi karena
seleksi alam. Pada titik ini, ada gunanya untuk melihat lebih dalam apa yang
dinamakan dengan konsep "seleksi alam", yang dikemukakan oleh teori
evolusi Darwin. Sebagaimana telah diketahui secara luas, seleksi alam adalah
salah satu dari mekanisme-mekanisme khayal teori evolusi. Teori ini menyatakan
bahwa mereka yang paling sesuai dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup,
sedangkan mereka yang lemah dan tidak sesuai dengan kondisi lingkungannya akan
punah. Menurut peryataan-pernyataan para evolusionis, perubahan yang mempunyai
akibat menguntungkan terjadi pada salah satu anggota spesies melalui mutasi
acak pada gen-gen mereka. Makhluk itu dipilih dari semua yang lain pada spesies
tersebut melalui mekanisme mempertahankan hidup dari yang paling sesuai, dan
dengan demikian yang semula adalah sebuah mutasi acak lalu ditransferkan dalam
jumlah yang lebih banyak kepada generasi berikutnya.
Pastilah
tidak mungkin bagi warna-warni, pola-pola dan simetri pada pola-pola dari
makhluk hidup tercipta melalui mekanisme semacam itu. Ini adalah fakta yang
sangat jelas. Meskipun ia adalah penemu teori tersebut, Darwin sendiri harus
mengakui bahwa mekanisme khayal selelsi alam tersebut tidak mungkin dapat
menjadi penyebaba keteraturan seperti itu. Juga, J. Hawkes mempertanyakan
ketidakberartian seleksi alam dalam artikel yang ia tulis "Sembilan
Misteri Alam yang tak Terpecahkan", dipublikasikan dalan majalah New
York Times dengan menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam mempercayai
bahwa keindahan yang mempesonakan pada burung, ikan, bunga-bungaan dan
sebagainya terjadi karena seleksi alam. Lebih jauh lagi, dia mengajukan
pertanyaan apakah mungkin kesadaran manusia itu adalah hasil dari mekanisme
seperti itu. Dalam artikelnya, akhirnya, ia menyimpulkan bahwa pikiran manusia
yang menghasilkan berkah peradaban, dan imajinasi kreatif yang hidup selamanya
seperti buah pikir Socrates, Leonardo da Vinci, Shakespeare, Newton dan
Einstein tidak mungkin adalah merupakan hadiah dari hukum rimba yang dinamakan
"perjuangan untuk mempertahankan hidup" bagi kita.57
Sebagaimana
telah dipahami dari pengakuan para evolusionis, mereka tahu bahwa teori mereka
sedang dalam keadaan kritis. Tidaklah beralasan untuk mempertahankan ide bahwa
sebuah sel, yang dianggap terjadi secara kebetulan sebagai hasil dari kilat dan
hujan di muka bumi, dalam perjalanan waktu lalu berubah menjadi makhluk hidup
beraneka warna. Anggaplah, sebagai contoh, seorang ilmuwan mengambil sebuah sel
tunggal dari sebuah bakteri, lalu menyediakan kondisi laboratorium yang paling
cocok, menggunakan semua peralatan yang
diperlukan, mengeluarkan upaya yang mengakibatkan sel ini berwvolusi setelah
jutaan tahun (meskipun ini tidak mungkin, anggaplah ini dapat terjadi); apa
yang akan ia peroleh pada akhirnya? Akankah ia dapat mengubah sebuah bakteri
menjadi burung merak dengan warna-warninya yang mempesona, atau menjadi seekor
macan tutul dengan pola-pola sempurna pada kulitnya, atau menjadi bunga mawar
dengan kelopak yang merah seperti beludru? Tentu saja, orang yang memiliki
intelegensi tidak akan dapat membayangkan hal seperti itu atau membuat
peryataan seperti itu. Walaupun demikian, inilah tepatnya pernyataan dari teori
evolusi.
"Warna",
Jalan Buntu dari Evolusi
Mari
kita uji kebenarannya dengan sebuah contoh, bahwa tidaklah mungkin warna-warna
pada makhluk-mkhluk hidup dan sistem-sistem perubahan warna terjadi karena
seleksi alam. Ambillah bunglon sebagai contoh. Bunglon adalah binatang yang
mampu menyesuaikan diri dengan warna-warna yang ada pada lingkungannya dan
mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna sekitarnya. Saat bertengger pada
daun yang berwarna hijau, mereka berwarna hijau, saat bergerak ke dahan yang
coklat, kulit mereka dengan singkat berubah menjadi coklat. Mari kita renungkan
bersama bagaimana proses perubahan warna ini terjadi.
Makhluk
hidup mengubah warnanya sebagai suatu akibat dari proses-proses sangat kompleks
yang terjadi dalam tubuhnya. Tidaklah mungkin bagi seseorang untuk mengubah
warna baik dirinya sendiri maupun warna makhluk hidup lainnya, karena tubuh
manusia tidak dilengkapi dengan sistem-sistem yang tepat untuk kegiatan
tersebut. Juga tidaklah mungkin bagi seorang manusia untuk mengembangkan sistem
seperti itu sengan sendirinya karena ini bukanlah seperti sebuah peralatan yang
dapat dikembangkan dan dipasang. Singkatnya, agar makhluk hidup dapat mengubah
warnanya, sangat penting bagi makhluk ini untuk dilahirkan dengan mekanisme
pengganti warna tersebut.
Mari
kita berfikir tentang bunglon pertama yang ada di bumi. Apa yang terjadi jika
makhluk ini tidak memiliki kemampuan mengubah warnanya? Pertama-tama, bunglon
ini akan menjadi mangsa empuk karena ia tak dapat bersembunyi. Selain itu,
karena ia dapat dikenali dengan mudah, ia akan mengalami kesulitan untuk
berburu. Akibatnya, seekor bunglon yang tak memiliki mekanisme pertahanan lain
tersebut akan mati atau kelaparan dan, setelah beberapa waktu, menjadi punah.
Namun demikian, kehadiran bunglon di dunia saat ini membuktikan bahwa kejadian
seperti itu tidak pernah terjadi. Dengan demikian, bunglon-bunglon tersebut
telah memiliki sistem sempurna itu sejak pertama kali mereka muncul di muka
bumi.
Evolusionis
menegaskan bahwa bunglon-bunglon telah mengembangkan sistem ini dengan
berjalannya waktu. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertanyaan dalam pikiran
kita: kenapa bunglon-bunglon ini memilih untuk mengembangkan sistem yang
kompleks, seperti perubahan warna, bukannya mekanisme pertahanan lain yang
lebih mudah? Kenapa ia memilih perubahan warna padahal ada banyak jenis
mekanisme pertahanan? Bagaimana terbentuknya mekanisme seperti itu, yang
menyediakan semua proses kimia yang diperlukan untuk mengubah warna, pada bunglon?
Mungkinkan seekor reptil untuk memikirkan mekanisme seperti ini dan kemudian
mengembangkan sistem-sistem yang diperlukan dalam tubuhnya? Selain itu,
mungkinkah seekor reptil untuk menuliskan informasi yang diperlukan untuk
mengubah warna dalam DNA yang ada pada sel-sel tubuhnya?
Tak
dapat dibantah lagi, hal itu tidak mungkin terjadi. Kesimpulan yang bisa
ditarik dari jawaban-jawaban yang diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan di atas
hanya ada satu dan akan selalu sama:
tidaklah mungkin bagi makhluk hidup untuk mengembangkan sistem yang
demikian kompleks yang memungkinkan dirinya untuk mengubah warna tubuhnya.
Tidak
hanya sistem-sistem pengubah warna, tapi juga keanekaragaman warna dan pola
pada makhluk hidup patut memperoleh perhatian. Tidaklah mungkin bagi
warna-warna terang pada burung nuri, warna yang beraneka ragam pada ikan,
simetri pada sayap kupu-kupu, pola-pola mempesonakan pada bunga-bungaan dan
warna-warna pada makhluk hidup lain untuk dapat terbentuk dengan sendirinya.
Pola-pola, warna-warna dan gambar-gambar yang sedemikian sempurnanya, yang
kegunaannya sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, adalah bukti
penciptaan yang nyata. Jelaslah bahwa ada rancangan unggul pada pembentukan
warna-warna di sekeliling kita.
Marilah
kita buat hal ini menjadi jelas melalui sebuah contoh: katakanlah bahwa kita
sedang merancang sebuah produk yang terdiri dari bujursangkar-bujursangkar.
Bahkan untuk menggambar satu dari bujursangkar-bujursangkar itu, kita perlu
melakukan sedikit perhitungan dan memastikan bahwa keempat sisinya lurus, sama
dan bujursangkar itu bersudut 90 derajat pada pojok-pojoknya. Kita hanya dapat
menggambar sebuah bujursangkar setelah membuat beberapa perhitungan dan
penyesuaian. Sebagaimana dapat terlihat, bahkan untuk menggambar satu bujur
sangkar saja kita memerlukan pengetahuan dan keterampilan.
Mari
kita terapkan argumen yang sama pada makhluk-makhluk hidup di sekitar kita dan
merenungkannya. Ada keselarasan, keteraturan dan perencanaan yang sempurna pada
makhluk hidup. Seseorang yang mengakui diperlukannya pengetahuan dan
keterampilan dalam menggambar bujursangkar sederhana, akan langsung mengerti
bahwa asal mula keteraturan, keselarasan, warna-warna dan rancangan-rancangan
di jagat raya juga adalah hasil dari pengetahuan dan keterampilan yang tak
terhingga batasnya. Oleh karena itu tidaklah beralasan atau memiliki dasar
ilmiah untuk menyatakan bahwa suatu sistem seperti jagat raya ini muncul begitu
saja. Allah, Yang Maha Kuasa, telah menciptakan seluruh jagat raya. Allah-lah yang
mendandani segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sangat indah.
Simetri
di Alam Tidak Mungkin Bermula secara Kebetulan
Salah
satu hal paling menyolok yang menghasilkan keselarasan di jagat raya adalah
simetri. Makhluk-makhluk hidup memiliki struktur-struktur yang simetris. Segala
sesuatu yang kita lihat di alam, biji misalnya, buah atau daun yang kita amati
akan menunjukkan kesimetrisan dalam strukturnya. Ambillah sebuah tanaman
berdaun lebat. Daun-daun mengelilingi tubuh tanaman seperti sebuah spiral. Ini
adalah salah satu bentuk simetri.
Sejalan dengan itu, keteraturan yang dapat teramati biasa terdapat pada
susunan butir-butir dalam sebuah biji dan dalam rancangan barik-barik pada
daun.
Sayap
kupu-kupu adalah contoh lain dari simetri di alam ini. Pada kedua sayap
kupu-kupu terdapat nuansa warna dan pola-pola yang sama. Sebuah pola pada salah
satu sayap juga ada pada sayap lainnya tepat pada tempat yang sama.
Kita
dapat melihat banyak contoh simetri yang lain di sekitar kita, dan sedikit
diantaranya telah dirangkum dalam uraian di atas. Namun demikian, yang penting adalah bahwa ada
kesimpulan bersama yang dapat ditarik dari semua contoh yang diberikan. Ada
keteraturan yang tak ada bandingannya, atau lebih tepatnya, cita rasa seni yang
sangat indah terpampang pada makhluk hidup. Salah satu bukti-bukti terbesar
dari fakta bahwa jagat raya ini sama sekali tidak mungkin dapat terjadi karena
kebetulan adalah keteraturan dan cita rasa seni yang halus ini. Dalam bukunya
yang berjudul "The Theory of Evolution and Bigotry", Prof.
Cemal Yildirim menyatakan fakta ini meskipun ia sendiri adalah seorang
evolusionis:
"Sangat
tidak meyakinkan untuk menghubungkan keteraturan pada makhluk hidup ini, yang
kelihatannya memiliki kegunaan-kegunaan tertentu, dengan kebetulan".58
Allah
telah menciptakan segala sesuatu di jagat raya dalam keteraturan yang lebih
besar. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan." (Q.S. Al Baqarah: 163-164)
KESIMPULAN
Saat
seseorang yang bijak dan bersungguh-sungguh mengamati sekelilingnya, dengan
segera ia akan melihat bukti-bukti penciptaan. Yang demikian ini terjadi karena
Allah telah menciptakan segala sesuatu bagi kita untuk mengenal-Nya dan
merenungkan segala yang telah Ia ciptakan.
Bagi
seseorang yang telah memiliki pengertian ini, akan sama sekali tidak masuk akan
untuk menyatakan bahwa kesetimbangan sedemikian rumit yang telah membentuk
kehidupan dapat hadir begitu saja karena "kebetulan". Setiap bagian
yang bekerja saling bergantung satu sama lainnya dalam membentuk keteraturan
ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses secara keseluruhan.
Warna-warna makhluk hidup, yang benjadi bahan kajian dalan buku ini, adalah salah
satu komponen terpenting dari keteraturan di jagat raya.
Sebagaimana
terlihat dalam contoh-contoh yang telahdiberikan sejauh ini, warna-warna,
pola-pola, bintik-bintik, dan bahkan garis-garis pada makhluk-mkahluk di alam
memiliki arti sendiri. Warna-warna yang kadang-kadang digunakan sebagai cara
untuk berkomunikasi, kadang-kadang sebagai peringatan bagi pemangsa, sangat
penting bagi mahluk-makhluk hidup. Sedemikian pentingnya sehingga terangnya
atau gelapnya corak warna makhluk itu, dan bahkan arah garis-garisnya telah
ditentukan secara khusus.
Penglihatan
yang waspada akan segera melihat bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi juga
segala rupa yang lainnya di alam ada sebagaimana seharusnya, setiap makhluk dan
benda ada pada tempat yang paling tepat baginya. Lebih jauh lagi, ia akan
mengerti bahwa semua ini telah diberikan untuk melayani manusia. Warna birunya
lagit yang menyegarkan, penampilan cemerlang bunga-bunga, pepohonan dalam warna
hijau terang, padang rumput, bulan yang menerangi bumi dalam kegelapan,
bintang-bintang dan semua keindahan lainnya yang tak dapat kita hitung adalah
perwujudan dari cita rasa seni Ilahi.
Allah
telah menciptakan jagat raya dan semua yang hidup dan mati di dalamnya tanpa
cela sama sekali. Allah memiliki kekuasaan atas segala sesuatu; Dia-lah yang
Maha Kuasa.
"(Yang
memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia.
Dia adalah pemelihara segala sesuatu." (Q.S.
Al-An'am: 102)
Setelah
semua subjek yang diuraikan dalam buku ini, yang menjadi tugas bagi mereka yang
telah memahami Keagungan cita rasa seni Ilahi yang tak ada batasnya ini, adalah
bergerak menuju pemilik sejati semua keindahan ini dan mengarahkan hidupnya hanya
untuk memperoleh ridha-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar