HARUN YAHYA
Perpustakaa n Nasional RI: data katalog dalam terbitan (KDT)
Yahya, Harun
Keajaiban Desain di Alam / Yahya Harun; alih bahasa,
Fajariska… (at al.); editor, Catur Sri Herwanto. – Jakarta :
Flobal Cipta Publishing, 2002
Judul asli: Design in Nature
ISBN 979-96943-1-0
Judul Asli:
Design in Nature
Design in Nature
Penulis :
Harun Yahya
Harun Yahya
Penerbit:
Al-Attique Publishers Inc.
Al-Attique Publishers Inc.
Judul Terjemahan :
Keajaiban Desain di Alam
Keajaiban Desain di Alam
Alih Bahasa:
Nurjannah, dkk.
Nurjannah, dkk.
Editor:
Catur Sriherwanto, Yelvi Andri Z.
Catur Sriherwanto, Yelvi Andri Z.
Penerbit:
Globalmedia
Cipta Publishing
Komplek Golden
Plaza Fatmawati A/32 Lt.
3
Jl. Raya Fatmawati Jakarta 12420
Telp. (021) 766 5936, 7590 1062 Fax. (021) 7590 3902
Jl. Raya Fatmawati Jakarta 12420
Telp. (021) 766 5936, 7590 1062 Fax. (021) 7590 3902
Cetekan Pertama, Rajab 1424 H, September 2003 M
daftar Isi
PENDAHULUAN
KEAJAIBAN RANCANGAN PADA KEMAMPUAN TERBANG
SERANGGA
BURUNG: MESIN TERBANG YANG SEMPURNA
SISTEM KOMUNIKASI DAN PENENTUAN TEMPAT
SISTIM BERENANG REAKSI
KELOMPOK RAYAP DAN SISTIM PERTAHANAN KIMIAWI
DARAH: CAIRAN KEHIDUPAN
RANCANGAN DAN PENCIPTAAN
CATATAN-CATATAN
PENDAHULUAN
Mari kita pikirkan sejenak mengenai aspirin, Anda
akan langsung mengingat tanda di tengah tablet. Tanda ini dirancang untuk
menolong konsumen yang hanya menggunakan setengah dosis. Setiap produk yang
kita lihat di sekitar kita, meskipun tidak sesederhana aspirin, dibuat dengan
desain atau rancangan tertentu, mulai dari kendaraan yang kita pakai untuk
bekerja, hingga remote control televisi.
Desain atau rancangan, secara singkat berarti
gabungan yang selaras dari berbagai bagian dalam bentuk yang teratur yang
dirancang untuk tujuan tertentu. Dari pengertian ini, kita tidak akan sulit
menerka bahwa sebuah mobil adalah suatu rancangan. Ini karena terdapat tujuan
tertentu, yaitu untuk mengantarkan manusia dan barang. Untuk mewujudkan tujuan
ini, berbagai bagian seperti mesin, ban dan rangkanya direncanakan dan dirakit
di sebuah pabrik.
Akan tetapi,
bagaimana halnya dengan makhluk hidup? Dapatkah seekor burung beserta cara
terbangnya disebut sebagai rancangan pula? Sebelum memberi jawabannya, mari
kita ulang penilaian kita dalam contoh mobil tadi. Tujuan burung, dalam hal
ini, adalah untuk terbang. Untuk tujuan ini, tulang yang berbobot ringan,
berongga, serta otot-otot dada yang kuat yang menggerakkan tulang-tulangnya
digunakan bersama dengan bulu-bulu yang mampu mempertahankan kedudukannya di
udara. Sayap terbentuk dengan sifat aerodinamis dan metabolisme tubuhnya
sejalan dengan kebutuhan burung untuk memperoleh tingkat tenaga yang tinggi.
Jelaslah bahwa burung merupakan hasil dari rancangan tertentu.
Jika kita tinggalkan sementara pengamatan kita
atas burung dan menelaah bentuk lain dari kehidupan, maka kita akan menemui
kenyataan yang sama. Di setiap makhluk, terdapat contoh-contoh rancangan yang
sangat sempurna. Jika kita telaah lebih jauh, kita menemukan bahwa diri kita
sendiri pun merupakan bagian dari rancangan itu sendiri. Tangan Anda yang
memegang halaman-halaman buku ini memiliki kemampuan yang tidak bisa disamai
oleh tangan robot mana pun. Mata Anda yang membaca baris demi baris buku ini
memungkinkan penglihatan dengan pusat pandangan yang oleh kamera terbaik di
dunia ini pun tidak mampu tercapai.
Oleh sebab itu, kita sampai pada kesimpulan
penting ini: seluruh makhluk di alam, termasuk diri kita, merupakan suatu
rancangan. Hal ini, pada gilirannya membuktikan keberadaan Sang Pencipta, Yang
merancang semua makhluk dengan kehendak-Nya, memelihara seluruh ciptaan-Nya, dan
memiliki kekuasaan dan kebijaksanaan yang mutlak.
Namun, semua kenyataan ini ditolak oleh teori
evolusi yang dirumuskan pada pertengahan abad ke-19. Teori ini, yang
dikemukakan dalam buku karya Charles Darwin On the Origin of Species menilai
bahwa semua makhluk berevolusi melalui rangkaian kejadian kebetulan dan berubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Menurut dalil dasar dari teori ini, semua bentuk
kehidupan melalui perubahan demi perubahan kecil yang acak. Jika perubahan acak
ini memperbaiki suatu bentuk kehidupan, maka bentuk kehidupan itu akan
mendapatkan kelebihan atas bentuk yang lain, yang pada gilirannya diturunkan
kepada keturunan-keturunan selanjutnya.
Alur cerita ini telah bertahan sekitar 140 tahun
seolah-olah sangat ilmiah dan meyakinkan. Ketika ditelaah dengan sebuah
mikroskop yang lebih tajam dan ketika dibandingkan dengan contoh-contoh
rancangan makhluk hidup, teori Darwin melukiskan gambaran yang sangat berbeda,
yakni, penjelasan Darwin tentang kehidupan tidak lebih dari lingkaran setan
yang menyalahi kehidupan itu sendiri.
Pertama,
mari kita pusatkan perhatian pada perubahan acak. Darwin tidak mampu memberikan
sebuah pengertian yang utuh tentang pandangan ini karena kurangnya ilmu sifat
keturunan (genetika) di masanya. Para pendukung teori evolusi (evolusionis)
yang sepakat dengannya menyarankan pemikiran tentang “mutasi.” Mutasi merupakan
suatu pemutusan, penempatan, atau pergeseran gen (sifat keturunan) makhluk
hidup yang terjadi secara kebetulan. Padahal, dan ini yang terpenting, tak ada
satu mutasi pun dalam sejarah yang terbukti memperbaiki keadaan suatu informasi
genetik makhluk hidup. Hampir semua kejadian mutasi yang dikenal dapat
melumpuhkan atau membahayakan makhluk tersebut, sementara lainnya tidak
berakibat apa-apa. Karena itulah, berpikir bahwa suatu makhluk bisa membaik
melalui mutasi sama halnya dengan menembak dalam keramaian dan berharap bahwa
luka yang disebabkannya akan memunculkan manusia yang lebih baik dan lebih
sehat. Ini jelas omong kosong.
Karena
penting, dan bertentangan dengan semua data ilmiah, meskipun kita beranggapan
bahwa mutasi tertentu bisa benar-benar memperbaiki keadaan suatu makhluk,
ajaran Darwin (Darwinisme) tetap tidak mampu diselamatkan diri dari
keruntuhannya yang tak terelakkan. Alasannya adalah sebuah pandangan yang
disebut “kerumitan tak tersederhanakan (irreducible complexity).” Maksud
dari pemikiran ini adalah bahwa sebagian besar sistem dan alat tubuh makhluk
hidup bekerja karena berbagai bagian-bagian mandiri yang bekerja bersama,
sehingga hilangnya atau berhentinya satu bagian saja dari sistem tersebut sudah
cukup untuk menghentikan seluruh sistem atau alat tubuh itu.
Misalnya,
telinga menginderakan suara hanya bisa dengan serangkaian alat-alat yang lebih
kecil. Ambil atau ubahlah salah satunya, misalnya salah satu tulang telinga
bagian tengah, maka tidak akan ada pendengaran sama sekali. Agar telinga dapat
mengindera suara, berbagai bagiannya (semisal saluran pendengaran luar, selaput
gendang, tulang-tulang di telinga bagian
tengah, seperti tulang martil, tulang pelana dan tulang sanggurdi, cairan
siput, penerima pendengaran atau sel-sel rambut, bulu getar yang membantu sel
tersebut menginderakan getaran, jaringan saraf yang terhubung ke otak dan pusat
pendengaran di otak) harus bekerja bersama tanpa kecuali. Sistem ini tidak
dapat berjalan bagian per bagian karena tidak ada satu bagian pun yang dapat
bekerja sendiri.
Oleh
karenanya, pandangan kerumitan tak tersederhanakan tadi menghancurkan teori
evolusi di akarnya. Menariknya, Darwin juga mengkhawatirkan kemungkinan mutlak
ini. Dia menulis dalam On The Origin of Species:
Jika bisa ditunjukkan bahwa ada alat tubuh yang rumit, yang tidak mungkin
dapat terbentuk oleh banyak perubahan-perubahan yang kecil dan bertahap, teori
saya pasti akan runtuh 1
Darwin
tidak mampu, atau mungkin tidak ingin menemukan alat tubuh seperti itu, ketika
tingkat pengetahuan di abad ke-19 masih amat hijau. Namun, ilmu pengetahuan di
abad ke-20 telah mempelajari hingga perincian terkecil dan membuktikan bahwa
sebagian besar struktur kehidupan menunjukkan kerumitan yang tak
tersederhanakan. Karenanya, Teori Darwin telah “dengan mutlak” jatuh, tepat
seperti yang ia takutkan.
Dalam
buku ini, kita akan menggali berbagai contoh sistem makhluk hidup yang
melumpuhkan teori Darwin. Cara kerja tubuh ini dapat ditemui di mana pun mulai
dari sayap burung hingga dalam tengkorak kelelawar. Ketika kita menelaah
contoh-contoh ini, kita tidak hanya akan melihat kesalahan besar yang dibuat
Darwinisme namun juga membuktikan begitu hebatnya kebijaksanaan yang menyertai
penciptaan sistem tersebut.
Oleh
karena itu, kita akan melihat bukti yang tak terbantahkan tentang penciptaan
oleh Allah yang tak bercela. Demikianlah, kekuasaan dan keindahan seni Allah
dalam menciptakan tanpa cacat tersebut disebutkan di dalam sebuah surat Al
Qur’an sebagai berikut:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat
Al Hasyr : 24)
Sebuah Contoh Kerumitan yang Tak
Tersederhanakan: Mata Udang Laut
Banyak
jenis mata yang berbeda di dunia tempat kita hidup. Kita sudah terbiasa dengan
mata sejenis kamera yang ditemukan pada makhluk hidup bertulang belakang.
Bentuk ini bekerja atas dasar pembiasan cahaya yang jatuh ke atas lensa dan
dipusatkan pada titik di belakang lensa di bagian dalam mata.
Akan
tetapi, mata yang dimiliki oleh makhluk lain bekerja dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh adalah udang laut (jenis lobster). Mata seekor udang laut
bekerja atas dasar pemantulan, bukan pembiasan.
Ciri
yang paling menonjol pada mata udang laut adalah permukaannya, yang terdiri
atas banyak kotak persegi. Sebagaimana yang
terlihat pada gambar di halaman berikutnya, kotak-kotak tersebut ditempatkan
dengan begitu tepat.
Mata udang laut memperlihatkan bangun ruang yang istimewa yang tidak
ditemukan di tempat lain di alam – mata itu memiliki mata-mata majemuk yang
amat kecil yang berbentuk persegi dengan sempurna, sehingga “menyerupai kertas
gambar yang sempurna.”2
Kotak-kotak
persegi yang tersusun rapi itu sebenarnya merupakan ujung dari tabung persegi
yang amat kecil yang membentuk suatu bangun menyerupai sarang madu. Sekilas,
sarang madu terlihat tersusun atas bentuk segi enam, meskipun bentuk ini
sebenarnya adalah sisi depan prisma segi enam. Di dalam mata udang laut,
terdapat kotak-kotak persegi di tempat segi enam tersebut.
Lebih
mengherankan lagi adalah karena sisi-sisi setiap tabung-tabung persegi ini
seakan cermin-cermin yang memantulkan cahaya yang datang. Cahaya pantulan
tersebut dipusatkan ke retina secara sempurna. Sisi-sisi tabung di dalam mata
tersebut berada pada sudut yang sempurna sehingga semuanya terpusat pada satu
titik tunggal.3
Sifat
rancangan yang luar biasa dari sistem ini sangat tak terbantahkan. Seluruh
tabung persegi yang sempurna ini memiliki suatu lapisan yang kerjanya seperti
cermin. Lebih dari itu, tiap-tiap sel tersebut ditempatkan dengan menggunakan
aturan bangun ruang yang begitu tepat sehingga seluruhnya memusatkan cahaya
pada satu titik tunggal.
Jelaslah
sudah bahwa rancangan pada mata udang laut menimbulkan kesulitan besar bagi
teori evolusi. Yang terpenting, mata ini membuktikan pandangan kerumitan tak
tersederhanakan. Jika salah satu bagiannya (seperti bagian mata majemuk dari
mata tersebut, yang berbentuk persegi sempurna, sisi cermin di tiap satuannya,
atau lapisan retina di belakangnya) dihilangkan, maka mata tidak akan pernah
dapat bekerja. Oleh sebab itu, mustahil beranggapan bahwa mata ini berevolusi
setahap-demi setahap. Tidak dapat dibenarkan secara ilmiah jika berpendapat
bahwa rancangan yang sempurna seperti ini dapat muncul secara kebetulan. Sangat
jelas bahwa mata udang laut diciptakan sebagai sebuah sistem yang menakjubkan.
Kita
dapat menemukan lebih lanjut ciri-ciri mata udang laut yang menihilkan
penilaian para evolusionis. Suatu kenyataan menarik muncul ketika kita
mengamati makhluk-makhluk dengan struktur mata yang serupa. Mata yang
memantulkan, yang salah satu contohnya adalah mata udang laut, hanya ditemukan
pada sekelompok Crustacea (hewan air bercangkang), dekapoda yang berbadan panjang. Keluarga ini
meliputi udang laut lobster, udang laut kecil berperut besar, dan udang laut kecil kurus.
Anggota
lain dari kelas Crustacea menunjukkan “bentuk mata jenis pembiasan,”
yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan anggota dengan jenis
mata pemantulan. Di sini, mata terbentuk atas ratusan sel seperti sarang lebah.
Tidak seperti sel-sel persegi pada mata udang laut, sel-sel tersebut berbentuk
segi enam atau bulat. Lebih jauh lagi, bukan memantulkan cahaya, lensa-lensa
kecil di dalam sel justru membiaskan cahaya ke atas titik pusat pada retina.
Sebagian
besar anggota kelas Crustacea memiliki bentuk mata pembiasan.
Sebaliknya, hanya satu kelompok dari Crustacea, yakni dekapoda berbadan
panjang, yang memiliki mata pemantul. Menurut anggapan para evolusionis,
seluruh makhluk dalam kelas Crustacea harus berevolusi dari nenek moyang
yang sama. Karena itulah, para evolusionis menyatakan bahwa mata pemantul
berevolusi dari suatu mata pembias yang jauh lebih lazim di antara anggota Crustacea
dan dengan rancangan yang pada dasarnya lebih sederhana.
Padahal,
alasan-alasan semacam itu mustahil, karena kedua bentuk mata ini bekerja secara
sempurna di dalam sistemnya masing-masing dan tidak ada ruang untuk tahap
“peralihan.” Suatu Crustacea akan menjadi buta dan akhirnya hilang
karena seleksi alam jika lensa pembias di dalam matanya menyusut dan digantikan
oleh permukaan cermin pemantul.
Oleh
sebab itu, pastilah kedua bentuk mata ini telah dirancang dan diciptakan secara
terpisah. Terdapat ketepatan bangun ruang yang luar biasa di dalam mata-mata
tersebut, sehingga usaha mendukung kemungkinan “kejadian kebetulan” hanyalah
lelucon belaka. Sebagaimana pada keajaiban penciptaan lainnya, bentuk mata
udang laut merupakan suatu bukti nyata akan kekuasaan tak terbatas Sang
Pencipta untuk menciptakan dengan sempurna. Ini tak lain dari perwujudan ilmu
Allah, kebijaksanaan, dan keagungan-Nya yang tanpa batas. Kita bisa menyaksikan
keajaiban seperti ini, tak peduli apa pun yang kita teliti di dunia penciptaan.
BAB I
Keajaiban Rancangan pada Kemampuan
Terbang Serangga
Jika
masalah penerbangan direnungkan, burung segera terlintas dalam pikiran. Namun,
burung bukanlah satu-satunya makhluk yang dapat terbang. Beberapa jenis
serangga juga dilengkapi dengan kemampuan terbang yang melebihi kemampuan
burung. Kupu-kupu Raja dapat terbang dari Amerika Utara hingga ke pedalaman
Benua Amerika. Lalat dan capung bahkan dapat tetap diam di udara.
Para
evolusionis menyatakan bahwa serangga mulai terbang sejak 300 juta tahun yang
lalu. Meski demikian, mereka tidak mampu memberikan jawaban tuntas terhadap
pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: bagaimana caranya serangga pertama
membentuk sayap-sayapnya, memulai terbang, dan bisa diam di udara?
Evolusionis
hanya menyatakan bahwa beberapa lapis kulit tubuhnya mungkin telah berubah
menjadi sayap. Sadar akan tidak meyakinkannya pernyataan mereka, mereka juga
menyatakan bahwa contoh bentuk-bentuk fosil yang menguatkan penilaian ini tidak
tersedia lagi.
Padahal,
rancangan sempurna pada sayap serangga tidak meninggalkan ruang bagi kejadian
kebetulan. Dalam artikel berjudul “The Mechanical Design of Insect Wings
(Rancang Gerak Sayap Serangga),” Ahli biologi Inggris Robin Wootton menulis:
Makin baik kita
memahami guna sayap-sayap serangga, makin canggih dan indah rancangannya
terlihat… Bentuk-bentuknya umumnya dirancang dengan cacat sekecil mungkin; cara
kerjanya dirancang untuk menggerakkan bagian-bagian rancangannya dengan cara
yang terencana. Sayap-sayap serangga menggabungkan kedua hal ini menjadi satu,
dengan menggunakan bagian-bagian rancangan dari beragam bahan lentur, yang
terangkai secara sempurna untuk memungkinkan perubahan bentuk dalam menanggapi
kekuatan yang tepat dan untuk menghasilkan pemanfaatan udara sebaik mungkin. Mereka malah sudah lebih dahulu mempunyainya, jika memang
ada kesesuaiannya dengan teknologi.4
Di
sisi lain, tak ada satu bukti fosil pun untuk khayalan evolusi serangga. Inilah
yang disebutkan oleh pakar ilmu hewan Prancis yang terkenal Pierre Paul Grassé
ketika beliau menyatakan, “Kita berada dalam kegelapan ketika membahas asal
mula serangga.”5 Sekarang mari kita
teliti beberapa keistimewaan yang menarik dari makhluk-makhluk ini yang
meninggalkan para evolusionis di dalam gelap gulita.
Yang Mengilhami Helikopter : Capung
Sayap
capung tidak dapat dilipat pada tubuhnya. Selain itu, cara otot terbang
digunakan ketika sayap bergerak, berbeda dengan kebanyakan serangga lainnya.
Karena sifat ini, para evolusionis menyatakan bahwa capung adalah “serangga
terbelakang.”
Padahal
sebaliknya, sistem terbang makhluk yang disebut “serangga terbelakang” ini
tidak lain adalah keajaiban perancangan. Pembuat helikopter terbaik dunia,
Sikorsky, menuntaskan perancangan satu dari helikopter mereka dengan menjadikan
capung sebagai model.6 IBM, mitra Sikorsky dalam proyek ini memulai
dengan menempatkan suatu model capung ke dalam komputer (IBM 3081). Dua ribu
jenis penggambaran khusus dilakukan di komputer dalam hal manuver (gerakan
jungkir balik) capung di udara. Jadi, model helikopter Sikorsky yang ditujukan
untuk pengangkutan tentara dan persenjataan telah dibuat berdasarkan contoh
yang berasal dari capung.
Gilles
Martin, seorang fotografer alam, telah melakukan pengamatan 2 tahun untuk
meneliti capung, dan dia juga menyimpulkan bahwa makhluk ini memiliki cara
terbang yang sangat rumit.
Tubuh
capung menyerupai bentuk pilin yang terbungkus
logam. Dua sayapnya saling silang pada badannya yang menampakkan bias warna
dari biru muda hingga merah marun. Karena bentuk begini, capung dilengkapi
dengan kemampuan manuver yang luar biasa. Tak peduli pada kecepatan atau arah
bagaimana pun ia telah bergerak, capung dapat mendadak berhenti dan mulai
terbang kembali dengan arah berlawanan. Atau, capung dapat tetap diam di udara
untuk berburu. Pada kedudukan seperti itu, ia dapat bergerak dengan sangat
cepat menuju mangsanya. Ia dapat mempercepat gerakannya hingga kecepatan yang
sangat mengejutkan untuk seekor serangga: 25 mil per jam (40 kilometer/jam),
yang dapat disejajarkan dengan seorang atlet lari 100 meter di Olimpiade dengan
kecepatan 24,4 mil per jam (39 kilometer/jam).
Pada
kecepatan ini, capung bertabrakan dengan mangsanya. Guncangan tabrakan ini
sangat kuat. Namun, ketahanan capung sangat lentur sekaligus tahan terhadap
benturan. Bentuk yang lentur dari tubuhnya meredam guncangan benturan.
Sebaliknya, hal yang sama tidak akan terjadi pada mangsanya. Mangsa capung akan
kehilangan kesadaran atau bahkan mati karena benturan itu.
Menyusul
benturan ini, kaki belakang capung berperan sebagai senjatanya yang paling
mematikan. Kaki menjulur ke depan dan menangkap mangsa yang kaget, kemudian
dengan tangkas dicabik-cabik dan dimakan dengan rahangnya yang kuat.
Penglihatan
capung sama mengesankannya dengan kemampuannya menunjukkan manuver mendadak
pada kecepatan tinggi. Mata
capung diakui sebagai contoh terbaik di antara semua serangga. Capung memiliki
sepasang mata, tiap matanya memiliki sekitar 30 ribu lensa berbeda. Dua mata nyaris bulat, masing-masing hampir separuh ukuran
kepalanya, memberi serangga ini wilayah pandang yang sangat luas. Karena
mata-mata ini, capung hampir selalu dapat mengetahui keadaan di belakangnya.
Karena
itu, capung merupakan gabungan sistem-sistem, yang masing-masingnya memiliki
bentuk tersendiri dan sempurna. Tidak berjalannya salah satu saja dari
sistem-sistem ini akan merusak sistem yang lainnya juga. Walaupun begitu,
seluruh sistem ini diciptakan tanpa cacat, sehingga makhluk ini tetap bertahan.
Sayap Capung
Bagian tubuh yang paling penting dari capung
adalah sayapnya. Akan tetapi, tidaklah mungkin menggunakan model evolusi
perkembangan untuk menjelaskan cara terbang yang memungkinkan penggunaan sayap
ini. Pertama, teori evolusi tidak punya penjelasan tentang masalah asal mula
sayap, karena sayap hanya dapat bekerja jika berkembang bersama sekaligus agar
dapat bekerja dengan benar.
Mari kita menganggap, untuk sementara, bahwa gen
seekor serangga di tanah mengalami mutasi dan beberapa bagian dari jaringan
kulit pada tubuhnya menunjukkan perubahan yang tidak pasti. Sangat tidak masuk
akal bila menganggap bahwa mutasi lainnya di puncak perubahan ini bisa “secara
kebetulan” menjadi sayap. Lebih dari itu, mutasi pada tubuhnya pun tidak akan
menghasilkan sayap secara utuh bagi serangga ini atau pun menjadikannya lebih
sempurna, malah akan menurunkan daya geraknya. Akibatnya, serangga perlu
membawa beban lebih berat, yang tidak memberikan tujuan apa pun yang jelas. Ini
akan membuat serangga ini berada pada keadaan yang tidak menguntungkan di
hadapan musuhnya. Bahkan, menurut dasar teori evolusi, seleksi alam akan
menimpa serangga cacat tersebut dan keturunannya pun punah.
Padahal,
mutasi sangat jarang terjadi. Mutasi selalu merugikan makhluk hidup,
mengakibatkan penyakit mematikan dalam banyak kejadian. Itulah mengapa mustahil
suatu mutasi kecil dapat menyebabkan beberapa pembentukan pada tubuh capung
untuk berevolusi menjadi suatu gerakan terbang. Setelah semua ini, mari kita
tanyakan pada diri sendiri: meskipun kita beranggapan, jika hal-hal lain tak berpengaruh,
bahwa jalan cerita yang ditawarkan para evolusionis mungkin saja terjadi,
mengapa fosil-fosil “capung terbelakang” yang mendukung jalan cerita ini tidak
ada?
Tidak
ada perbedaan antara fosil capung tertua dengan capung di masa sekarang. Tidak
ditemukan sisa-sisa “separuh capung” atau seekor “capung dengan sayap yang baru
muncul” yang mendahului fosil tertua tersebut.
Layaknya
bentuk kehidupan lainnya, capung juga muncul sekaligus dan tidak mengalami
perubahan hingga saat ini. Dengan kata lain, capung memang diciptakan oleh
Allah dan tidak pernah “berevolusi.”
Kerangka
serangga terbentuk dari zat yang kokoh dan melindunginya, yang disebut kitin.
Zat ini diciptakan dengan kekuatan yang cukup untuk membentuk rangka luar.
Bahan ini juga cukup lentur untuk digerakkan oleh otot-otot yang digunakan
untuk terbang. Sayap-sayap tersebut dapat bergerak maju mundur atau pun atas
bawah. Gerak sayap ini didukung oleh suatu bentuk persendian yang rumit. Capung
memiliki dua pasang sayap, sepasang di bagian depan pasangan lainnya.
Sayap-sayap tersebut bergerak secara berlawanan, yakni, ketika dua sayap di
depan terangkat, maka kedua sayap belakangnya bergerak turun. Dua kelompok otot
yang berlawanan menggerakkan sayap-sayap tersebut. Otot-otot tersebut terikat
pada tuas di dalam tubuh. Ketika satu kelompok otot menarik sepasang sayap
dengan mengerut, kelompok otot yang lain membuka sepasang sayap lainnya dengan
serta merta. Helikopter naik dan turun dengan cara yang serupa. Hal ini
memungkinkan capung untuk diam di udara, bergerak mundur atau seketika mengubah
arah.
Perubahan Bentuk (Metamorfosis) Capung
Capung
betina tidak akan kawin lagi setelah pembuahan. Namun, hal ini bukanlah masalah
bagi jenis jantan Calopteryx virgo. Dengan menggunakan kait pada
ekornya, capung jantan menangkap betinanya di lehernya (1). Sang betina
melilitkan kakinya di sekitar ekor capung jantan. Pejantan dengan menggunakan
sambungan khusus di ekornya (2), membersihkan mani yang mungkin tertinggal dari
pejantan lain. Kemudian, dia memasukkan maninya ke dalam rongga kelamin sang
betina. Karena peristiwa ini memakan waktu berjam-jam, mereka kadangkala
terbang dalam posisi berhimpitan. Capung meninggalkan telur dewasa di
kedangkalan danau atau kolam (3). Begitu kepompong menetas dari telur, kepompong
tinggal di dalam air selama tiga sampai empat tahun (4). Selama masa tersebut,
kepompong juga makan di dalam air (5). Karena itu, ia diciptakan dengan tubuh
yang mampu berenang cepat untuk dapat menangkap ikan dan menjepitnya dengan
cukup kuat untuk mencabik-cabik mangsanya. Dengan tumbuhnya kepompong, kulit
yang membungkus tubuhnya menguat. Ia melepaskan kulit tersebut dalam empat masa
yang berbeda. Ketika sampai pada perubahan terakhir, ia meninggalkan air dan
mulai mendaki tumbuhan tinggi atau batu (6). Ia mendaki hingga kakinya
terpancang kokoh. Kemudian, ia melindungi dirinya sendiri dengan bantuan
penjepit di ujung kaki-kakinya. Sekali terpeleset dan terjatuh berarti kematian
pada saat itu.
Tahap
terakhir berbeda dengan empat tahap sebelumnya, inilah masa ketika Allah
membentuk capung menjadi makhluk yang dapat terbang melalui peralihan yang
mengagumkan.
Punggung
kepompong pertama-tama terbelah (7). Belahan itu melebar dan menjadi celah
terbuka, tempat makhluk baru yang sangat berbeda dari bentuk sebelumnya,
berjuang untuk keluar. Tubuh yang sangat rentan ini dilindungi dengan ikatan
yang ditarik dari makhluk sebelumnya (8) Ikatan ini diciptakan mempunyai
kebeningan dan kelenturan yang sempurna. Jika tidak demikian ikatan akan putus
dan tidak bisa dibawa, yang bisa berarti bahwa ulat tersebut dapat terjatuh ke
dalam air dan mati.
Di
samping itu, terdapat serangkaian cara khusus yang membantu capung memecahkan
kulit kepompongnya. Tubuh capung menyusut dan mengeriput di dalam tubuh
lamanya. Untuk “membuka” kepompong tersebut, suatu sistem pompa dan cairan
tubuh khusus diciptakan untuk digunakan pada proses ini. Bagian tubuh yang
mengeriput ini menggembung dengan memompakan cairan tubuhnya setelah berhasil
keluar dari celah kepompong (9). Sementara itu, larutan-larutan kimiawi mulai
memutus ikatan antara kaki baru dengan kaki lama tanpa merusaknya. Proses ini
sangat sempurna meskipun akan menimbulkan kerusakan seandainya satu kaki
terjebak. Kaki-kaki tersebut dibiarkan mengering dan mengeras selama sekitar
dua puluh menit sebelum digunakan.
Sayap-sayapnya
sudah terbentuk sempurna namun masih dalam keadaan terlipat. Cairan tubuh
dipompakan dengan pengerutan tubuh yang kuat ke dalam jaringan sayap (10).
Sayap tersebut mengering setelah meregang (11).
Setelah
capung meninggalkan tubuh lamanya dan mengering dengan sempurna, capung mencoba
seluruh kaki dan sayapnya. Kaki-kaki dilipat dan diregangkan satu demi satu dan
sayapnya dinaik-turunkan.
Akhirnya,
serangga ini mencapai bentuk yang dirancang untuk terbang. Sangatlah sulit bagi
siapa pun untuk mempercayai bahwa makhluk yang terbang sempurna ini sama dengan
makhluk yang menyerupai ulat yang meninggalkan air (12). Capung memompakan
kelebihan cairan keluar, untuk menyeimbangkan sistemnya. Metamorfosis selesai dan
sang capung siap mengudara.
Kita
menyaksikan kemustahilan pernyataan teori evolusi kembali ketika kita mencoba
dengan menggunakan akal untuk menemukan asal mula peralihan yang menakjubkan
ini. Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk muncul melalui perubahan
acak. Padahal, metamorfosis capung merupakan suatu proses yang sangat rumit dan
tidak memberi celah bahkan untuk satu kesalahan kecil pun pada tiap-tiap tahap
yang dilaluinya. Rintangan terkecil dalam setiap tahap ini akan mengakibatkan
metamorfosis tidak sempurna yang mengakibatkan luka atau kematian capung.
Metamorfosis benar-benar merupakan daur hidup dengan “kerumitan yang tak
tersederhanakan” sehingga menjadi bukti perancangan yang nyata.
Pendeknya,
metamorfosis capung merupakan satu dari sekian banyak bukti nyata mengenai
betapa sempurnanya Allah menciptakan makhluk hidup. Seni mengagumkan dari Allah
terwujud dengan sendirinya bahkan dalam seekor serangga.
Gerak Terbang
Sayap
lalat bergetar menurut sinyal listrik yang dihantarkan oleh saraf. Contohnya,
pada belalang setiap satu sinyal saraf menghasilkan satu pengerutan otot yang
akibatnya menggerakkan sayap. Dua kelompok otot yang berlawanan, yang dikenal
sebagai “pengangkat” dan “peredam” menjadikan sayap bergerak naik dan turun
dengan menarik dalam arah yang berlawanan.
Jangkrik
mengepakkan sayapnya dua belas hingga lima belas kali per detik, namun serangga
yang lebih kecil perlu jumlah kepakan yang lebih tinggi agar dapat terbang.
Contohnya, jika lebah madu, tawon dan lalat mengepakkan sayapnya 200 hingga 400
kali per detik, jumlah ini meningkat hingga 1000 kali pada ngengat dan beberapa
parasit sepanjang 1 milimeter.7 Bukti lain yang jelas tentang
penciptaan yang sempurna adalah bahwa makhluk terbang sepanjang 1 milimeter
mampu mengepakkan sayapnya dengan jumlah yang luar biasa mencapai seribu kali
per detik tanpa membakar, mengoyak, atau pun melelahkan serangga itu.
Jika
kita teliti makhluk terbang ini lebih dekat lagi, kekaguman kita akan
rancangannya pun bertambah.
Telah
disebutkan bahwa sayap mereka digerakkan dengan perantaraan sinyal listrik yang
dikirimkan melalui saraf. Akan tetapi, suatu sel saraf hanya mampu
menghantarkan sebanyak-banyaknya 200 sinyal per detik. Lalu, bagaimana mungkin
serangga terbang kecil ini mencapai 1000 kepakan sayap per detik?
Lalat
yang mengepakkan sayapnya 200 kali per detik memiliki hubungan saraf-otot yang
berbeda dengan yang terdapat pada belalang. Terdapat satu sinyal yang dialirkan
untuk setiap 10 kepakan sayap. Di samping itu, otot yang dikenal sebagai otot
serat bekerja dengan pola yang berbeda dengan otot-otot belalang. Sinyal saraf
hanya memerintahkan otot bersiap untuk terbang dan, ketika otot mencapai
tingkat tegangan tertentu, otot pun mengendur dengan sendirinya.
Terdapat
suatu sistem pada lalat, lebah madu, dan tawon yang mengubah kepak sayap
menjadi gerakan “otomatis.” Otot-otot yang memungkinkan penerbangan pada
serangga-serangga ini tidak terikat langsung pada tulang-tulang tubuh. Sayap menempel ke dada dengan persendian
yang berguna sebagai poros. Otot yang menggerakkan sayap dihubungkan dengan
permukaan bawah dan atas dada. Ketika otot-otot tersebut mengerut, dada
bergerak dalam arah berlawanan, yang pada gilirannya menimbulkan tarikan ke
bawah.
Mengendurkan
sekelompok otot secara otomatis menghasilkan pengerutan kelompok yang
berlawanan yang diikuti dengan pengenduran. Dengan kata lain, hal ini merupakan
suatu “sistem otomatis.” Dengan cara ini, gerakan otot berlanjut tanpa henti
hingga sinyal pemberitahuan berlawanan dikirimkan melalui saraf yang
mengendalikan sistem tersebut.8
Cara
terbang seperti itu dapat dibandingkan dengan sebuah jam yang bekerja
berdasarkan pegas melingkar. Bagian ini ditempatkan dengan tepat sehingga satu
gerakan tunggal saja dengan mudah menggerakkan sayap. Mustahil kita tidak
melihat rancangan yang sempurna pada contoh ini. Ciptaan Allah yang sempurna pun terbukti.
Sistem di Balik Gaya Dorong
Tidak
cukup hanya mengepakkan sayap naik turun untuk menjaga kelancaran terbang.
Sayap harus mengubah sudut-sudut selama tiap kepakan untuk menghasilkan gaya dorong
serta mengangkat tubuhnya. Sayap memiliki kelenturan tertentu untuk berputar
tergantung pada jenis serangganya. Otot terbang utama, yang juga menghasilkan
tenaga yang diperlukan untuk terbang, mendukung kelenturan ini
Sebagai
contoh, untuk terbang lebih tinggi, otot-otot antara sambungan sayap mengerut
lebih jauh untuk meningkatkan sudut sayap. Pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan teknik film berkecepatan tinggi mengungkapkan bahwa sayap
meninggalkan jejak bulat lonjong ketika terbang. Dengan kata lain, lalat tidak
hanya menggerakkan sayapnya naik dan turun, namun juga menggerakkannya dalam
gerak melingkar seperti mendayung perahu di air. Gerakan ini dimungkinkan oleh
otot-otot utama tadi.
Permasalahan
terbesar yang dihadapi jenis serangga dengan tubuh kecil adalah ketidakmampuan
mencapai keadaan yang diperlukan ini. Udara bergerak seolah menghambat sayap
serangga-serangga kecil ini dan sangat mengurangi efisiensi sayap.
Karena
itulah, beberapa serangga yang ukuran sayapnya tidak lebih dari satu milimeter,
harus mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik untuk mengatasi
ketidakmampuannya itu.
Para
peneliti berpendapat bahwa bahkan kecepatan ini saja tidak cukup untuk
mengangkat serangga, sehingga mereka menggunakan sistem lainnya juga.
Sebagai
contoh, beberapa jenis hewan pengganggu kecil, Encarsia,
menggunakan cara yang disebut “tepuk dan buka.” Dengan cara ini, sayap-sayap
tersebut ditepuk sekaligus di puncak tekanan dan kemudian dibuka lagi. Sudut
depan sayap, tempat pembuluh darah keras berada, mula-mula memisah, yang
memungkinkan aliran udara menuju wilayah bertekanan udara di tengahnya. Aliran
ini menghasilkan pusaran yang membantu mendapatkan gaya angkat sayap yang
bertepuk.9
Ada
sistem khusus lain yang diciptakan bagi serangga untuk mempertahankan posisi
yang mantap di udara. Beberapa lalat hanya memiliki sepasang sayap dan alat
tubuh berbentuk melingkar di punggungnya yang disebut halter (penyeimbang). Halter ini berdenyut seperti sayap
pada umumnya selama terbang namun tidak menghasilkan daya angkat apa pun
sebagaimana yang dihasilkan oleh sayap. Halter bergerak ketika arah terbang berubah, dan mencegah serangga
kehilangan arah. Sistem ini menyerupai penggunaan giroskop yang digunakan untuk
memandu arah penerbangan saat ini.10
Sistem Pernapasan Khusus pada Serangga
Lalat
terbang pada kecepatan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan ukuran
tubuhnya. Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per jam (40
kilometer/jam). Bahkan serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan
hingga 31 mil per jam (50 kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan
manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan ribuan mil per jam. Manusia
hanya dapat mencapai kecepatan ini bila menggunakan pesawat jet. Padahal, jika
kita mengingat ukuran pesawat jet jika dibandingkan dengan manusia, jelas bahwa
lalat-lalat ini sebenarnya terbang lebih cepat daripada pesawat terbang.
Pesawat
jet menggunakan bahan bakar khusus untuk menggerakkan mesin berkecepatan
tingginya. Daya terbang lalat, pun memerlukan tingkat tenaga yang tinggi. Juga
dibutuhkan sejumlah besar oksigen untuk membakar energi tersebut. Kebutuhan
oksigen dalam jumlah besar ini dipenuhi oleh sistem pernapasan yang luar biasa
yang terletak di dalam tubuh lalat dan serangga lainnya.
Sistem
pernapasan ini bekerja sangat berbeda dengan sistem pernapasan kita. Kita
menghirup udara ke dalam paru-paru. Di sini, oksigen bercampur dengan darah dan
dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Kebutuhan lalat akan oksigen begitu tinggi
sehingga hampir tidak ada waktu untuk menunggu oksigen dikirim ke sel-sel tubuh
oleh darah. Untuk mengatasi
masalah ini, ada suatu sistem yang sangat khusus. Tabung udara di dalam tubuh
serangga mengangkut udara ke bagian-bagian berbeda dari tubuh lalat. Seperti
halnya sistem peredaran dalam tubuh, ada suatu jaringan tabung yang canggih dan
rumit (disebut sistem trakea) yang mengirim udara yang mengandung oksigen ke
tiap sel di dalam tubuh.
Berkat
sistem ini, sel-sel yang mendukung otot-otot terbang dapat mengambil oksigen
secara langsung dari tabung-tabung tersebut. Sistem ini juga membantu
mendinginkan otot setelah bekerja dengan tingkat tinggi yang setara 1000
putaran per detik.
Jelaslah sudah bahwa sistem ini merupakan contoh
penciptaan. Tidak ada proses kebetulan yang mampu menjelaskan rancangan yang
rumit ini. Mustahil pula sistem ini berkembang dalam tahap-tahap yang
dikemukakan oleh teori evolusi. Jika sistem trakea tidak bekerja secara penuh,
maka tidak akan ada tahap peralihan yang menguntungkan makhluk tersebut,
sebaliknya malah akan membahayakannya karena membuat sistem pernapasannya tidak
bekerja.
Seluruh sistem yang telah kita telaah sejauh ini
sama-sama memperlihatkan bahwa terdapat suatu rancangan yang luar biasa bahkan
hingga makhluk yang sering diabaikan seperti lalat. Setiap lalat merupakan
suatu keajaiban yang membuktikan rancangan sempurna pada ciptaan Allah. Di sisi
lain, “proses evolusi” yang dikemukakan oleh Darwinisme jauh dari penjelasan
bagaimana satu sistem pun dari seekor lalat berkembang.
Dalam Al Qur’an, Allah mengajak seluruh manusia
untuk merenungkan kenyataan ini:
Hai manusia, telah
dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari
lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang di
sembah. (Surat Al Hajj :73)
Cara terbang lalat
rumah merupakan suatu kejadian yang amat rumit. Pertama, lalat rumah dengan
seksama memeriksa alat-alat tubuh yang akan digunakan dalam penentuan arah
terbang. Kemudian, lalat mengambil posisi siap terbang dengan menyesuaikan
alat-alat penyeimbang di bagian depan. Terakhir, lalat memperhitungkan sudut
tinggal landas, yang tergantung pada arah dan kecepatan angin, dengan
menggunakan indera antenanya. Kemudian, lalat pun terbang. Dan hebatnya, semua
ini terjadi dalam seperseratus detik.
Oleh karena itu,
kita bisa memberinya gelar “raja terbang akrobat.” Lalat dapat terbang dengan
gerak zig-zag yang luar biasa di udara. Lalat bisa lepas landas secara tegak lurus dari
tempatnya berdiri. Tak peduli betapa licin dan gelapnya permukaan, lalat bisa
berhasil mendarat di mana pun.
Ciri lain raja sihir terbang ini adalah kemampuannya mendarat di loteng.
Karena daya tarik bumi, lalat rumah tidak dapat berpegangan dan jatuh. Akan
tetapi, lalat telah diciptakan dengan suatu sistem untuk menjadikan yang
mustahil itu menjadi mungkin. Di ujung kaki-kakinya, ada bantalan sedot yang
amat kecil. Di samping itu, bantalan ini menyebarkan cairan lengket ketika
bersentuhan dengan suatu permukaan. Cairan lengket ini memungkinkannya tetap
menempel ke loteng. Ketika mendekati loteng, lalat meregang kaki-kakinya ke
depan dan segera ketika lalat merasakan sentuhan loteng, lalat pun terjun dan
mencengkeram permukaan loteng. Lalat mempunyai dua buah sayap. Sayap-sayap ini,
yang menyatu dengan tubuhnya di bagian tengah dan terdiri atas selaput yang
amat tipis yang dipotong oleh pembuluh-pembuluh darah, bisa digerakkan secara
terpisah satu sama lain. Akan tetapi, ketika terbang sayap-sayap tersebut
bergerak maju mundur pada satu sumbu seperti halnya pesawat bersayap tunggal.
Otot-ototnya yang memungkinkan pergerakan sayap-sayap itu mengerut saat lepas
landas dan mengendur saat mendarat. Meskipun dikendalikan oleh saraf-saraf di
awal penerbangan, otot-otot dan gerakan sayap ini menjadi bergerak sendiri tak
lama setelahnya.
Sensor-sensor di bawah sayap dan di belakang kepalanya mengirimkan
informasi tentang penerbangannya segera ke otaknya. Jika lalat rumah menghadapi
aliran udara baru selama terbang, sensor-sensor ini segera mengirimkan
sinyal-sinyal yang diperlukan otak. Otot-ototnya pun mulai mengarahkan
sayap-sayap menurut keadaan baru tersebut. Itulah mengapa seekor lalat dapat
menentukan serangga lain yang menciptakan aliran udara itu dan seringkali
selalu bisa lari mengamankan diri. Lalat rumah menggerakkan sayap-sayapnya
seratus kali dalam sedetik. Energi yang dikeluarkan selama terbang kira-kira
seratus kali dari yang digunakan saat istirahat. Dari sudut pandang ini, kita
bisa mengatakan bahwa lalat adalah makhluk yang sangat kuat karena metabolisme tubuh
manusia hanya bisa menggunakan sepuluh kali energinya dalam keadan darurat jika
dibandingkan keadaan hidup yang biasa. Di samping itu, manusia bisa
mempertahankan pembebasan energi ini paling banyak hanya beberapa menit.
Sebaliknya, lalat dapat mempertahankan irama itu hingga setengah jam dan bisa
terbang hingga satu mil dengan kecepatan yang sama.12
BAB II
Burung : Mesin Terbang yang Sempurna
Karena
mereka yakin bahwa burung pasti pernah berevolusi, para evolusionis menyatakan
bahwa burung adalah keturunan reptil. Padahal, model evolusi yang berkembang
tidak mampu menjelaskan satu pun dari gerak tubuh burung, yang memiliki bentuk
sangat berbeda dengan hewan menyusui. Pertama, bagian tubuh utama dari burung,
yakni sayap, merupakan rintangan besar untuk menjelaskan teori evolusi. Salah
satu evolusionis Turki, Engin Korur, membuat pengakuan berikut ketika
menyebutkan mustahilnya evolusi sayap:
Sifat umum mata dan sayap burung adalah bahwa keduanya hanya dapat bekerja
jika sudah tumbuh sempurna. Dengan kata lain, mata yang baru mengalami separuh
perkembangan tidak akan mampu melihat, dan seekor burung dengan sayap setengah
terbentuk tidak akan mampu terbang. Bagaimana alat-alat tubuh tersebut menjadi
seperti saat ini adalah salah satu misteri yang masih sedang terus diteliti.13
Pertanyaan
tentang bagaimana bentuk sayap yang sempurna mungkin telah terbentuk melalui
serangkaian mutasi acak bertahap, tetap sepenuhnya tak terjawab. Proses agar
kaki depan reptil dapat beralih menjadi sebuah sayap yang sempurna juga tidak
pernah terjelaskan.
Lebih
dari itu, keberadaan sayap bukanlah satu-satunya prasyarat bagi makhluk darat
untuk berubah menjadi burung. Hewan menyusui sama sekali tidak memiliki
sejumlah hal yang digunakan burung untuk terbang. Sebagai contoh, tulang-tulang
burung jauh lebih ringan daripada tulang hewan menyusui. Paru-paru mereka
memiliki bentuk dan kegunaan yang berbeda, begitu pula bentuk rangka dan
ototnya. Sistem peredaran mereka lebih khusus dibandingkan dengan yang dimiliki
hewan menyusui. Seluruh hal ini tidak mungkin muncul sepanjang waktu melalui
“proses sebab-akibat dari kejadian-kejadian sebelumnya.” Pernyataan tentang
peralihan hewan menyusui menjadi burung oleh karenanya hanyalah omong kosong.
Bentuk Bulu pada Burung
Teori
evolusi, yang menyatakan bahwa burung adalah keturunan dari reptil, tidak mampu
menjelaskan perbedaan yang begitu besar antara kedua kelas makhluk ini. Burung
memperlihatkan ciri yang berbeda dengan reptil dalam hal memiliki bentuk
kerangka yang berongga, tulang yang bobotnya sangat ringan, serta sistem
pernapasan tersendiri dan sifatnya sebagai makhluk berdarah dingin. Struktur
lain yang berbeda pada burung, yang menciptakan jurang pemisah tak teratasi
antara burung dan reptil, adalah bulunya.
Bulu
adalah yang terpenting dari segi keindahan yang menarik dari seekor burung.
Ungkapan “ringan seperti bulu” menggambarkan kesempurnaan bentuk yang canggih
dari sehelai bulu.
Bulu
terbuat dari semacam zat protein yang disebut keratin. Keratin merupakan bahan
yang keras dan berdaya tahan yang terbentuk dari sel-sel tua yang berpindah
dari sumber-sumber zat gizi dan oksigen pada lapisan kulit yang lebih dalam dan
mati untuk memberi jalan bagi sel-sel baru.
Rancangan
pada bulu burung begitu rumit sehingga proses evolusi benar-benar tak mampu
menerangkannya. Ilmuwan Alan Feduccia mengatakan bahwa bulu “memiliki kerumitan
bentuk yang ajaib” yang “memungkinkan perbaikan aerodininamik secara mekanik“
yang tak pernah dapat dicapai melalui cara lain manapun.14 Meskipun ia
adalah seorang evolusionis, Feduccia juga mengakui bahwa “bulu merupakan
penyesuaian yang hampir sempurna untuk terbang” karena bulu itu ringan, kuat,
berbentuk pola yang memperlancar aliran udara, dan memiliki bentuk kawat
berduri dan pengait yang sangat rumit.15
Rancangan
bulu juga memaksa Charles Darwin untuk merenungkannya. Bahkan, keindahan
sempurna bulu merak telah membuatnya “sakit” (menurut istilahnya sendiri).
Dalam sebuah surat yang dia tulis untuk Asa Gray pada 3 April 1860, dia
berkata, “Saya ingat benar ketika renungan tentang mata membuat saya jadi
demam, tetapi saya telah pulih dari tahap yang menyusahkan ini…” Kemudian
lanjutnya:
… dan sekarang bagian dari bentuk yang sepele sering membuatku sangat tidak
nyaman. Pengamatan terhadap ekor merak, setiap kali memandanginya, membuatku
sakit!16
Duri Kecil dan Pengait
Kita
menemukan rancangan yang luar biasa jika bulu burung diamati di bawah
mikroskop. Sebagaimana kita semua ketahui, terdapat ruas yang terbentang di
bagian tengah bulu. Ratusan duri kecil tumbuh di tiap sisi ruas tersebut.
Duri-duri dengan berbagai kelembutan dan ukuran memberikan bentuk aerodinamik pada
burung. Terlebih lagi, setiap duri memiliki ribuan helaian yang lebih kecil
yang menempel padanya dan disebut barbula (kawat-kawat halus), yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang. Barbula ini terkunci bersama dengan alat seperti
pengait (hamuli). Barbula tersebut terikat satu dengan lainnya seperti
risleting dengan bantuan pengait-pengait ini. Sebagai contoh, satu helai bulu
bangau memiliki sekitar 650 duri pada tiap sisi ruas bagian tengah. Sekitar 600
barbula bercabang di tiap duri. Setiap barbula terikat menjadi satu dengan 390
pengait. Pengait saling
mengunci seperti gigi-gigi di kedua sisi risleting. Barbula-barbula ini saling
mengunci begitu erat sehingga bahkan tiupan asap pada bulu tersebut tidak akan
dapat menembusnya. Jika pengait-pengait tersebut terpisah karena suatu hal,
burung dapat dengan mudah memperbaiki bulunya menjadi bentuk semula dengan
mengocoknya sendiri atau dengan meluruskan bulu-bulunya dengan paruhnya.
Untuk
bertahan hidup, burung harus menjaga bulunya tetap bersih, rapi, dan selalu
siap untuk terbang. Mereka menggunakan kelenjar minyak yang berada di pangkal
ekornya untuk perawatan bulu-bulu mereka. Mereka membersihkan dan menggosok
bulunya dengan menggunakan minyak ini, yang juga memberikan kemampuan tahan air
ketika mereka berenang, menyelam, atau berjalan dan terbang dalam hujan.
Di
samping itu, pada cuaca dingin bulu-bulu tersebut mencegah suhu tubuh burung
merosot. Bulu-bulu tersebut dirapatkan erat ke tubuh dalam cuaca panas agar
tetap dingin.17
Macam-macam Bulu
Bulu
memiliki kegunaan berbeda tergantung pada tempatnya di tubuh. Bulu di badan
seekor burung memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan yang ada di sayap atau
ekor. Bulu-bulu ekor yang penuh ditumbuhi bulu berguna untuk mengendalikan dan
mengerem. Di lain pihak, bulu sayap memiliki bentuk berbeda yang memungkinkan
daerah permukaannya mengembang ketika mengepak untuk memperbesar gaya angkat.
Ketika sayap mengepak ke bawah, bulu-bulu makin merapat, yang mencegah aliran
udara lewat. Ketika sayap berada dalam gerakan ke atas, bulu-bulunya terbuka,
memberi jalan pada aliran udara.18 Burung menggugurkan bulunya selama waktu-waktu
tertentu untuk menjaga kemampuan terbangnya. Bulu yang tua atau rusak akan
langsung diperbarui.
SIFAT-SIFAT RANCANGAN
SANG MESIN TERBANG
Penelitian
lebih dekat terhadap burung mengungkapkan bahwa mereka dirancang khusus untuk
terbang. Tubuhnya telah diciptakan dengan kantung udara dan tulang berongga
untuk mengurangi massa tubuh dan berat keseluruhan. Sifat cairan kotoran mereka
memastikan agar kelebihan air dalam tubuhnya dibuang. Bulu-bulu mereka berbobot
sangat ringan bila dibandingkan dengan volumenya.
Mari
kita telaah bentuk-bentuk khusus pada burung ini satu demi satu:
1- Kerangka
Kekuatan
kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun tulangnya memiliki rongga.
Sebagai contoh, seekor burung kutilang berparuh besar
dan berleher pendek (Coccothraustes coccothraustes) sepanjang 7 inci (18 cm) melakukan
tekanan sekitar 151 lbs (68,5 kg) untuk memecahkan suatu biji zaitun. Karena
lebih “teratur” dibandingkan hewan menyusui, tulang bahu, panggul, dan dada
pada burung bergabung bersama. Rancangan ini memperbaiki kekuatan bentuk
burung. Sifat lain dari kerangka burung, sebagaimana telah disebutkan, adalah
lebih ringan daripada rangka hewan menyusui. Sebagai contoh, kerangka seekor
merpati beratnya hanya 4,4% dari keseluruhan berat tubuhnya. Tulang burung
friget hanya seberat 118 gr, yang lebih ringan dibandingkan
berat keseluruhan bulunya.
2- Sistem Pernapasan
Sistem
pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya
berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh
lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung
tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen
dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan
dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada
hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan
saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran
oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir
dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui
tenggorokan.
Sebaliknya,
pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang
satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini
memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi
kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli
biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan
paru-paru unggas sebagai berikut:
Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang
tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung
yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini
akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya
sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru…. Meskipun
kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk
paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda.
Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang
mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga
seluk-beluk khususnya pada semua burung…19
Dalam
bukunya A Theory in Crisis, Michael Denton juga menunjukkan mustahilnya
pembentukan sistem sempurna seperti itu melalui evolusi bertahap:
Bagaimana mungkin sistem pernapasan yang sangat berbeda bisa berevolusi
secara bertahap dari suatu rancangan baku hewan bertulang belakang, khususnya jika
mengingat bahwa keberlangsungan fungsi pernapasan begitu menentukan bagi
kehidupan suatu makhluk hidup, sedemikian sehingga kegagalan fungsi yang
terkecil pun akan mengakibatkan kematian dalam sekejap. Seperti halnya ketika
bulu tidak berfungsi sebagai alat terbang hingga pengait dan barbula dapat
saling bersesuaian agar cocok sekaligus secara sempurna, demikian pula
paru-paru unggas tidak akan berfungsi sebagai alat pernapasan hingga sistem
parabronkhus yang tersebar di dalamnya serta sistem kantung udara yang menjamin
pasokan udara untuk parabronkhus, keduanya telah berkembang dengan sempurna dan
mampu bekerja bersama dengan cara yang menyatu sempurna pula.20
Pendeknya,
peralihan dari paru-paru hewan menyusui ke paru-paru unggas adalah mustahil
karena ternyata paru-paru yang akan menjalani tahap perkembangan peralihan
tidak akan mempunyai manfaat apa pun. Tidak ada makhluk tanpa paru-paru dapat
hidup meski hanya beberapa saat. Karena itulah, makhluk hidup tidak akan mampu
menunggu jutaan tahun untuk mutasi acak demi menyelamatkan hidupnya.
Bentuk
berbeda dari paru-paru unggas menunjukkan adanya rancangan yang sempurna yang
memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan untuk terbang. Hanya perlu
sedikit kesadaran untuk melihat bahwa susunan tubuh burung yang tak ada
bandingannya ini bukanlah suatu hasil sekonyong-konyong dari mutasi tak sadar.
Jelaslah bahwa paru-paru burung merupakan satu dari bukti-bukti yang tak
terbatas bahwa semua makhluk telah diciptakan oleh Allah.
3-Sistem Keseimbangan
Allah
telah menciptakan burung tanpa cela sebagaimana Dia lakukan pada ciptaan-Nya
yang lain. Kenyataan ini terwujud dalam setiap perincian. Badan burung telah
diciptakan dengan suatu rancangan khusus yang menghilangkan segala
ketidakseimbangan yang mungkin terjadi selama penerbangan. Kepala seekor burung
sengaja diciptakan ringan sehingga hewan tersebut tidak condong ke depan ketika
terbang: rata-rata, bobot kepala seekor burung adalah sekitar 1% dari berat
tubuhnya.
Bentuk
bulu-bulunya yang aerodinamik merupakan sifat lain dari sistem keseimbangan
pada burung. Bulu, terutama yang berada pada sayap dan ekor, memberi sistem
keseimbangan yang sangat tepat guna bagi burung.
Sifat
ini menjamin agar seekor elang mempertahankan keseimbangan mutlak ketika
menukik menuju mangsanya dalam kecepatan 240 mil per jam (384 kilometer/jam).
4-Masalah Kekuatan dan
Tenaga
Setiap
proses dalam bentuk rangkaian kejadian, yakni dalam biologi, kimia, maupun
fisika mematuhi “Prinsip
Penghematan Energi.” Singkatnya,
kita bisa menyimpulkannya “diperlukan sejumlah energi tertentu untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.”
Contoh
penting tentang pengehematan energi ini bisa diamati dalam terbangnya burung.
Burung yang berpindah-pindah harus menyimpan energi yang cukup untuk membawanya
melalui perjalanannya. Di sisi lain, kebutuhan lain selama penerbangan adalah
berbobot seringan mungkin. Apa pun hasilnya, kelebihan beban harus dihindari.
Sementara itu, bahan bakar juga harus sehemat mungkin. Dengan kata lain, jika
berat bahan bakar harus sekecil mungkin, hasil tenaga darinya justru harus
sebesar mungkin. Semua permasalahan ini telah teratasi pada burung.
Langkah
pertama adalah menentukan kecepatan terbang yang optimal. Agar seekor burung
ingin terbang sangat lambat, maka sejumlah besar energi harus dikeluarkan agar
tetap berada di udara. Agar seekor burung bisa terbang sangat cepat, maka bahan
bakar akan digunakan untuk mengatasi halangan udara. Oleh karena itu, jelaslah
bahwa kecepatan terbaik harus dipertahankan untuk menggunakan jumlah bahan
bakar sekecil mungkin. Tergantung pada bentuk rangka dan sayap yang polanya
memperlancar aliran udara, kecepatan terbaik tersebut berbeda pada setiap jenis
burung.
Mari
kita telaah masalah ini pada burung plover emas
Pasifik (sejenis belibis (Pluvialis dominica fulva): burung ini
berpindah dari Alaska ke Hawaii untuk menghabiskan musim dinginnya di sana.
Tidak ada pulau dalam perjalanannya. Oleh karena itu, mustahil beristirahat.
Penerbangannya adalah sejauh 2500 mil (4000 km) dari awal hingga akhir dan ini
secara kasarnya berarti 250.000 kepakan sayap tanpa henti. Perjalanan ini
menghabiskan lebih dari 88 jam.
Berat
burung adalah 7 ons (200g) di awal perjalanan, 2,5 ons (70 gr) dari berat
tersebut merupakan lemak yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Akan tetapi,
setelah memperhitungkan jumlah energi yang dibutuhkan burung untuk terbang
selama 1 jam, diketahui bahwa burung membutuhkan 3 ons (82 gr) bahan bakar
untuk penerbangan ini. Berarti terdapat kekurangan 0,4 ons (12 gr) bahan bakar,
dan burung akan kehabisan energi ratusan mil sebelum mencapai Hawaii.
Meskipun
demikian, burung plover emas ini tidak gagal mencapai Hawaii setiap tahunnya.
Ada rahasia apa pada makhluk ini?
Pencipta
burung ini, Allah, mengilhami mereka dengan cara untuk dapat terbang secara mudah
dan efisien. Burung ini tidak terbang secara sendiri-sendiri, melainkan dalam
kelompok. Mereka mengikuti aturan tertentu dan membuat bentuk barisan “V” di
udara. Bentuk barisan ini mengurangi hambatan udara yang mereka hadapi. Bentuk
terbang ini begitu efisien sehingga mereka menghemat sekitar 23% dari energi
mereka. Itulah mengapa mereka masih memiliki lemak seberat 0.2 ons (6-7 kg)
ketika mendarat. Kelebihan lemak tersebut bukan karena adanya salah
perhitungan, melainkan merupakan suatu bantalan yang akan digunakan jika
menghadapi aliran udara yang berlawanan.21
Keadaan yang luar bisa ini menimbulkan pertanyaan
berikut ini dalam pikiran kita:
Bagaimana sang burung mengetahui banyaknya lemak
yang dibutuhkannya?
Bagaimana sang burung mengatur untuk mendapatkan
jumlah lemak tersebut sebelum terbang?
Bagaimana ia dapat menghitung jarak dan jumlah
bahan bakar yang dibutuhkan?
Bagaimana caranya ia mengetahui bahwa suasana
Hawaii lebih baik daripada Alaska?
Mustahil
bagi burung untuk mencapai tingkat pengetahuan tersebut, untuk kemudian
melakukan perhitungan-perhitungan ini, atau untuk membuat kelompok penerbangan
berdasarkan perhitungan tersebut. Hal ini merupakan petunjuk bahwa burung
tersebut “diilhami”dan diarahkan oleh suatu kekuasaan yang maha besar. Demikianlah
Al Qur’an menarik perhatian kita pada “burung yang berbaris ketika terbang” dan
memberi tahu kita tentang kesadaran yang diilhamkan dalam diri makhluk ini oleh
Allah:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya
bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan
mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Surat An-Nur: 41)
Dan apakah mereka
tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya
di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat Al-Mulk: 19)
5-Sistem Pencernaan
Terbang
merupakan memerlukan sejumlah besar kekuatan. Karena itulah burung memiliki
perbandingan jaringan otot terhadap massa tubuh yang terbesar daripada semua
makhluk. Metabolisme tubuhnya juga sesuai dengan kekuatan otot yang tinggi.
Rata-rata, metabolisme tubuh suatu makhluk berlipat dua kali sewaktu suhu tubuh
meningkat sebesar 50°F (10°C). Suhu tubuh burung gereja yang sebesar 108°F (42°C) serta suhu tubuh burung murai (Turdus pilaris) setinggi 109,4°F (43,5°C) menunjukkan betapa cepat kerja
metabolisme tubuh mereka. Suhu tubuh yang tinggi seperti itu, yang dapat
membunuh makhluk darat, justru sangat penting bagi burung untuk bertahan hidup
dengan meningkatkan penggunaan energi, dan, karena itu pula, kekuatannya.
Karena
kebutuhan mereka akan banyak energi, burung juga mempunyai tubuh yang mencerna
makanan yang mereka makan dalam cara yang optimal. Sistem pencernaan burung
memungkinkan mereka memanfaatkan dengan cara terbaik makanan yang mereka makan.
Misalnya, seekor bayi bangau menggunakan 2,2 lbs (1 kg) dari massa tubuhnya
untuk setiap 6,6 lbs (3 kg) makanan. Pada hewan menyusui dengan pilihan makanan
yang serupa, perbandingan ini adalah sekitar 2,2 lbs (1 kg) hingga 22 lbs (10
kg). Sistem peredaran burung juga telah diciptakan selaras dengan kebutuhan
energi tinggi mereka. Jika jantung manusia berdetak 78 kali per menit, jumlah
detakan adalah 460 untuk burung gereja dan 615 untuk burung murai. Begitu pula, peredaran darah pada burung pun
sangat cepat. Oksigen yang memasok seluruh sistem yang bekerja cepat ini
disediakan oleh paru-paru unggas khusus.
Burung
juga menggunakan energinya dengan sangat efisien. Mereka memperlihatkan
efisiensi yang tinggi secara meyakinkan dalam pemanfaatan energi dibandingkan
hewan menyusui. Contohnya, burung layang-layang yang berpindah tempat membakar
4 kilokalori per mil (2,5 kilokalori per kilometer), sedangkan hewan menyusui
kecil akan membakar 41 kilokalori.
Mutasi
tidak dapat menjelaskan perbedaan antara burung dengan hewan menyusui. Meskipun
kita menganggap salah satu sifat ini terjadi melalui mutasi acak, dan ini
justru sudah mustahil, satu sifat tunggal berdiri sendiri tidak akan berarti
apa-apa. Pembentukan metabolisme tubuh yang menghasilkan energi tinggi tidak
punya makna tanpa paru-paru unggas yang khusus. Bahkan, hal ini akan
menyebabkan hewan kesulitan bernafas karena oksigen yang masuk tidak mencukupi.
Jika sistem pernapasan akan bermutasi sebelum sistem lain, maka makhluk ini
akan menghirup lebih banyak oksigen daripada yang diperlukannya, dan akan
dirugikan dengan cara yang sama. Kemustahilan lain terkait dengan bentuk
rangka: meskipun seekor burung sudah mempunyai paru-paru unggas dan sudah ada penyesuaian mekanisme tubuh, ia masih belum
akan mampu terbang. Tak peduli betapa kuatnya, tidak ada makhluk darat yang
bisa lepas landas dari tanah karena bentuk rangka yang berat dan relatif
terkotak-kotak. Pembentukan sayap juga memerlukan “rancangan” yang tersendiri
dan sempurna.
Semua
kenyataan ini membawa kita kepada satu kesimpulan: teramat mustahil untuk
menjelaskan asal burung melalui perkembangan secara kebetulan atau teori
evolusi. Ribuan jenis burung berbeda telah diciptakan dengan seluruh sifat
jasmani mereka saat ini dalam “sekejap.” Dengan kata lain, Allah-lah yang telah
menciptakan mereka satu demi satu.
CARA TERBANG YANG
SEMPURNA
Dari
burung elang laut hingga burung nazar, semua
burung telah diciptakan dilengkapi dengan cara terbang yang memanfaatkan angin.
Karena
terbang membutuhkan energi yang besar, burung telah diciptakan dengan otot dada
yang kuat, jantung yang besar dan kerangka yang ringan. Bukti kehebatan
penciptaan pada burung tidak berhenti pada tubuhnya saja. Banyak burung yang
diilhami untuk menggunakan cara tertentu yang menurunkan energi yang
diperlukan.
Burung
alap-alap dalah burung liar yang terkenal di Eropa, Asia dan Afrika. Ia
memiliki suatu kemampuan khusus: ia bisa menjaga posisi kepalanya dalam
kedudukan diam sempurna di udara dengan menghadapi angin. Meskipun tubuhnya
mungkin bergoyang dalam angin, kepalanya tetap saja tidak bergerak sedikit pun,
yang meningkatkan keunggulan penglihatannya meskipun dipengaruhi semua gerakan.
Giroskop, yang digunakan untuk menjaga kemantapan letak persenjataan pada kapal
perang di lautan, bekerja dengan cara yang mirip. Itulah mengapa para ilmuwan
biasanya menjuluki kepala burung tersebut "kepala yang distabilkan oleh
giroskop.”22
Teknik Pengaturan Waktu
Burung
mengatur jadwal perburuannya untuk efisiensi optimal. Burung alap-alap suka
memangsa tikus. Tikus biasanya berada di bawah dan permukaan tanah setiap 2 jam
untuk makan. Waktu makan burung alap-alap bersamaan dengan tikus. Mereka
berburu di siang hari namun baru memakan buruannya di malam hari. Oleh karena
itu, di siang hari, burung alap-alap terbang dengan perut yang kosong dan berat
tubuh yang ringan. Cara ini menghemat tenaga yang dibutuhkan. Setelah dihitung,
burung ini menghemat 7% tenaga dengan cara ini.23
Membubung dalam Angin
Burung
makin mengurangi energi yang digunakannya dengan memanfaatkan angin. Mereka
membubung dengan meningkatkan aliran udara pada sayap-sayap mereka dan mereka
bisa tetap “tertahan” dalam aliran udara yang cukup kuat. Udara yang berhembus
ke atas merupakan nilai tambah bagi mereka.
Memanfaatkan
aliran udara untuk menghemat energi terbang disebut “membubung.” Burung alap-alap
adalah salah satu burung dengan kemampuan ini. Kemampuan membubung merupakan
suatu bukti kehebatan burung di udara.
Membubung
memiliki dua keuntungan utama. Pertama, membubung menghemat energi yang
dibutuhkan di udara ketika mencari makanan atau ketika mempertahankan tempat
buruan. Kedua, membubung memungkinkan burung untuk secara meyakinkan
meningkatkan jarak tempuh penerbangannya. Seekor burung camar dapat menghemat
hingga 70% tenaganya ketika membubung.24
Tenaga dari Aliran Udara
Burung
memanfaatkan aliran udara dengan cara-cara berbeda: Seekor alap-alap meluncur
menuruni sisi bukit atau seekor camar laut menukik sepanjang karang di pesisir
memanfaatkan arus udara, dan ini disebut “membubung di kecuraman.”
Ketika
angin yang kuat melewati puncak bukit, angin itu membentuk gelombang udara yang
tak bergerak. Burung-burung pun bisa membubung di atas gelombang ini. Burung gannet (marga Morus) dan banyak burung laut
lainnya menggunakan udara tak bergerak ini yang tercipta melalui pulau-pulau.
Kadang-kadang mereka menggunakan aliran yang ditimbulkan oleh halangan yang
lebih kecil seperti kapal-kapal, yang di atasnya burung-burung camar membubung
tinggi.
Gelombang
udara umumnya menghasilkan arus yang memiliki daya angkat untuk burung.
Gelombang
udara merupakan pertemuan antara massa udara yang berbeda suhu atau kepadatan.
Membubungnya burung di tempat pertemuan ini disebut “meluncur dalam hembusan.”
Gelombang udara ini, yang terbentuk khususnya di pesisir oleh arus udara yang
datang dari laut, telah ditemukan dengan menggunakan radar, melalui pengamatan
atas burung laut dalam kelompok yang meluncur di dalamnya. Dua jenis cara
membubung lain yang diketahui adalah membubung dengan pengaruh panas (thermal
soaring) dan membubung terus bergerak (dynamic soaring).
Thermal
soaring merupakan suatu
gejala yang diamati khususnya pada daerah pedalaman hangat di bumi. Begitu
matahari menghangatkan daratan, daratan pun segera menghangatkan udara di
atasnya. Begitu udara makin
menghangat, udara pun makin ringan dan mulai naik. Kejadian ini dapat juga diamati pada badai debu
atau jenis badai angin lainnya.
Cara Membubung Burung
Nazar
Burung
nazar menggunakan cara khusus untuk memindai bumi di bawahnya dari ketinggian
yang tepat yang menyusuri gumpalan udara hangat yang meningkat, yang disebut
arus panas (thermal). Mereka dapat terus-menerus memanfaatkan arus panas
yang berbeda-beda untuk terus membubung di atas wilayah yang sangat luas dalam
waktu yang sangat lama.
Di
kala fajar, gelombang udara mulai naik. Pertama-tama, burung nazar yang lebih
kecil lepas landas, menyusuri aliran udara yang lebih lemah. Ketika aliran
udara menguat, burung yang lebih besar pun lepas landas. Burung hampir
mengambang di atas aliran yang naik ini. Udara naik yang tercepat terletak di
tengah-tengah arus tersebut. Mereka terbang dalam lingkaran rapat untuk
menyeimbangkan gerak ke atas dengan gaya tarik bumi. Ketika mereka ingin naik,
mereka merapat ke pusat aliran tersebut.
Burung
pemburu lainnya juga memanfaatkan arus panas ini. Burung bangau memanfaatkan
arus udara hangat, terutama ketika berpindah tempat. Bangau putih tinggal di
Eropa tengah dan berpindah ke Afrika selama musim dingin dengan mengarungi
perjalanan sekitar 4350 mil (7000 km). Jika mereka ingin terbang
sendiri-sendiri dengan mengepakkan sayapnya, mereka akan butuh istirahat paling
tidak empat kali. Namun, bangau putih mampu menuntaskan penerbangannya dalam
tiga minggu dengan memanfaatkan arus udara hangat hingga 6-7 jam per hari, yang
dialihkan menjadi penghematan energi yang besar.
Karena
perairan menghangat lebih lambat daripada daratan, arus udara hangat tidak
terbentuk di atas lautan, itulah mengapa burung-burung yang berpindah dengan
menempuh jarak yang jauh tidak memilih jalur di atas air. Bangau dan burung
liar lainnya yang berpindah dari Eropa ke Afrika memilih melalui dataran Balkan
dan Bosforus, atau melalui Semenanjung Iberia di atas Gibraltar.
Elang
laut, gannet, camar dan burung laut lainnya, di pihak lain, menggunakan arus
udara yang dihasilkan oleh gelombang tinggi. Burung-burung tersebut mengambil
keuntungan dari gerak naik udara yang diarahkan ke atas ujung-ujung gelombang.
Ketika membubung di atas aliran udara ini, elang laut sering berputar dan
mengarah menuju angin dan dengan cepat naik lebih tinggi. Setelah naik 30-45
kaki (10-15 meter) ke dalam udara, ia mengubah arah kembali dan melanjutkan
membubung. Burung ini memperoleh energi dari perubahan arah angin. Aliran udara
kehilangan kecepatan ketika menyentuh permukaan laut. Itulah mengapa elang laut
menemukan arus yang lebih kuat di ketinggian yang lebih tinggi. Setelah
mencapai kecepatan yang tepat, ia kembali meluncur mendekati permukaan laut.
Banyak burung lainnya seperti burung penyisir laut (dari
marga Puffinus) menggunakan teknik serupa ketika membubung di atas
laut.
RANCANGAN PADA TELUR
BURUNG
Penciptaan
burung yang menakjubkan tidak berakhir pada sayap, bulu, atau keahlian
menjelajahnya. Sifat rancangan yang luar biasa lainnya pada makhluk ini ada
pada telurnya.
Meski
biasa kelihatannya bagi kita, telur ayam memiliki sekitar lima belas ribu
pori-pori yang menyerupai lubang-lubang kecil pada bola golf. Bentuk
berpori-pori pada telur yang lebih kecil ini hanya bisa diamati di bawah
mikroskop. Struktur berpori ini memberi telur kelenturan tambahan dan
meningkatan ketahanannya terhadap benturan.
Telur
merupakan pembungkus ajaib. Ia memasok semua zat gizi dan air yang dibutuhkan
janin yang tumbuh di dalamnya. Kuning telur menyimpan protein, lemak, vitamin
dan mineral, sedangkan putih telur berguna sebagai penyimpan cairan.
Anak
ayam yang tengah tumbuh perlu menghirup oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Ia juga membutuhkan sumber panas, kalsium untuk perkembangan tulangnya,
perlindungan cairannya, perlindungan terhadap bakteri dan guncangan pada
tubuhnya. Cangkang telur menyediakan semuanya untuk anak ayam, yang bernapas
melalui kantung selaput yang tumbuh pada sang janin. Pembuluh darah dalam
kantung ini membawa oksigen untuk janin ayam dan mengeluarkan karbon dioksida.
Cangkang
telur itu ajaibnya, begitu tipis dan kuat, dan dapat menghantarkan panas induk
yang mengeraminya.
Kehilangan yang
Diperlukan
Selama
pengeraman, telur kehilangan 16% dari kandungan airnya dalam bentuk uap air.
Para ilmuwan cukup lama meyakini bahwa hal ini merugikan dan disebabkan oleh
bentuk berpori cangkang telur. Padahal, penelitian mutakhir memperlihatkan
bahwa kehilangan ini diperlukan bagi anak ayam untuk dapat menetas dari telur.
Anak ayam membutuhkan oksigen dan ruang untuk memungkinkannya menggerakkan
kepalanya cukup untuk memecahkan cangkang ketika menetas. Penguapan cairan menghasilkan
ruang dan oksigen yang dibutuhkannya.
Selanjutnya,
perbandingan pengurangan cairan disesuaikan beragam antara 15 sampai 20% untuk
keadaan terbaik yang tergantung pada jenis cangkang telur. Misalnya, kekurangan
cairan pada telur sejenis burung camar dari marga
Gavia beberapa
kali lebih tinggi dibanding lainnya yang dierami pada keadaan yang lebih
kering.
Rancangan Telur untuk
Daya Tahan
Daya
tahan cangkang telur sama pentingnya dengan pemanfaatan udara, air dan panas.
Ia harus mampu menahan guncangan luar serta berat badan induk yang
mengeraminya.
Penelitian
lebih dekat mengungkap bahwa telur dirancang dengan daya tahan yang memadai.
Allah menciptakan telur yang lebih kecil atau lebih besar berbeda-beda satu
sama lain. Telur burung yang lebih besar biasanya lebih keras dan kurang lentur
sedangkan telur burung yang lebih kecil lebih lunak namun lebih lentur.
Telur
ayam kaku dan kokoh, namun tidak pecah ketika jatuh satu atas lainnya. Cangkang
yang kokoh sekaligus melindunginya dari serangan. Jika telur yang lebih kecil
sekokoh dan sekasar telur ayam, telur itu akan pecah lebih mudah. Penelitian
menunjukkan bahwa telur yang lebih kecil tidak kaku, namun kuat dan lentur
sehingga melindunginya dari pecah akibat benturan.
Kelenturan
bentuk telur tidak hanya berperan melindungi anak ayam namun juga menentukan
cara anak ayam menetas darinya. Seekor anak ayam yang akan keluar dari cangkang
yang kaku dan kokoh hanya perlu membuka sepasang lubang di ujung telur yang
tumpul sebelum mendorong kepala dan kakinya keluar. Anak ayam melihat dunia
dengan mengangkat tutup ujung yang berbentuk topi yang terbentuk oleh pecahan
yang menghubungkan lubang-lubang ini. 25
BAB III
Sistem Komunikasi dan Penentuan Tempat
SISTEM PENENTUAN ARAH DENGAN GEMA
PADA KELELAWAR
Kelelawar
merupakan makhluk yang sangat menarik. Yang paling hebat dari kemampuannya
adalah kemampuannya yang luar biasa dalam penentuan arah.
Kemampuan
mengindera tempat dengan gema pada kelelawar ditemukan melalui serangkaian
percobaan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Mari kita simak lebih dekat
percobaan-percobaan tersebut untuk mengungkap rancangan yang luar biasa pada
makhluk ini.26
Pada
percobaan yang pertama, seekor kelelawar ditempatkan di sebuah ruangan yang
gelap gulita. Di satu sudut pada ruangan yang sama, seekor lalat ditempatkan
sebagai mangsa untuk kelelawar ini. Mulai saat itu, segala hal yang terjadi di
ruangan tersebut dipantau dengan kamera-kamera malam hari (night camera).
Begitu lalat terbang, kelelawar, dari sudut lain pada ruangan ini, dengan cepat
bergerak langsung ke tempat lalat berada dan menangkapnya. Melalui percobaan
ini, disimpulkan bahwa kelelawar tersebut memiliki indera yang sangat tajam
dalam hal kepekaan bahkan dalam kegelapan yang sempurna. Meskipun begitu,
apakah kepekaan kelelawar ini dikarenakan oleh indera pendengaran? Atau itu
karena ia memiliki penglihatan yang terang di malam hari?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, percobaan kedua dilakukan. Pada suatu sudut di ruang
yang sama sekelompok ulat bulu diletakkan dan ditutupi di balik selembar koran.
Begitu dilepaskan, kelelawar tidak membuang-buang waktu untuk mengangkat
lembaran koran tersebut dan memakan ulat-ulat tadi. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan penentuan arah kelelawar tidak ada kaitannya dengan indera
penglihatan.
Para
ilmuwan melanjutkan percobaan mereka terhadap kelelawar: sebuah percobaan baru
dilakukan di lorong yang panjang, yang pada satu sisinya ada seekor kelelawar
dan di sisi lainnya sekelompok kupu-kupu. Di samping itu, serangkaian
dinding-dinding penyekat dipasang tegak lurus terhadap dinding ruangan. Di tiap
penyekat, ada satu lubang tunggal yang cukup besar bagi kelelawar untuk terbang
melewatinya. Akan tetapi, lubang-lubang ini ditempatkan pada titik berbeda di
setiap dinding penyekat. Dengan demikian, kelelawar harus terbang dengan jalur
berliku melaluinya.
Para
ilmuwan memulai pengamatannya segera begitu kelelawar dilepaskan ke dalam
kegelapan ruangan di lorong tersebut. Ketika kelelawar sampai pada penyekat
pertama, ia menentukan tempat lubangnya dengan mudah dan melewatinya dengan
baik. Hal yang sama terpantau di seluruh dinding penyekat: kelelawar terlihat
tidak hanya tahu di mana penyekat berada melainkan juga di mana tepatnya lubang
berada. Setelah melalui lubang terakhir, sang kelelawar pun mengisi perutnya
dengan tangkapannya.
Karena
terpesona dengan apa yang mereka amati, para ilmuwan memutuskan untuk melakukan
percobaan terakhir untuk memahami tingkat kepekaan penginderaan kelelawar.
Tujuannya kali ini adalah untuk menentukan batas kemampuan penginderaan
kelelawar lebih jelas. Sekali lagi, lorong panjang disiapkan dan kawat baja
bergaris tengah 3/128 inci (0,6 mm) digantungkan dari atap hingga lantai lorong
dan ditempatkan secara acak melaluinya. Semakin besar kekaguman para pengamat,
karena sang kelelawar menyelesaikan perjalanannya tanpa terantuk pada satu
hambatan pun. Daya terbangnya ini menunjukan bahwa kelelawar mampu menentukan
rintangan dengan ketebalan setipis 3/128 inci (0,6 mm). Penelitian setelahnya
mengungkapkan bahwa kemampuan penginderaan kelelawar yang luar biasa ini
terkait dengan sistem penentuan tempat dengan gema, yang dimilikinya. Kelelawar
memancarkan suara berfrekuensi tinggi untuk menentukan benda-benda di
sekitarnya. Pantulan suara ini, yang tidak terdengar oleh manusia, memungkinkan
kelelawar mendapatkan sebuah “peta” lingkungannya.27 Jadi, penginderaan kelelawar atas seekor lalat
dimungkinkan dengan suara yang dipantulkan kembali pada kelelawar dari lalat
tersebut. Kelelawar yang menentukan letak dengan gema ini mengingat setiap
gelombang suara yang keluar dan membandingkan yang asli dengan gema yang
kembali kepadanya. Waktu yang habis antara dikeluarkannya suara dengan
diterimanya gema yang datang memberikan penentuan yang tepat mengenai jarak
sasaran dari sang kelelawar. Sebagai contoh, pada percobaan ketika kelelawar
menangkap ulat-ulat di lantai, kelelawar mengindera ulat dan bentuk ruangan
dengan memancarkan suara bernada tinggi dan menentukan sinyal-sinyal yang
terpantul. Lantai memantulkan suara tersebut, sehingga kelelawar dapat
menentukan jaraknya terhadap lantai. Sebaliknya, ulat bulu berada sekitar 3/16
inci (0,5 cm) hingga 3/8 inci (1 cm) lebih dekat pada kelelawar dibandingkan
dengan lantai. Di samping itu, hal ini menambah waktu dan nantinya mengubah
frekuensi yang terpantau. Dengan cara inilah kelelawar mampu menentukan
keberadaan ulat bulu di lantai. Ia memancarkan sekitar dua puluh ribu gelombang
per detik dan mampu menelaah semua suara yang terpantul. Bahkan, ketika ia
menjalankan tugasnya, kelelawar itu sendiri pun terbang. Pemikiran yang seksama
atas semua kenyataan ini dengan jelas mengungkap rancangan yang hebat dalam
penciptaan mereka.
Sifat
lain yang menakjubkan dari sistem penentuan tempat dengan gema ini adalah
kenyataan bahwa pendengaran kelelawar telah tercipta sedemikian rupa sehingga
ia tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang dipancarkannya sendiri.
Lebar frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini sangat sempit, yang
lazimnya menjadi hambatan besar untuk hewan ini karena Efek Doppler. Berdasarkan
Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak (jika
dibandingkan dengan benda lain), maka penerima akan menentukan frekuensi yang
sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara. Akan tetapi, jika salah satunya
bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang dipancarkan. Dalam
hal ini, frekuensi suara yang dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang
tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan demikian, kelelawar tentu akan
menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar gema suaranya dari lalat yang
bergerak.
Akan
tetapi, hal tersebut tidak pernah menjadi masalah bagi kelelawar karena ia
menyesuaikan frekuensi suara yang dikirimkannya terhadap benda bergerak seolah
sang kelelawar telah memahami Efek Doppler. Misalnya, kelelawar mengirimkan
suara berfrekuensi tertinggi terhadap lalat yang bergerak menjauh sehingga
pantulannya tidak hilang dalam wilayah tak terdengar dari rentang suara.
Jadi,
bagaimana pengaturan ini terjadi?
Di
dalam otak kelelawar, terdapat dua jenis neuron (sel saraf) yang mengendalikan
sistem sonar, satu di antaranya mengindera suara ultrasonik (suara di atas jangkauan pendengaran kita) yang
terpantul dan lainnya memerintahkan otot untuk menghasilkan jeritan untuk
membuat gema penentuan tempat. Kedua neuron ini bekerja dalam suatu kesesuaian
yang sempurna sehingga penyimpangan amat kecil pun dalam sinyal terpantul akan
memperingatkan sinyal berikutnya dan menghasilkan frekuensi jeritan senada
dengan frekuensi gema. Karenanya, nada suara ultrasonik kelelawar berubah
menurut lingkungannya untuk efisiensi sebesar-besarnya.
Mustahil
mengabaikan gelombang yang diperlukan sistem ini untuk menjelaskan teori
evolusi karena kebetulan. Sistem sonar pada kelelawar terlalu rumit sifatnya
sehingga tidak dapat dijelaskan oleh evolusi melalui mutasi acak. Keberadaan
semua bagian sistem secara serentak penting artinya agar dapat dimanfaatkan.
Kelelawar tidak hanya harus mengeluarkan suara bernada tinggi melainkan juga
memproses sinyal terpantul dan bermanuver serta menyesuaikan jeritan sonarnya
pada saat yang sama. Umumnya, semua ini tidak dapat diterangkan dengan
kebetulan dan hanya bisa menjadi suatu pertanda pasti tentang betapa
sempurnanya Allah menciptakan kelelawar.
Penelitian
ilmiah lebih jauh mengungkap contoh-contoh baru keajaiban pada penciptaan
kelelawar. Melalui setiap penemuan baru yang menakjubkan, dunia ilmu
pengetahuan mencoba memahami bagaimana sistem ini bekerja. Sebagai contoh,
penelitian baru terhadap kelelawar telah memberi temuan yang amat menarik dalam
tahun-tahun belakangan.29 Beberapa
Ilmuwan yang ingin menguji sekelompok kelelawar yang tinggal di suatu gua,
memasang pemancar pada beberapa anggota kelompok. Kelelawar-kelelawar diamati
ketika meninggalkan gua di malam hari dan makan di luar hingga fajar. Mereka
menemukan bahwa beberapa kelelawar melakukan perjalanan sejauh 30-45 mil (50-70
kilometer) dari gua tersebut. Temuan yang paling mengherankan adalah mengenai
kepulangannya, yang dimulai sesaat sebelum matahari terbit. Semua kelelawar
terbang pulang dalam garis lurus ke gua masing-masing dari mana pun mereka
berada. Bagaimana kelelawar dapat mengetahui di mana dan sejauh mana keberadaan
mereka dari gua asal mereka?
Kita
masih belum mempunyai pengetahuan yang terperinci tentang cara mereka menemukan
jalan pulang. Ilmuwan tidak meyakini sistem pendengaran memiliki dampak besar
atas perjalanan pulang. Mengingat kelelawar sepenuhnya buta cahaya, para
ilmuwan berharap menemukan suatu sistem lain yang mengejutkan. Pendek kata,
ilmu pengetahuan terus mencari keajaiban baru mengenai penciptaan kelelawar.
IKAN LISTRIK
Senjata Kejut Listrik pada Belut Listrik
Belut listrik, yang panjangnya kadang-kadang
melebihi 6,6 kaki (2 meter), hidup di Amazon. Dua pertiga tubuh ikan ini
tertutup dengan alat-alat listrik, yang mempunyai sekitar 5000 hingga 6000
titik listrik. Oleh karena itu, mereka dapat menghasilkan arus listrik sebesar
500 volt per sekitar 2 amper. Kira-kira kekuatannya melebihi yang digunakan
oleh seperangkat TV biasa.
Kemampuan menghasilkan listrik telah
dianugerahkan kepada makhluk ini untuk tujuan pertahanan maupun penyerangan.
Ikan ini menggunakan arus listrik ini untuk membunuh pemangsanya dengan memberi
mereka kejutan listrik. Kejutan listrik yang dihasilkan oleh ikan ini cukup
untuk membunuh ternak dari jarak 6,6 kaki (2 meter). Cara kerja penghasil
listrik pada ikan ini dapat digunakan sangat cepat mencapai dua hingga tiga
perseribu detik.
Kekuatan yang luar biasa pada makhluk ini
merupakan suatu keajaiban mengagumkan tentang penciptaannya itu sendiri. Sistem
ini sangat rumit dan tidak mungkin dijelaskan melalui perkembangan setahap demi
setahap. Hal ini karena sistem listrik tanpa pemanfaatan penuh tidak bisa
membawa keuntungan apa pun bagi makhluk ini untuk mempertahankan diri. Dengan kata lain, semua bagian pada sistem
ini harus telah tercipta secara sempurna di saat yang bersamaan.
Ikan yang “Melihat”
dengan Medan Listrik
Selain
ikan yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada jenis ikan lain
pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua hingga tiga volt. Jika
ikan-ikan ini tidak menggunakan sinyal listrik lemah semacam ini untuk berburu
atau mempertahankan diri, lalu digunakan untuk apa?
Ikan
ini memanfaatkan sinyal lemah ini sebagai alat indera. Allah menciptakan sistem
indera dalam tubuh ikan ini, yang menghantarkan dan menerima sinyal-sinyal
tersebut.30
Ikan
ini menghasilkan pancaran listrik dalam suatu alat khusus di ekornya. Listrik
ini dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung makhluk ini dalam bentuk
sinyal yang untuk sementara menciptakan medan listrik di sekitarnya. Benda apa
pun dalam medan ini membiaskannya, sehingga ikan ini mengetahui ukuran, daya
alir dan gerak dari benda tersebut. Pada tubuh ikan ini, ada pengindera listrik
yang terus menentukan medan ini seperti halnya radar.
Pendeknya, ikan ini memiliki radar yang
memancarkan sinyal listrik dan menerjemahkan perubahan pada medan yang
disebabkan oleh benda yang menghambat sinyal-sinyal di sekitar tubuhnya. Ketika
kerumitan radar yang digunakan oleh manusia kita renungkan, penciptaan
mengagumkan dalam tubuh ikan akan menjadi jelas.
Penerima (Reseptor) untuk
Tujuan Khusus
Dalam
tubuh ikan-ikan ini terdapat beragam tipe penerima (reseptor). Reseptor kantung
(ampullary) memeriksa sinyal listrik berfrekuensi rendah yang
dipancarkan oleh ikan lainnya yang tengah berenang atau ulat (larva) serangga.
Reseptor ini begitu peka sehingga dapat menentukan medan magnetik bumi
sekaligus mengumpulkan informasi mengenai buruan atau pun pemangsa.
Reseptor
kantung tidak dapat mengindera sinyal berfrekuensi tinggi yang dipancarkan oleh
ikan ini. Ini disempurnakan oleh suatu reseptor tabung. Pengindera ini peka
pada pelepasan muatan listrik oleh ikan itu sendiri dan berguna sebagai peta
lingkungannya.
Dengan
adanya sistem ini maka ikan-ikan tersebut dapat berkomunikasi dan saling
mengingatkan tentang adanya ancaman. Mereka juga saling bertukar informasi mengenai jenis, usia, ukuran dan
jenis kelamin.
Sinyal yang Menggambarkan
Perbedaan Jenis Kelamin
Setiap
jenis ikan listrik memiliki ciri sinyal yang berbeda-beda. Bahkan, bisa ada
perbedaan antar ikan dalam satu jenis. Walaupun demikian, bentuk umum tetap tak
berubah. Beberapa perincian saja yang khusus pada masing-masing ikan tersebut.
Ketika ikan betina berenang melewati ikan jantan maka ia akan langsung
merasakannya dan langsung menanggapi.
Sinyal yang Menggambarkan
Usia
Sinyal
listrik juga membawa informasi mengenai usia ikan ini. Seekor ikan yang baru
menetas membawa tanda berbeda dengan yang dewasa. Sinyal ikan yang baru menetas
mempertahankan ciri itu hingga empat belas hari sejak kelahirannya, ketika
mereka berubah dan menjadi seperti sinyal sebagaimana yang dimiliki oleh ikan
dewasa. Hal ini memainkan peranan amat penting dalam mengatur hubungan yang
rumit antara induknya yang jantan dan betina. Induknya yang jantan akan
mengenali bayinya dan sekaligus membawanya pulang untuk melindunginya.
Kegiatan Sehari-hari yang
Disampaikan Melalui Sinyal
Ikan
juga mampu menyampaikan informasi selain jenis kelamin dan usia. Pada semua
jenis ikan listrik, meningginya frekuensi menyebarkan pesan peringatan. Sebagai
contoh, jenis Mormydae biasanya menghantarkan sinyal listrik dengan
frekuensi 10 Hz atau setara dengan 10 getaran per detik yang dapat
ditingkatkannya hingga 100-120 Hz. Mormydae yang diam memperingatkan
lawan akan sebuah serangan. Sikap ini menyerupai gerakan mengepalkan tangan
sebelum bertarung. Pada umumnya, peringatan ini cukup berpengaruh untuk
menakuti lawan. Setelah bertarung, pihak yang terluka menghentikan kegiatan
listriknya dan tidak mengirimkan sinyal selama hampir 30 menit. Ikan yang
menenangkan diri atau yang meninggalkan pertarungan biasanya juga tetap tidak
bergerak. Maksud di balik itu adalah untuk mempersulit lawan lainnya menemukan
mereka. Maksud lainnya juga untuk menghindari hantaman dari benda sekitarnya
karena mereka menjadi “buta” arus listrik karena kurangnya sinyal.
Sistem Khusus Anti
Gangguan pada Sinyal
Jadi,
apa yang terjadi ketika seekor ikan listrik yang mendekati ikan lainnya
menghasilkan sinyal yang sama? Tidakkah hal ini mengganggu kedua radar mereka?
Gangguan merupakan sebuah akibat yang lumrah di sini. Namun, mereka telah
diciptakan dengan cara pertahanan alami yang mencegah terjadinya gangguan
tersebut. Para ahli menamai sistem ini "Tindakan Pencegahan terhadap
Gangguan” atau disingkat dengan “JAR (Jamming Avoidance Response).”
Ketika sang ikan bertemu dengan ikan lain pada frekuensi yang sama, ia mengubah
frekuensinya. Dengan cara inilah gangguan dapat dicegah sedini mungkin,
sehingga tidak pernah berlanjut lagi.
Semua
ini menegaskan akan adanya suatu sistem yang sangat rumit pada ikan listrik.
Asal mula sistem ini tidak pernah dapat dijelaskan secara utuh dengan evolusi.
Seperti itu pulalah, Darwin dalam bukunya, The Origin of Species,
mengakui tidak mungkinnya menjelaskan makhluk dengan teorinya di satu bab yang
judulnya “Difficulties of the Theory" (Kelemahan-Kelemahan Teori).31 Semenjak Darwin, ikan listrik telah terbukti
mempunyai sistem yang jauh lebih rumit dibanding yang ia pikirkan.
Sebagaimana
bentuk lain dari kehidupan, ikan listrik juga diciptakan secara sempurna oleh
Allah sebagai petunjuk bagi kita mengenai keberadaan-Nya dan pengetahuan tak
terbatas Allah Yang menciptakan mereka.
SONAR DI DALAM TENGKORAK LUMBA-LUMBA
Seekor
lumba-lumba dapat membedakan dua uang logam berbeda di dalam air yang gelap
pekat hingga sejauh 2 mil (3 km). Apakah lumba-lumba dapat melihat hingga
sejauh itu? Tidak, ia melakukannya tanpa melihat. Ia dapat menentukannya secara
tepat dengan menggunakan rancangan sempurna sistem penentuan tempat dengan gema
yang ada di dalam tengkoraknya. Ia mengumpulkan informasi yang sangat
terperinci mengenai bentuk, ukuran, kecepatan, dan bentuk benda yang
berdekatan.
Perlu
waktu bagi lumba-lumba untuk menguasai keahlian yang diperlukan untuk
menggunakan sistem yang rumit ini. Jika lumba-lumba dewasa yang terlatih dapat
menentukan suatu benda melalui beberapa sinyal, lumba-lumba muda harus berlatih
selama bertahun-tahun.
Lumba-lumba
tidak menggunakan kemampuan ini hanya untuk menentukan keadaan sekelilingnya.
Kadangkala mereka berkelompok pada waktu makan dan mengeluarkan suara bernada
tinggi yang begitu kuat sehingga mampu membingungkan buruan mereka, yang
kemudian siap ditangkap. Lumba-lumba dewasa menghasilkan suara yang tak dapat
didengar manusia (20.000 Hz atau lebih tinggi). Pemusatan gelombang suara
dilakukan di beberapa tempat di kepala lumba-lumba. Bagian yang disebut melon,
yang merupakan struktur berlemak pada kepala depannya, bertindak sebagai lensa suara dan memusatkan suara-suara ketukan yang
dipancarkan oleh lumba-lumba ke dalam suatu gelombang yang lebih sempit.
Lumba-lumba dapat mengarahkan gelombang ini menurut keinginan dengan
menggerakkan kepalanya. Suara-suara ketukan ini segera menggema kembali ketika
mereka menubruk rintangan apa pun. Rahang yang lebih rendah bertindak sebagai
sebuah penerima, yang memancarkan sinyal-sinyal kembali ke telinganya. Di
masing-masing sisi rahang bawah ini ada daerah bertulang tipis, yang
berhubungan dengan suatu bahan lemak. Suara dihubungkan melalui bahan lemak ini
pada gelembung pendengaran, sebuah gelembung besar. Kemudian telinga meneruskan
data ke otak, yang menelaah dan menerjemahkan artinya. Bahan lemak yang serupa
juga berada dalam sonar ikan paus. Lemak (senyawa lemak) yang berbeda mengikat
gelombang suara ultrasonik (gelombang suara di atas jangkauan pendengaran kita)
yang bergerak melaluinya dengan cara berbeda. Lemak berbeda harus diatur dalam
bentuk dan urutan yang tepat untuk memusatkan gelombang suara yang kembali.
Masing-masing lemak terpisah itu bersifat khas dan berbeda dengan lemak gemuk
pada umumnya dan terbuat dari proses kimiawi yang rumit yang memerlukan
sejumlah enzim berbeda. Sistem sonar dalam lumba-lumba tidak mungkin berkembang
bertahap, sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi. Hal ini karena hanya
setelah lemak telah berevolusi hingga keadaan dan bentuk akhirlah makhluk ini
bisa menggunakan sistem yang penting ini. Di samping itu, sistem-sistem
pendukung seperti rahang bawah, sistem telinga dalam dan pusat penelaahan dalam
otaknya semuanya harus berkembang utuh. Penentuan letak dengan gema ini
merupakan sistem “rumit tak tersederhanakan” yang sangat mustahil untuk
berevolusi dalam tahap demi tahap. Oleh sebab itu, nyatalah bahwa sistem ini
adalah penciptaan Allah lainnya yang sempurna.
KISAH DI BALIK SUATU
KOMUNIKASI SINGKAT
Setiap
orang dapat mengingat saat-saat matanya bertemu pandang dengan kenalannya dan
mereka saling menyapa. Percayakah Anda bahwa komunikasi singkat tersebut
ternyata memiliki kisah yang panjang?
Anggaplah
pada suatu sore dua pria berada di tempat terpisah satu sama lain. Meskipun
mereka adalah teman dekat, menolehkan kepalanya ke arah temannya, yang belum
lagi ia kenali, memulai rantai tanggapan biokimiawi: cahaya yang terpantul dari
tubuh temannya memasuki lensa matanya pada kecepatan 10 triliun foton (partikel
cahaya) per detik. Cahaya menembus lensa dan cairan yang mengisi bola mata
sebelum akhirnya jatuh di retina. Pada retina terdapat ratusan juta sel yang
disebut “sel kerucut” dan “sel batang.” Sel batang memilahkan cahaya dari gelap
dan sel kerucut mengindera warna.
Tergantung
pada benda luarnya, berbagai gelombang cahaya jatuh pada tempat-tempat berbeda
pada retina. Mari kita renungkan tentang saat orang yang kita ceritakan tadi
melihat temannya. Mari sejenak kita pikirkan mengenai orang yang kita anggap
sedang melihat kawannya. Beberapa ciri wajah temannya menghasilkan kepadatan
cahaya yang berbeda pada retinanya, misalnya ciri wajah yang lebih gelap
seperti alis mata akan memantulkan cahaya dengan kepadatan yang jauh lebih
rendah. Sel-sel retina berdekatan sebaliknya menerima kepadatan yang lebih kuat
dari cahaya yang terpantul dari bagian muka kepala temannya. Seluruh ciri muka
temannya menghasilkan gelombang dengan kepadatan berbeda-beda pada retinanya.
Jenis
dorongan apakah yang ditimbulkan oleh gelombang cahaya ini?
Jawaban
pertanyaan ini tentu sangatlah rumit. Meskipun demikian, jawabannya haruslah
diteliti untuk lebih mengenal seutuhnya rancangan yang luar biasa pada mata.
Peristiwa Kimiawi pada
Peristiwa Melihat
Ketika
foton menabrak sel retina, foton-foton itu mendorong suatu kejadian
berturut-turut, seperti jatuhnya balok domino. Bagian pertama dari balok-balok
domino ini disebut “11-cis-retinal” yang peka terhadap foton. Ketika tertabrak
oleh suatu foton, molekul ini mengubah bentuk, yang pada gilirannya mengubah
bentuknya, yang kemudian mengubah bentuk suatu protein yang disebut “rhodopsin”
tempatnya terikat erat. Rhodopsin kemudian mengambil bentuk yang
memungkinkannya menempel pada protein setempat lain dalam sel yang disebut
“transdusin.”
Sebelum
bereaksi dengan rhodopsin, trandusin terikat dengan molekul lain yang disebut
GDP. Ketika ia berhubungan dengan rhodopsin, transdusin melepaskan
molekul GDP-nya untuk kemudian mengikatkan diri dengan molekul baru yang
disebut GTP. Itulah mengapa persenyawaan yang terdiri dari kedua protein
(rhodopsin dan transdusin) dengan molekul kimiawi yang lebih kecil (GTP)
disebut “GTP-transdusinrhodopsin.”
Senyawa
baru GTP-transdusinrhodopsin sekarang dapat dengan sangat cepat terikat pada
protein lain di dalam sel itu juga yang disebut “fosfodiesterase.” Hal ini
memungkinkan protein protein fosfodiesterase untuk memotong pula molekul lain
di dalam sel yang sama, yang disebut cGMP. Karena proses ini terjadi dalam
jutaan protein dalam sel, kekentalan cGMP mendadak berkurang.
Bagaimana
semua hal tersebut dapat membantu penglihatan? Unsur terakhir dari kejadian
berantai ini memberikan jawabannya. Turunnya jumlah cGMP mengakibatkan saluran
ion di dalam sel. Apa yang disebut sebagai saluran ion ini merupakan suatu
bentuk yang tersusun atas protein yang mengatur jumlah ion sodium di dalam sel.
Pada keadaan normal, saluran ion ini memungkinkan ion sodium untuk mengalir ke
dalam sel, sementara molekul lain melepas kelebihan ion untuk mempertahankan
keseimbangan. Ketika jumlah cGMP turun, begitu pula halnya dengan jumlah ion
sodium. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan muatan yang melalui selaput
tersebut, yang merangsang sel saraf yang terhubung kepada sel-sel ini, yang
membentuk apa yang disebut sebagai denyut (impuls) listrik. Saraf meneruskan
impuls-impuls tersebut ke otak dan “melihat” yang terjadi disana.
Singkatnya,
suatu foton tunggal menumbuk suatu sel tunggal, dan melalui serangkaian
kejadian berantai, sel tersebut menghasilkan suatu impuls listrik. Ransangan
ini diatur oleh tenaga foton, yakni, kecerahan cahaya. Kenyataan lain yang
menarik adalah bahwa semua kejadian yang digambarkan sejauh ini terjadi dalam
tidak lebih dari seperseribu detik! Protein khusus lainnya di dalam sel-sel
mengubah unsur seperti 11-cis-retinal, rhodopsin, dan transdusin kembali ke
bentuk awalnya. Mata terus menerima hujan foton, dan kejadian berantai di dalam
sel-sel peka pada mata memungkinkannya mengindera satu per satu foton ini.32
Proses
melihat sebenarnya jauh lebih rumit daripada pembahasan yang ditampilkan di
sini. Walaupun demikian, bahkan tinjauan singkat tersebut sudah cukup untuk
memperlihatkan sifat istimewa sistem ini. Ada suatu rancangan yang rumit dan
diperhitungkan dengan matang di dalam mata sehingga kejadian kimiawi di dalam
mata mirip dengan pertunjukan domino pada buku rekor Guiness Book of World
Records. Dalam pertunjukan ini, puluhan ribu kartu domino ditempatkan dengan
begitu tertata, sehingga menyentuh kartu pertama akan mendorong keseluruhan
kartu yang ada. Di beberapa tempat pada rantai domino ini, banyak alat yang
dipasang untuk memulai rangkaian dorongan baru, misalnya, suatu kerekan yang
membawa suatu kartu ke tempat lain dan menjatuhkannya tepat di tempat yang
diperlukan untuk rangkaian jatuhan lainnya.
Tentunya
tak seorang pun berpikir bahwa kartu-kartu ini telah “secara tak sengaja”
dibawa tepat ke tempatnya itu oleh angin, gempa, atau banjir. Tentu sudah jelas
bagi setiap orang bahwa setiap kartu telah ditaruh dengan perhatian dan
ketepatan yang tinggi. Kejadian berantai dalam mata manusia mengingatkan kita
bahwa adalah omong kosong meski cuma untuk menghibur anggapan kata “kebetulan”
ini. Sistem ini terbentuk dari sejumlah bagian-bagian berbeda yang dipasang
sekaligus dalam keseimbangan yang amat halus dan merupakan suatu tanda
“rancangan” yang jelas. Mata diciptakan dengan sempurna.
Seorang
ahli biokimia bernama Michael Behe memberi komentar tentang kejadian kimiawi di
mata dan teori evolusi di dalam bukunya Darwin’s Black Box:
Sekarang misteri tentang penglihatan telah terbuka, tidak lagi cukup untuk
menjelaskan evolusi tentang kemampuan penglihatan, hanya dengan merenungkan
bentuk susunan keseluruhan mata saja, seperti yang dilakukan Darwin di abad
ke-19 (dan sebagaimana yang terus dilakukan oleh para pendukung evolusi hingga
sekarang). Setiap langkah pembentukan mata dan bentuknya yang dianggap Darwin
begitu sederhana, ternyata melibatkan proses-proses biokimia yang ajaib karena
kerumitannya yang tidak dapat dilukiskan hanya dengan banyak bicara.33
Di Balik Penglihatan
Apa
yang telah diterangkan sejauh ini merupakan pertemuan pertama foton, yang
terpantulkan dari tubuh orang lain, dengan mata manusia. Sel-sel pada retina
menghasilkan sinyal listrik melalui proses kimiawi yang rumit sebagaimana yang
telah diuraikan sebelumnya. Pada sinyal-sinyal tersebut terdapat suatu
perincian bahwa wajah teman seseorang dalam contoh tadi, tubuhnya, warna
rambutnya, dan bahkan tanda-tanda kecil pada wajahnya telah diterima. Sekarang,
sinyal tersebut harus dibawa ke otak.
Sel
saraf (neuron) yang dirangsang oleh molekul-molekul retina menunjukkan
reaksi kimia pula. Ketika suatu neuron dirangsang, molekul protein pada permukaannya
berubah bentuk. Hal ini menghambat gerakan atom sodium yang bermuatan positif.
Perubahan dalam pergerakan atom yang bermuatan listrik ini menciptakan suatu
tegangan yang berbeda dalam sel tersebut, yang menghasilkan suatu sinyal
listrik. Sinyal ini sampai di ujung sel saraf setelah melalui suatu jarak
kurang dari satu sentimeter. Akan tetapi, terdapat jarak antara dua sel saraf
dan sinyal listrik harus melewati jarak ini, yang menimbulkan masalah.
Bahan-bahan kimiawi khusus tertentu di antara kedua neuron tersebut
menghantarkan sinyal ini. Pesan dibawa dengan cara ini sejauh seperempat hingga
seperempatpuluh milimeter. Impuls-impuls listrik ini diteruskan dari satu sel
saraf ke sel saraf lainnya hingga mencapai otak.
Sinyal-sinyal
khusus ini dibawa ke lapisan penglihatan di otak. Lapisan penglihatan terdiri
atas banyak tempat, satu di atas lainnya, sekitar 1/10 inci (2,5 mm) tebalnya
dan 145 kaki persegi (13,5 meter persegi) luasnya. Setiap bagian ini meliputi
sekitar 17 juta neuron. Bagian keempat menerima sinyal yang datang pertama
kali. Setelah dilakukan telaah pendahuluan, bagian ini meneruskan data ke
neuron di bagian lain. Pada setiap tahap, semua neuron dapat menerima sinyal
dari neuron lainnya.
Dengan
cara ini, gambaran seseorang terbentuk dalam lapisan penglihatan di otak. Namun
gambar tersebut sekarang perlu dibandingkan dengan sel-sel ingatan, yang juga
dilakukan dengan sangat sempurna. Tak satu pun hal yang diabaikan. Terlebih
lagi, jika wajah kawannya yang terlihat tampak lebih pucat dari biasanya, maka
otak akan mendorong untuk berpikir, “mengapa wajah teman saya begitu pucat hari
ini?”
Memberikan Sambutan
Demikianlah
dua keajaiban berbeda terjadi dalam jangka waktu kurang dari sedetik, yang kita
sebut “melihat” dan “mengenali.”
Masukan
yang tiba di ratusan juta bagian kecil cahaya mencapai pikiran orang tersebut,
diproses, dibandingkan dengan ingatan dan memungkinkan seseorang tersebut
mengenali temannya.
Salam
mengikuti pengenalan. Seseorang menyimpulkan tanggapan yang akan diberikan pada
ingatan dari dalam sel ingatan kurang dari sedetik. Sebagai contoh, ia
memutuskan bahwa ia perlu mengucapkan “salam”, dan ketika itu sel otak yang
mengendalikan otot-otot wajah akan memerintahkan gerakan yang kita kenal
sebagai “senyum.” Perintah ini dengan cara serupa diteruskan melalui sel saraf
dan mendorong serangkaian proses rumit lain.
Pada
saat bersamaan, perintah lain diberikan ke pita suara di kerongkongan, lidah
dan rahang bawah sehingga suara “assalamu’alaikum” dihasilkan oleh
gerakan otot. Pada saat keluarnya suara, molekul udara mulai bergerak ke arah
orang yang diberi ucapan salam tadi. Daun telinga mengumpulkan gelombang suara
tersebut, yang telah menempuh jarak sekitar 20 kaki (enam meter) tiap seperlima
detik.
Udara
yang bergetar di dalam kedua telinga orang itu dengan cepat mengalir ke telinga
bagian tengah. Gendang suara, dengan garis tengah 0,3 inci (7,6 mm) mulai ikut
bergetar. Getaran ini kemudian dialihkan menuju tiga buah tulang telinga bagian
tengah, tempat getaran itu diubah menjadi getaran gerak yang diteruskan ke
telinga bagian dalam. Kemudian getaran gerak tersebut menciptakan gelombang
dalam cairan khusus di dalam suatu bentuk seperti cangkang siput yang disebut
rumah siput telinga (cochlea).
Di
dalam rumah siput, berbagai nada suara dipilah-pilah. Ada banyak serabut dengan
ketebalan berbeda di dalam rumah siput seperti halnya pada alat musik harpa.
Suara dari temannya tadi hakikatnya tengah memainkan nada harmoni pada harpa
ini. Suara “assalamu’alaikum” mulai dari nada rendah dan meningkat.
Pertama, serabut yang lebih tebal bergetar, baru kemudian diikuti serabut yang
lebih tipis. Akhirnya, puluhan ribu benda berbentuk balok kecil mengalirkan
getaran ini ke saraf-saraf pendengaran.
Sekarang suara “assalamu’alaikum”
menjadi sinyal listrik, yang dengan cepat bergerak menuju otak melalui jaringan
saraf-saraf pendengaran. Perjalanan di dalam saraf ini berlanjut hingga
mencapai pusat pendengaran di dalam otak. Hasilnya, dalam otak manusia,
sebagian besar dari triliunan neuron menjadi sibuk menilai data penglihatan dan
pendengaran yang diterima. Dengan cara ini, seseorang menerima dan mengindera
salam dari temannya. Sekarang ia membalas salam tersebut. Tindakan berbicara
diwujudkan melalui keselarasan sempurna ratusan otot dalam sekejap kurang dari
sedetik: pemikiran yang dirancang dalam otak sebagai tanggapan ini dirumuskan
ke dalam bahasa. Pusat bahasa otak, yang dikenal sebagai wilayah Broca,
mengirimkan sinyal-sinyal ke seluruh otot yang terkait.
Pertama,
paru-paru menyediakan “udara panas.” Udara panas merupakan bahan baku bicara.
Kegunaan utama proses ini adalah penghirupan udara yang kaya oksigen ke dalam
paru-paru. Udara dihisap melalui hidung, dan mengalir turun ke batang tenggorok
menuju paru-paru. Oksigen dalam udara diserap oleh darah dalam paru-paru.
Limbah darah, karbon dioksida, dikeluarkan. Udara, pada saat ini, siap untuk
menginggalkan paru-paru.
Udara
yang kembali dari paru-paru melewati pita suara di tenggorokan. Pita suara ini
menyerupai tirai yang amat kecil yang dapat “ditarik” dengan kegiatan tulang
rawan kecil tempat pita itu menempel. Sebelum berbicara, pita suara berada
dalam keadaan terbuka. Selama berbicara pita-pita ini tertarik sekaligus dan
menyebabkan getaran dengan udara yang dihembuskan melaluinya. Hal ini
menentukan nada suara seseorang: semakin tegang pitanya, semakin tinggi
nadanya.
Udara
disuarakan melalui pita-pita dan mencapai permukaan melalui hidung dan mulut.
Bentuk mulut dan hidung seseorang menambah sifat pribadinya yang khas pada
dirinya. Lidah bergerak menjauhi atau mendekati langit-langit dan bibir membuat
beragam bentuk. Melalui proses ini, banyak otot yang bekerja dalam kecepatan
tinggi.35
Teman
orang tadi membandingkan suara yang didengarnya dengan suara lain yang terekam
dalam ingatannya. Dengan membandingkan, ia dapat segera berujar jika itu adalah
suara yang dikenalnya. Karena itulah keduanya saling mengenal dan memberikan
salam.
Semua
kejadian di atas terjadi ketika dua orang sahabat saling memperhatikan dan
kemudian saling memberi salam. Semua proses yang luar biasa ini terjadi dalam
kecepatan menakjubkan dengan kecermatan yang mengagumkan, yang bahkan tidak
kita sadari. Kita melihat, mendengar dan berbicara dengan mudah seolah itu
merupakan hal yang sangat sederhana. Padahal, sistem dan proses yang
memungkinkannya terjadi sangatlah sulit dibayangkan kerumitannya.
Sistem
yang rumit ini penuh dengan contoh dari rancangan yang tak terbandingkan yang
tidak dapat dijelaskan oleh teori evolusi. Asal mula kejadian melihat,
mendengar dan berfikir tidak dapat dijelaskan dengan kepercayaan para
evolusionis terhadap peristiwa “kebetulan.” Sebaliknya jelaslah bahwa semua itu
telah diciptakan dan dianugerahkan kepada kita oleh Sang Pencipta. Jika manusia
bahkan tidak mampu memahami cara kerja dari sistem yang membuatnya mampu
melihat, mendengar ataupun berfikir, kebijaksanaan dan kekuasaan Allah Yang
menciptakan semua ini dari ketiadaan justru telah jelas sudah.
Di dalam Al Qur’an, Allah mengajak manusia untuk
merenungkan hal ini dan bersyukur:
Dan Allah mengelarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (Surat An-Nahl : 78)
Ayat
lain menyatakan:
Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran,
penglihatan, dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (Surat Al-Mu’minun : 78)
BAB IV
SISTEM BERENANG REAKSI
Makhluk
bertulang belakang merupakan pelari tercepat, perenang terbaik dan penerbang
terjauh di dunia. Hal utama yang memungkinkan semua kemampuan ini adalah adanya
kerangka yang terbuat dari bahan keras, seperti tulang, yang tidak berubah
bentuk. Tulang belulang ini menyediakan penyangga sangat kuat untuk otot-otot
yang mengerut dan mengendur secara terus-menerus melalui persendian.
Sebaliknya,
makhluk tak bertulang belakang bergerak dengan kecepatan yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan vertebrata, karena tubuhnya yang tak bertulang.
Cumi-cumi
termasuk hewan tak bertulang belakang yang tidak mempunyai tulang pada
tubuhnya, meskipun disebut ikan. Mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa
untuk bergerak lihai karena adanya sistem yang sangat menarik. Tubuh lunaknya
diselimuti oleh lapisan pelindung tebal yang di bawahnya air dalam jumlah besar
disedot dan disemburkan oleh otot-otot yang kuat, sehingga memungkinkannya
bergerak mundur.
Cara
kerja tubuhnya itu sangatlah rumit. Pada kedua sisi kepala hewan ini terdapat
lubang yang menyerupai kantung. Air disedot masuk melalui lubang ini menuju
suatu rongga berbentuk tabung di dalam tubuhnya. Kemudian ia menyemprotkan air
tersebut keluar dari pipa sempit tepat di bawah kepalanya dengan tekanan
tinggi, sehingga dengannya ia mampu bergerak cepat ke arah yang berlawanan
akibat gaya reaksi.
Cara
berenang seperti ini sangat cocok dalam hal kecepatan maupun ketahanannya.
Cumi-cumi Jepang, yang bernama Todarodes pacificus, ketika berpindah
tempat sejauh 1250 mil (2000 kilometer) melaju sekitar 1,3 mil per jam (2
kilometer/jam). Untuk jarak pendek, ia dapat melaju hingga 7 mil per jam (11 kilometer/jam).
Beberapa jenis diketahui melebihi 19 mil per jam (30 kilometer/jam).
Seekor
sumi-cumi dapat menghindar dari pemangsanya dengan gerak sangat cepat karena
pengerutan otot yang cepat ini. Ketika kecepatannya saja tidak cukup untuk
melindungi dirinya, mereka menyemprotkan tinta pekat dan berwarna gelap yang
diolah di dalam tubuhnya. Tinta ini mengejutkan pemangsa beberapa detik, yang
biasanya cukup bagi cumi-cumi untuk melarikan diri. Ikan-ikan yang tak
diketahuinya di belakang gumpalan tinta tersebut segera menghindari wilayah
ini.
Sistem
pertahanan dan gaya berenang reaksi pada cumi-cumi juga berguna bagi mereka
selama berburu. Mereka dapat menyerang dan mengejar mangsanya dengan kecepatan
tinggi. Sistem saraf yang begitu rumit mengatur pengerutan dan pengenduran yang
dibutuhkan untuk gaya renang reaksinya. Oleh karenanya, sistem pernapasan
mereka juga sempurna, yang menghasilkan metabolisme tubuh yang tinggi yang
diperlukan untuk semburan air berkecepatan tingginya.
Cumi-cumi
bukanlah satu-satunya hewan yang berenang dengan mengunakan sistem reaksi. Gurita
juga menggunakan sistem yang sama. Meskipun demikian, gurita bukanlah perenang
yang aktif, mereka banyak menghabiskan sebagian besar waktunya dengan
berkeliling melintasi karang dan jurang di lautan dalam.
Kulit
bagian dalam seekor gurita terdiri atas banyak lapisan otot yang saling
bertumpuk. Otot tersebut meliputi tiga jenis otot berbeda yang disebut otot
membujur (longitudinal), melingkar (sirkular), dan jari-jari (radial).
Ketika
menyemburkan air keluar, otot-otot jenis melingkar menegang dengan cara
memanjang. Namun, karena mempunyai kecenderungan mempertahankan volumenya,
lebarnya meningkat, yang biasanya akan memanjangkan tubuhnya. Sementara itu,
otot-otot bujur yang meregang mencegah pemanjangan ini. Otot-otot jari-jari
tetap meregang selama kejadian ini yang menyebabkan selubung pelindung menebal.
Setelah semburan air yang amat cepat, otot-otot jari-jari mengerut dan
menyusutkan panjangnya, yang menyebabkan selubung kembali menipis, dan rongga
selubung terisi air kembali.
Sistem
otot pada cumi-cumi hampir serupa dengan yang dimiliki gurita. Tetapi ada satu
perbedaan penting: cumi-cumi memiliki lapisan urat otot (tendon) yang disebut jubah, sebagai pengganti otot bujur yang terdapat pada
gurita. Jubah ini terdiri atas dua lapisan yang menutupi bagian dalam dan luar
tubuhnya, seperti halnya otot-otot bujur. Di antara kedua lapisan tersebut
terdapat otot-otot melingkar. Otot-otot jari-jari terletak di antara keduanya,
dalam arah tegak lurus.
BAB V
Koloni Rayap dan Sistem Pertahanan Kimiawi
Rayap
merupakan makhluk kecil menyerupai semut yang hidup dalam kelompok (koloni)
yang ramai. Mereka membangun sarang menakjubkan yang menjulang tinggi di atas
permukaan tanah, sehingga merupakan sebuah keajaiban tersendiri dalam gaya
bangunannya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah para pembuat bangunan tinggi
megah itu adalah rayap pekerja, yang benar-benar buta.
Bentuk
bangunan sarang rayap menunjukkan sistem yang rumitnya luar biasa. Ada
satuan-satuan prajurit khusus dalam kelompok rayap yang bertanggung jawab dalam
hal pertahanan. Rayap prajurit juga dilengkapi dengan persenjataan berat yang
mengagumkan. Jika beberapa rayap bertugas sebagai prajurit perang, yang lain
menjadi rayap patroli, sedang lainnya lagi menjadi “pasukan khusus berani
mati”. Dari penjagaan ratu yang mengerami telur hingga pembangunan terowongan
dan dinding-dinding atau memanen jamur yang mereka semaikan, setiap tugas di
dalam sarang rayap tergantung pada ketangguhan prajurit dalam bertahan.
Kelangsungan
hidup kelompok tergantung pada keberadaan raja dan ratu rayap yang melakukan
tugas perkembangbiakan. Ratu rayap membesar sejak pembuahan pertama. Panjangnya
dapat mencapai 3,5 inci (9 sentimeter), dan terlihat layaknya sebuah mesin perkembangbiakan.
Ia tidak dapat bergerak dengan mudah. Karena ia tidak dapat melakukan apa pun
kecuali bertelur, ada petugas khusus yang hanya bertugas merawatnya dengan
memberi makan dan membersihkannya. Ia bertelur sebanyak tiga puluh ribu telur
per hari, yang berarti hampir sepuluh juta telur sepanjang hidupnya.
Karena
mandul, rayap pekerja bertugas mengurus rumah tangga kelompok. Jangka waktu
kehidupannya mulai dari dua hingga empat tahun. Kelompok tertentu membangun dan
menjaga sarang rayap. Sisanya mengawasi telur, rayap yang baru menetas, dan
sang ratu.
Seluruh
anggota kelompok tinggal bersama dalam masyarakat yang teratur. Anggota
masyarakat ini berkomunikasi melalui indera seperti penciuman dan perasa,
tempat sinyal kimiawi saling bertukar. Makhluk yang tuli, bisu dan buta ini
bekerja dan saling bekerja sama dalam melakukan tugas-tugas yang rumit seperti
membangun sarang, berburu, menguntit buruan, memberi peringatan, dan manuver
pertahanan, dengan menggunakan sinyal-sinyal kimiawi.
Musuh
terbesar rayap adalah kelompok semut dan hewan pemakan semut. Ketika suatu
kelompok rayap mendapat serangan dari pemangsa itu, suatu senjata bunuh diri
khusus dilancarkan. Rayap-rayap Afrika adalah prajurit tangguh yang dilengkapi
dengan gigi setajam silet. Mereka menyayat tubuh penyerang hingga
terpotong-potong.
Satu-satunya
penghubung antara sarang rayap dengan dunia luar adalah lorong-lorong seukuran
tubuh seekor rayap. Untuk
melalui lorong ini setiap rayap di terowongan ini memerlukan “izin.” Rayap
prajurit “penjaga” yang berada di pintu dapat dengan mudah mengenali jika
penyusup ternyata adalah anggota kelompok dari penciuman mereka. Kepala seekor
rayap juga bisa berguna sebagai penyumbat terowongan ini, yang ukurannya tepat
sama. Jika ada serangan, rayap benar-benar menggunakan kepalanya untuk menutup
lubang dengan masuk dari belakang dan terjebak di pintu-pintu masuk.
Pengorbanan Diri Rayap
Cara
lain untuk mempertahankan diri yang sering digunakan rayap adalah dengan suka
rela mengorbankan kehidupan mereka untuk mengamankan koloni dan mencelakai
musuh. Beberapa jenis rayap melakukan serangan bunuh diri ini dengan beragam
cara, contohnya, suatu jenis tertentu yang hidup di hutan hujan di Malaysia,
cukup menarik dalam hal ini. Rayap-rayap tersebut seperti “bom berjalan” karena
bentuk tubuh dan perilakunya. Suatu kantung khusus di tubuhnya mengandung
senyawa kimiawi yang menyebabkan musuhnya lumpuh. Jika diserang, ketika dijebak
dengan kasar oleh seekor semut atau penyusup lain, rayap mengecilkan otot
lambungnya dan mengeluarkan jaringan getah benting, yang menjerakan sang
pemangsa dengan cairan kuning kental. Rayap pekerja di Afrika dan Amerika
Selatan juga menggunakan cara yang serupa. Ini benar-benar serangan bunuh diri
karena alat bagian dalam makhluk ini akan rusak parah karenanya dan makhluk ini
mati segera setelahnya.
Jika
terjadi serangan yang dahsyat, maka rayap pekerja akan ikut bertempur untuk
membantu para prajurit.
Kerjasama
dalam kelompok rayap dan pengorbanan diri seperti itu menggugurkan pernyataan
paling mendasar dari Darwinisme bahwa “setiap makhluk hidup untuk kepentingan
pribadinya semata.” Bahkan, contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa makhluk ini
diatur dengan cara yang mengagumkan. Misalnya, mengapa seekor rayap ingin
menjadi penjaga? Jika ia memiliki pilihan, mengapa ia memilih tugas yang
terberat yang mengorbankan dirinya? Jika saja ternyata ia dapat memilih, ia
akan memilih tugas yang termudah dan paling kecil tingkat kesulitannya. Meskipun
kita menganggap bahwa ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi pertahanan,
mustahil baginya mewariskan perilaku ini kepada keturunan selanjutnya melalui
gen mereka. Kita mengetahui bahwa rayap pekerja mandul dan tidak mampu
menghasilkan keturunan penerus apa pun.
Hanya
Yang Menciptakan rayaplah yang telah merancang kehidupan koloni sesempurna itu
dan telah menganugerahkan kepada kelompok rayap di dalamnya tanggung jawab yang
berbeda-beda. Rayap penjaga pun dengan sungguh-sungguh menyelesaikan tugas yang
telah Allah ilhamkan kepada mereka. AlQur’an menyatakan bahwa:
…Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang
ubun-ubunnya… (Surat Hud: 56)
Sistem Pencegah Penggumpalan
Rayap
menggunakan sistem khusus yang diciptakan di dalam tubuhnya untuk melaksanakan
pertahanan maupun pengorbanan diri secara alamiah. Misalnya, sejumlah rayap
menyemprotkan zat kimia beracun pada luka yang ditimbulkan akibat gigitan. Ada
pula yang menggunakan teknik “mengoles” yang menarik. Mereka mengoleskan racun
ke tubuh musuhnya dengan menggunakan bibir atas layaknya kuas. Beberapa rayap
menggunakan lem beracunnya ke arah penyerang dengan cara “menyemprot.”
Pertahanan
sarang rayap merupakan tanggung jawab kelompok betina dalam jenis rayap Afrika.
Rayap-rayap betina ini mandul dan merupakan tentara yang berukuran kecil jika
dibanding lainnya. Pengawal keluarga raja yang berukuran lebih besar,
melindungi larva lalat muda serta pasangan raja dan ratu dengan mencegah adanya
penyusup yang memasuki ruang utama. Prajurit yang lebih kecil membantu rayap
pekerja dalam mengumpulkan makanan dan memperbaiki sarang.
Rayap
pengawal keluarga raja diciptakan untuk bertempur. Mereka memiliki kepala
seperti perisai serta rahang bawah yang setajam silet, yang dirancang untuk pertahanan.
Sepuluh persen dari berat tubuh prajurit utama terdiri atas cairan khusus.
Cairan ini tersusun atas hidrokarbon rantai terbuka (alkena dan alkana) dan
tersimpan di dalam suatu kantung yang berada di bagian depan tubuhnya. Rayap
penjaga keluarga raja mengeluarkan cairan kimia ini ke dalam luka yang dibuatnya
pada musuhnya dengan menggunakan rahang bawah mereka.
Apakah
sesungguhnya pengaruh yang diakibatkan cairan yang disemprotkan kepada musuhnya
itu? Para peneliti menemukan sebuah kenyataan yang mengherankan ketika mencari
jawaban pertanyaan tersebut. Cairan yang disemprotkan oleh rayap ini bertujuan
mencegah penggumpalan darah pada tubuh musuhnya. Pada tubuh semut terdapat
cairan yang disebut “hemolimfa” yang berperan sebagai darah. Bila terdapat luka
terbuka pada tubuhnya, maka suatu zat kimia lain memulai proses pembekuan darah
dan memungkinkan luka sembuh. Cairan kimia dari rayap ini menjadikan
bahan kimia pembeku darah ini tidak berfungsi.
Keberadaan
sistem penggumpalan di dalam
tubuh serangga mungil seperti semut ini adalah bukti lain akan adanya penciptaan.
Ajaibnya, rayap tidak hanya menghasilkan cairan yang dapat melumpuhkan sistem
tersebut, namun juga memiliki alat tubuh yang mampu mengantarkan cairan
tersebut secara efektif. Tentunya keselarasan sempurna seperti ini tidak
mungkin dijelaskan dengan peristiwa “kebetulan” dengan cara apa pun juga. Rayap
tentu bukanlah ahli kimia, yang memahami seluk beluk sistem penggumpalan darah
pada semut atau membuat rumusan senyawa kimia untuk melumpuhkan sistem
tersebut. Rancangan tak bercacat ini tidak diragukan lagi merupakan bukti nyata
yang lain bahwa makhluk ini telah diciptakan oleh Allah.
Senjata Rayap
Kita
dapat menemukan banyak contoh serupa lain mengenai rancangan sempurna di dunia
rayap. Rayap prajurit dari suatu keluarga rayap membunuh musuhnya dengan
mengoleskan racun ke tubuh musuhnya. Untuk melakukannya lebih ampuh lagi,
mereka dikaruniai rahang bawah yang lebih kecil serta bibir atas yang mirip kuas.
Para prajurit ini juga menghasilkan sekaligus menyimpan bahan kimia anti
serangga lain. Prajurit tertentu mampu menyimpan cairan pertahanan tersebut
yang meliputi 35% dari berat tubuhnya, yang cukup untuk membunuh ribuan semut.
Rayap Prorhinotermes
yang hidup di Florida diciptakan mempunyai teknik pengolesan racun. Mereka menggunakan bahan kimia bernama
“nitroalkana” sebagai racun. Banyak rayap lain yang juga menggunakan cara ini,
yang meliputi penggunaan racun, tetapi yang mengejutkan adalah bentuk kimiawi
berbeda dari seluruh racun ini. Contohnya,
rayap Schedorhinotermes dari Afrika menggunakan “vinil keton” sebagai
racun. Rayap Guyana menggunakan “B-Ketoaldehida” sedangkan rayap Armitermes
menggunakan “untaian molekul” sebagai racun dan bahan kimia yang disebut
“ester” atau “laktona” sebagai senjata mereka. Seluruh racun tersebut segera
bereaksi terhadap molekul makhluk hidup sehingga menyebabkan kematian.
Pada
kening keluarga rayap Nasutitermitinae terdapat tonjolan menyerupai
moncong pipa yang memiliki kantong khusus di dalamnya. Dalam keadaan bahaya,
rayap membidikkan moncong pipa ini ke arah musuh dan menyemprotkan cairan
beracun. Senjata ini bekerja layaknya sebuah meriam kimia.41
Menurut
teori evolusi, kita harus menerima anggapan bahwa “rayap purba” tidak memiliki
sistem yang menghasilkan senyawa kimiawi di dalam tubuhnya dan bahwa hal itu
kemudian akan terbentuk dengan sendirinya melalui serangkaian peristiwa
kebetulan. Padahal jelas, anggapan tersebut sangat tidak masuk akal. Agar
sistem senjata beracun tersebut bekerja dengan baik, tidak hanya zat kimia itu
sendiri, melainkan juga alat-alat tubuh yang menangani senyawa kimia ini perlu
bekerja secara sempurna. Selain itu, alat-alat ini harus terpisah dengan cukup
baik sehingga tidak ada racun yang tersemprot di dalam tubuhnya sendiri.
Kantung penyemprot juga harus terbentuk dengan baik dan dipisahkan pula. Pipa
penyemprot selanjutnya membutuhkan sistem penggerak yang didorong oleh
otot-otot terpisah.
Semua
alat-alat tubuh tersebut tidak mungkin telah terbentuk dalam proses evolusi
seiring perjalanan waktu mengingat kurangnya satu bagian saja akan menyebabkan
keseluruhan sistem tidak bisa digunakan, sehingga menyebabkan punahnya rayap.
Oleh karena itu, satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah: “sistem
senjata kimia” tersebut telah diciptakan sekaligus pada saat yang sama. Dan ini
membuktikan bahwa ada “perancangan” secara sengaja di seluruh hal tersebut,
yang disebut “penciptaan.” Sebagaimana semua
makhluk lain di alam, rayap juga telah diciptakan seketika. Allah, Penguasa
Alam Raya, menciptakan pusat penghasil racun di dalam tubuh mereka dan
mengilhami mereka cara terbaik untuk menggunakan kemampuan ini. Hal ini
diterangkan dalam sebuah ayat sebagai berikut:
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana (Surat Al
Hasyr: 24)
BAB VI
Darah: Cairan Pemberi Kehidupan
Peran Penting Darah
Darah
adalah suatu cairan yang diciptakan untuk memberi tubuh kita kehidupan. Ketika
beredar di dalam tubuh, darah menghangatkan, mendinginkan, memberi makan, dan
melindungi tubuh dari zat-zat beracun. Ia nyaris bertanggung jawab penuh atas
komunikasi di dalam tubuh kita. Selain itu, darah segera memperbaiki kerusakan
apa pun pada dinding pembuluhnya sehingga sistem tersebut pun diremajakan
kembali.
Rata-rata
terdapat 1,32 galon (5 liter) darah dalam tubuh manusia yang memiliki berat 132
pon (60 kg). Jantung mampu mengedarkan seluruh jumlah ini di dalam tubuh dengan
mudah dalam sesaat. Bahkan, saat berlari atau berolah raga, tingkat peredaran
ini meningkat hingga lima kali lebih cepat. Darah mengalir ke segala tempat:
dari akar rambut hingga ujung kaki, di dalam pembuluh darah yang beraneka
ukuran. Pembuluh darah diciptakan dengan bentuk yang sempurna sehingga tidak
ada penyumbatan atau pun endapan yang terbentuk. Berbagai zat-zat makanan dan
panas dibawa melalui sistem yang rumit ini.
Pengangkut Oksigen
Udara
yang kita hirup adalah zat yang paling penting bagi kelangsungan hidup kita.
Oksigen perlu untuk pembakaran gula oleh sel ketika menghasilkan energi,
sebagaimana diperlukan dalam pembakaran kayu. Itulah mengapa oksigen harus
dibawa dari paru-paru menuju sel-sel. Sistem
peredaran darah, yang menyerupai jaringan pipa yang rumit, melayani tujuan
penting ini.
Molekul
hemoglobin di dalam sel darah merah membawa oksigen. Tiap sel darah merah yang berbentuk cakram ini
membawa sekitar tiga ratus juta molekul hemoglobin. Sel darah merah
menggambarkan aturan kerja yang sempurna. Mereka tidak hanya mengangkut
oksigen, namun juga melepaskannya di mana pun dibutuhkan, misalnya di dalam
sel-sel otot yang sedang bekerja. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke
jaringan-jaringan, membawa karbon dioksida, yang dihasilkan setelah pembakaran
gula, kembali ke paru-paru untuk kemudian meninggalkannya di sana. Setelah ini,
mereka kembali mengikat oksigen dan mengangkutnya ke jaringan-jaringan.
Cairan Bertekanan Imbang
Molekul
hemoglobin juga membawa gas nitrogen monoksida (NO) selain oksigen. Seandainya
gas ini tidak ada di dalam darah, tekanannya akan berubah terus-menerus. Hemoglobin
juga mengatur jumlah oksigen yang akan dibawa ke jaringan tubuh dengan
menggunakan nitrogen monoksida. Yang menarik, sumber “pengaturan” ini tidak
lebih dari sebuah molekul, yakni hanya sekumpulan atom yang tidak memiliki
otak, mata, atau pun pikiran. Pengaturan tubuh kita oleh sekumpulan atom sudah
pasti merupakan suatu tanda kebijaksanaan Allah yang tak terbatas, Yang
menciptakan tubuh kita tanpa cela.
Sel dengan Rancangan
Sempurna
Sel
darah merah merupakan bagian terbesar dari keseluruhan sel-sel darah. Seorang
pria dewasa memiliki tiga puluh miliar sel darah merah, yang akan cukup untuk
menutupi hampir separuh lapangan sepak bola. Sel-sel inilah yang memberi warna
pada darah dan tentunya, juga kulit kita.
Sel-sel
merah terlihat berbentuk cakram. Karena kelenturannya yang luar biasa, mereka
dapat memipih melalui pembuluh darah halus dan lubang-lubang terkecil. Jika
sel-sel tersebut tidak selentur itu, sel-sel ini tentu sudah tertahan di
berbagai tempat di dalam tubuh. Sebuah pembuluh darah halus biasanya bergaris
tengah empat hingga lima mikrometer, sedangkan sebuah sel darah merah bergaris
tengah sekitar 7,5 mikrometer (satu mikrometer sama dengan seperseribu
milimeter, yakni 0,000039 inci).
Apa
yang akan terjadi jika sel darah merah tidak diciptakan sedemikian lentur? Para
peneliti penyakit diabetes memberikan sejumlah jawaban atas pertanyaan ini.
Pada penderita diabetes, sel-sel darah merah telah kehilangan sifat
kelenturannya. Keadaan ini sering mengakibatkan penyumbatan karena adanya sel
darah merah yang tidak lentur di dalam jaringan halus di mata pasien, yang
menyebabkan kebutaan.
Sistem Darurat Otomatis
Usia
sel darah merah sekitar 120 hari sebelum akhirnya dibuang melalui limpa.
Pengurangan ini dipulihkan dengan dihasilkannya sel-sel baru yang
terus-menerus. Pada keadaan normal, 2,5 juta sel darah merah dihasilkan setiap
detiknya, jumlah yang dapat ditingkatkan jika diperlukan. Suatu hormon yang
bernama “eritopoietin” mengatur tingkat produksinya. Misalnya, karena
pendarahan hebat karena kecelakaan atau pendarahan hidung, kehilangan darah ini
segera dipulihkan. Selain itu, tingkat pembentukan sel darah ini meningkat jika
kandungan oksigen udara mengalami penurunan. Misalnya, ketika sedang mendaki di
ketinggian yang sangat tinggi, karena penurunan kadar oksigen yang
terus-menerus, maka tubuh kita secara otomatis melakukan hal ini untuk
menggunakan oksigen yang tersedia dengan cara yang paling efisien.
Sistem Pengangkutan yang Sempurna
Bagian
cairan darah yang disebut plasma membawa lebih banyak lagi zat-zat lain yang
ada dalam tubuh, tidak hanya sel-sel darah. Plasma adalah cairan jernih
kekuningan yang membentuk 5% dari berat tubuh normal. Dalam cairan ini, 90%
kandungannya terdiri dari air, garam, mineral, karbohidrat, lemak, dan ratusan
jenis protein yang berbeda. Sejumlah protein dalam darah merupakan protein
pengangkut, yang mengikat lemak (lipida) dan membawanya ke seluruh jaringan
tubuh. Jika protein tidak membawa lemak dengan cara ini, lemak akan terapung
tak terkendali di mana-mana, yang dapat menimbulkan masalah serius bagi
kesehatan.
Hormon-hormon
di dalam plasma berperan sebagai kurir khusus. Mereka melayani komunikasi
antara alat-alat tubuh dengan sel-sel dengan menggunakan pesan-pesan kimiawi.
Albumin
adalah hormon yang paling banyak terdapat dalam plasma, yang bisa disebut
sebagai pengangkut. Ia mengikat jenis lemak seperti kolesterol, hormon-hormon,
bilirubin, zat warna empedu beracun yang berwarna kuning, atau zat obat seperti
penisilin. Ia meninggalkan zat-zat beracun tersebut di hati dan kemudian
membawa zat-zat makanan serta hormon-hormon lain ke tempat mana pun yang
memerlukannya.
Dengan
memperhitungkan semua ini, jelaslah bahwa tubuh manusia diciptakan dengan kecermatan
yang sangat tinggi. Kemampuan sebuah protein
untuk membedakan antara lemak, hormon, dan obat, sekaligus menentukan tidak
hanya tempat yang memerlukannya namun juga jumlah yang akan diberikan, semuanya
merupakan petunjuk adanya rancangan yang sempurna. Lebih jauh lagi,
contoh-contoh yang mengejutkan ini hanyalah sedikit di antara belasan ribu
peristiwa biokimiawi berbeda yang berlangsung dalam tubuh. Triliunan molekul
dalam tubuh bekerja dengan keselarasan yang mengagumkan. Dan memang, seluruh molekul
ini muncul dari pembelahan satu sel tunggal yang terbentuk di dalam rahim
seorang ibu. Jelaslah bahwa sistem yang luar biasa di dalam tubuh manusia
merupakan kesempurnaan mengagumkan ciptaan Allah, Yang telah menciptakan
manusia dari setetes air (mani).
Cara Pengendalian Khusus
Zat-zat
makanan harus menyeberang dari nadi melalui dinding pembuluh nadi, untuk
memasuki jaringan yang membutuhkan. Meskipun dinding pembuluh nadi mempunyai
pori-pori amat kecil, tidak ada zat yang mampu menembusnya sendiri. Hanya
tekanan darah yang membantu penembusan ini. Akan tetapi, zat-zat makanan yang
menyeberang ke dalam jaringan lain dalam jumlah yang lebih besar dibanding yang
diperlukan akan menyebabkan peradangan dalam jaringan. Karena itulah ada suatu
cara khusus yang dipasang untuk menyeimbangkan tekanan darah dan menarik cairan
kembali ke darah. Inilah tugas albumin, yang lebih besar ukurannya daripada
pori-pori pada dinding arteri dan cukup banyak dalam darah untuk menyedot air
seperti layaknya sepon. Seandainya tidak ada albumin dalam tubuh, tubuh akan
membengkak seperti buncis kering yang ditinggalkan di dalam air.
Sebaliknya,
zat-zat dalam darah tidak boleh memasuki jaringan otak tanpa kendali, sebab
zat-zat yang tidak dikehendaki tersebut dapat sangat merusak sel-sel saraf
(neuron). Karena itulah otak dilindungi dari segala bahaya yang dapat terjadi.
Lapisan-lapisan sel padat menutupi pori-pori. Semua zat perlu melewati lapisan
ini layaknya melintasi pos penjagaan keamanan, yang mengatur keseimbangan
aliran zat-zat makanan ke dalam bagian paling peka di seluruh tubuh.
Pengatur Suhu Tubuh
Selain
racun, sel darah merah, vitamin dan zat-zat yang lain, darah juga membawa
panas, suatu hasil sampingan dari pembentukan energi di dalam sel. Menyebarkan
dan menyeimbangkan panas tubuh sesuai dengan suhu lingkungan sekitar sangatlah
penting. Seandainya tidak terdapat sistem pemerataan panas dalam tubuh kita,
maka tangan kita akan menjadi terlalu panas sedangkan bagian tubuh lainnya akan
tetap dingin ketika otot-otot lengan sedang bekerja, yang akan sangat merusak
metabolisme tubuh. Inilah mengapa panas diedarkan secara merata ke seluruh
tubuh, yang hanya dilakukan oleh sistem peredaran darah saja. Untuk menurunkan
panas tubuh yang diedarkan ke seluruh badan, sistem pengeluaran keringat
dijalankan. Selain itu, pembuluh darah melebar
di bawah kulit, yang memungkinkan kelebihan panas yang ada dalam darah
dialirkan ke udara luar. Itulah sebabnya ketika kita berlari atau melakukan
kegiatan lain yang menguras tenaga, wajah kita menjadi merah. Peredaran darah
bertanggung jawab dalam menjaga panas tubuh maupun mendinginkannya. Pada suhu
lebih dingin, pembuluh darah di bawah kulit kita menyusut, sehingga berperan
mengurangi jumlah darah yang beredar di bagian tubuh tertentu tempat panas
paling mudah terlepas, sehingga mempertahankan tingkat pendinginan tubuh pada
titik terkecil. Memucatnya wajah seseorang tatkala dingin merupakan tindakan
pengamanan oleh tubuh secara otomatis.42
Segala
hal yang terjadi dalam darah benar-benar rumit dan saling berkaitan. Segala hal
telah diciptakan dengan sempurna hingga perincian terkecil. Bahkan, terdapat
keseimbangan yang luar biasa mengagumkan dalam aliran darah sehingga adanya
gangguan terkecil pun dapat menimbulkan masalah kesehatan yang sangat serius.
Darah telah diciptakan dengan segala hal yang diperlukannya oleh Pencipta Yang
Maha Esa dalam sekejap. Pencipta, Yang memiliki ilmu dan kekuasaan yang tiada
tara itu, adalah Allah:
Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. (Surah Thaha: 98)
Sistem Tanpa Kesalahan Sekecil Apa pun: Pembekuan Darah
Setiap
orang mengetahui bahwa pendarahan akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka
atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Di tempat terjadinya
pendarahan, gumpalan darah beku terbentuk, yang menyumbat dan menyembuhkan luka
pada saatnya. Ini mungkin sebuah kejadian yang sederhana dan lumrah bagi Anda,
namun para ahli biokimia telah menyaksikan melalui penelitian mereka bahwa hal
ini sebenarnya adalah hasil dari sistem yang amat rumit yang tengah bekerja.
Hilangnya satu bagian saja dari sistem ini atau kerusakan apa pun padanya akan
menjadikan keseluruhan proses tidak bekerja.
Darah
harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah
pulih seperti sedia kala, gumpalan beku itu harus lenyap. Sistem ini bekerja
sempurna hingga seluk-beluk terkecilnya.
Jika
terjadi pendarahan, pembekuan darah harus terbentuk segera untuk mencegah
makhluk hidup mengalami kematian. Selain itu, darah beku tersebut harus
menutupi keseluruhan luka, dan lebih penting lagi, harus hanya terbentuk tepat
di atas, dan tetap berada di atas luka tersebut. Jika tidak, seluruh darah
makhluk hidup akan membeku dan menyebabkan kematian, itulah mengapa bekuan
darah itu harus terjadi pada waktu dan tempat yang tepat
Unsur
terkecil dari sumsum tulang, yakni keping-keping darah atau trombosit,
sangatlah menentukan. Sel-sel ini merupakan unsur terpenting di balik pembekuan
darah. Protein yang disebut faktor Von Willebrand memastikan, agar dalam
perondaannya yang terus-menerus atas aliran darah, keping-keping ini tidak
membiarkan tempat luka terlewati. Keping-keping yang terjerat di tempat
terjadinya luka mengeluarkan suatu zat yang mengumpulkan keping-keping lain
yang tak terhingga banyaknya di tempat yang sama. Sel-sel tersebut akhirnya
menopang luka terbuka itu. Keping-keping tersebut mati setelah menjalankan
tugasnya menemukan luka. Pengorbanan diri ini hanyalah satu bagian dari sistem
pembekuan dalam darah.
Trombin
adalah protein lain yang membantu proses pembekuan darah. Zat ini hanya
dihasilkan di tempat yang terluka. Jumlahnya tidak boleh melebihi atau pun
kurang dari yang diperlukan, dan juga harus dimulai dan berakhir tepat pada
waktu yang diperlukan. Lebih dari dua puluh
jenis zat kimia tubuh yang disebut enzim berperan dalam pembentukan trombin.
Enzim-enzim tersebut dapat merangsang perbanyakan trombin maupun
menghentikannya. Proses ini terjadi melalui pengawasan yang begitu ketat
sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-benar ada luka sesungguhnya pada
jaringan. Segera setelah enzim-enzim pembekuan darah tersebut mencapai jumlah
yang memadai di dalam tubuh, fibrinogen yang terbuat dari protein-protein pun
terbentuk. Dalam waktu singkat, sekumpulan serat membentuk jaring, yang
terbentuk di tempat keluarnya darah. Sementara itu, keping-keping darah yang
sedang meronda, terus-menerus terperangkap dan menumpuk di tempat yang sama. Apa yang disebut gumpalan darah beku adalah
penyumbat luka yang terbentuk akibat penumpukan ini.
Ketika
luka telah sembuh sama sekali, gumpalan tersebut akan hilang.
Sistem
yang memungkinkan pembentukan darah beku, yang menentukan tingkat kebekuannya,
yang menguatkan serta melarutkan gumpalan darah beku tersebut, tidak diragukan
lagi mempunyai kerumitan yang benar-benar tak tersederhanakan. 43
Sistem
ini bekerja dengan sempurna hingga seluk-beluk yang paling kecil.
Apa
yang akan terjadi jika ada sedikit masalah dalam sistem yang bekerja dengan sempurna
ini? Misalnya, jika terjadi pembekuan dalam darah sekalipun tidak terdapat
sebuah luka, atau jika gumpalan darah beku mudah terlepas dari luka? Hanya
terdapat satu jawaban untuk pertanyaan ini: dalam keadaan tersebut maka aliran
darah yang menuju organ penting dan terpeka, seperti jantung, otak, dan
paru-paru, akan tersumbat dengan gumpalan, yang tak pelak lagi akan membawa
kematian.
Kenyataan
ini sekali lagi memperlihatkan kepada kita bahwa tubuh manusia dirancang dengan
sempurna. Mustahil untuk menjelaskan sistem penggumpalan darah dengan
berdasarkan dugaan kejadian kebetulan atau “perkembangan bertahap” sebagaimana
yang dinyatakan teori evolusi. Sistem yang dirancang dan diperhitungkan dengan
seksama seperti ini merupakan bukti tak terbantahkan tentang kesempurnaan dalam
penciptaan. Allah, Yang menciptakan kita dan menempatkan kita di bumi ini,
telah menciptakan tubuh kita dengan sistem ini, yang melindungi kita dari
banyak luka yang kita dapati sepanjang hidup kita.
Pembekuan
darah sangat penting tidak hanya untuk luka yang tampak, namun juga untuk
robeknya pembuluh darah halus dalam tubuh kita yang terjadi sepanjang waktu.
Meskipun tidak kita sadari, selalu terjadi pendarahan kecil dalam tubuh yang
terus-menerus. Ketika lengan terbentur pintu atau duduk terlalu lama, ratusan
pembuluh darah halus darah robek. Pendarahan tersebut segera dihentikan dengan
adanya sistem pembekuan darah dan pembuluh darah halus dapat pulih sebagaimana
keadaan normal. Jika benturan itu lebih parah, maka pendarahan dalam itu akan
lebih parah pula, yang menyebabkan peradangan yang biasanya disebut “memar.”
Seseorang yang kurang sempurna sistem pembekuan darahnya harus menghindari
benturan sekecil apa pun. Pada penderita hemofilia (darah susah menggumpal),
karena sistem pembekuan darahnya tidak bekerja, menjalani hidupnya seperti itu.
Penderita hemofilia yang parah tidak akan mampu bertahan hidup terlalu lama.
Bahkan pendarahandalam yang kecil, yang disebabkan oleh terpeleset atau jatuh
yang sederhana saja, mungkin sudah cukup untuk mengakhiri hidupnya. Dengan
kenyataan yang sederhana ini, setiap kita seharusnya merenungkan keajaiban
penciptaan dalam tubuh kita, dan bersyukur kepada Allah, Yang menciptakan tubuh
kita dengan sempurna. Tubuh ini merupakan karunia tersendiri untuk kita dari
Allah, bahkan satu sel pun tidak mampu kita perbanyak. Ketika menyeru manusia,
Allah berfirman:
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari
berbangkit)?” (Surat Al-Waqi’ah: 57)
BAB VII
Rancangan dan Penciptaan
Seorang perancang merancang suatu model dengan
menggunakan coretan di kertas kosong. Segala hal yang telah dilihat oleh sang
perancang hingga saat itu menjadi dasar gagasan sumber rancangannya pada waktu
tersebut. Hal ini karena setiap bentuk dan lekuk di alam ini pun sebuah
rancangan. Tak ada perancang, yang adalah seorang manusia, mampu merancang
sesuatu yang belum pernah mereka lihat atau ketahui.
Mari
kita telaah jalan yang ditempuh suatu rancangan dalam pembentukan sebuah
rancangan baru. Pertama, perancang menentukan
bahan dan tujuan dari perancangan. Selanjutnya sang perancang menentukan yang
mungkin akan memakainya, kebutuhan pemakai tersebut, dan tentunya arah
perancangan.
Di
antara semua bidang kerja di dunia, perancang barang-barang industri mungkin adalah
kalangan yang memerlukan adanya bahan, walau dengan jumlah minimal, ketika
bekerja. Ini karena di samping kerja keras, suatu rancangan yang baik terutama
memerlukan penentuan gagasan yang cerdas atau seluk-beluk pendukungnya selama
proses mengerjakannya. Mula-mula, seorang perancang membutuhkan tak lebih dari
selembar kertas kosong dan sebuah pena. Ketika membuat rancangan ini, ia tentu
mengkaji dan menjadikan contoh-contoh sebelumnya sebagai model.
Seorang
perancang membuat corat-coret ratusan pilihan berbeda selama berbulan-bulan.
Kemudian gagasan-gagasan ini dikaji, dan dari sekalian banyak, yang paling
bermanfaat dan bernilai seni dipilih untuk diproduksi, setelah itulah perincian
produksi yang tepat dipelajari.
Mula-mula
suatu model perbandingan produk itu dibuat, yang diubah dari gagasan berbentuk
gambar ke dalam bentuk sesungguhnya. Setelah perbaikan selanjutnya, suatu model
dengan ukuran sebenarnya dari produk itu pun dibuat. Seluruh proses ini mungkin
memerlukan bertahun-tahun. Selama waktu ini, suatu model juga dicoba dan diuji
agar pemakai terbiasa.
Suatu
rancangan baru yang diperkenalkan ke pasar biasanya mula-mula dinilai dari
penampilannya oleh pengguna (konsumen). Secara umum hal penentu utama dalam
penjualan suatu barang adalah penampilan, yakni bentuk, warna, dan sebagainya,
baru yang kedua, manfaatnya.
Oleh
sebab itu, proses dari pemikiran awal hingga produksi ini sangatlah panjang.
Sebenarnya, Pemilik satu-satunya dari seluruh rancangan adalah Yang mempunyai
kekuasaan atas segala sesuatu. Allah menciptakan seluruh makhluk dengan
sempurna dengan satu perintah saja: “Jadilah.” Ini disebutkan dalam ayat
berikut:
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia
berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya, “Jadilah!” Lalu jadilah ia. (Surat Al-Baqarah: 117)
Kemampuan
menciptakan dari ketiadaan dan tanpa awal hanya milik Allah semata. Bahkan,
manusia perancang itu sendiri adalah suatu ciptaan-Nya yang mengagumkan. Allah
telah menciptakan makhluk dan manusia dari ketiadaan dan menganugerahi manusia
keahlian merancang.
Dalam
banyak hal yang kita anggap adalah hasil rancangan manusia, ada sumbernya di
alam. Bentuk-bentuk dan produk-produk teknologi yang muncul melalui penelitian
tahun demi tahun telah ada di alam selama jutaan tahun.
Sadar
akan kenyataan tersebut, para perancang, arsitek, dan ilmuwan memilih untuk
mengikuti sifat-sifat yang dicontohkan di dalam ciptaan Allah dalam merancang
produk baru.
Serangga dan Teknologi Robot
Tidak
hanya arsitek yang memanfaatkan pengkajian terhadap penciptaan. Para insinyur
yang mengembangkan teknologi robot juga meneliti serangga sebagai sumber ilham.
Robot yang dibangun berdasarkan kaki serangga terbukti dapat berdiri dengan
keseimbangan yang lebih baik. Ketika bantalan penghisap dipasangkan pada
kaki-kaki robot ini, mereka mampu memanjat dinding layaknya seekor lalat. Suatu
robot yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang mampu berjalan di
langit-langit layaknya serangga. Perusahaan tersebut menggunakan robot ini
untuk memeriksa bagian bawah jembatan dengan menggunakan sensor yang
ditempelkan ke badannya.45
Angkatan
bersenjata Amerika diketahui meneliti mesin-mesin yang amat kecil (mesin mikro)
sejak lama. Menurut Professor Johannes Smith, suatu motor yang berukuran kurang
dari 0,039 inci (1 milimeter) mampu menggerakkan suatu robot seukuran semut.
Robot seperti ini sedang dipertimbangkan untuk digunakan sebagai pasukan kecil
yang terdiri atas robot-robot yang menyerupai semut untuk menembus dari balik
pertahanan lawan tanpa diketahui dan merusak mesin-mesin jet, radar dan pusat
komputer. Dua perusahaan industri terbesar di Jepang, Mitsubishi dan
Matsushita, telah mengambil langkah awal untuk bekerja sama dalam bidang
tersebut. Hasil dari kerjasama tersebut adalah robot yang amat kecil dengan
berat 0,015 ons (0,42 gram) dan berjalan dengan kecepatan 13 kaki (4 meter) per
menit.
Kitin: Bahan Pembungkus yang Sempurna
Serangga
merupakan makhluk dengan jumlah terbesar di dunia, yang terutama karena
tubuhnya sangat tahan terhadap banyak keadaan lingkungan yang merugikan. Salah
satu penyebab daya tahan mereka adalah bahan kitin yang membentuk rangka
mereka.
Kitin
sangat ringan dan tipis. Serangga tidak pernah mengalami kesulitan dalam
merawatnya. Meskipun bahan ini membungkus tubuh bagian luar saja, namun cukup
kokoh untuk menjadi kerangka. Pada saat yang sama, bahan ini juga sangat
lentur. Ia dapat digerakkan dengan otot-otot yang menempel padanya dari dalam
tubuh. Hal ini tidak hanya memperbaiki gerakan yang cepat dari serangga ini
namun juga mengurangi dampak benturan luar. Bahan ini tahan air karena selubung
luar khusus, yang tidak membiarkan rembesan cairan tubuh apa pun.46 Bahan ini tidak terpengaruh oleh panas maupun
pancaran cahaya. Biasanya, warnanya sangat mirip dengan lingkungannya.
Kadang-kadang bahan ini memberi peringatan melalui warna terangnya.
Apa
yang terjadi jika bahan seperti kitin digunakan oleh pesawat terbang dan
pesawat luar angkasa? Memang, ini adalah impian banyak ilmuwan.
Bentuk Sempurna Sel Darah Merah
Sel
darah merah bertanggung jawab mengangkut oksigen dalam darah. Oksigen diangkut
dalam darah oleh hemoglobin yang tersimpan di dalam sel darah merah. Semakin
luas permukaan sel ini, maka semakin banyak pula oksigen yang mampu diangkut.
Karena sel darah merah harus bergerak di dalam pembuluh-pembuluh halus,
volumenya harus sekecil mungkin, yakni harus mempunyai permukaan terbesar
dengan volume terkecil. Dengan demikian, sel darah merah dirancang khusus untuk
memenuhi syarat ini: mereka berbentuk datar, bulat, dan pipih di kedua sisinya,
dan menyerupai bundaran keju Swiss yang ditekan di kedua pinggirnya. Ini adalah
bentuk yang mempunyai permukaan selebar mungkin dengan volume terkecil. Setiap
sel merah dapat membawa 300 juta molekul hemoglobin karena bentuk ini. Di
samping itu, sel merah dapat melewati pembuluh halus terkecil dan pori-pori
tersempit karena kelenturannya. 47
Mata Berwarna pada Ikan Balon
Ikan
balon terdapat di perairan hangat di wilayah Asia Tenggara. Ketika jumlah
cahaya yang berlebihan menimpanya, mata-mata ikan ini bertindak sebagai
“kacamata surya kimiawi.” Mata-mata ikan sepanjang 1 inci (2,5 sentimeter) ini
menunjukkan sifat yang mirip dengan lensa fotokrom, yang warnanya bisa lebih
atau kurang terang tergantung kuatnya cahaya.
Sistem
ini bekerja sebagai berikut: ketika ikan ini menghadapi cahaya berlebihan,
sel-sel berwarna yang disebut “kromatofora” yang terletak di sekitar lapisan
bening (kornea) mata, mulai mengeluarkan pewarna (pigmen) kekuningan. Pigmen
ini menutupi mata ini dan bertindak sebagai saringan yang mengurangi terangnya
cahaya, yang memungkinkan ikan melihat lebih tepat. Di perairan gelap, pigmen
ini lenyap dan mata menerima jumlah cahaya sebanyak mungkin. 48
Jelaslah
bahwa sistem ini merupakan hasil dari suatu rancangan sadar. Sel-sel yang
melepaskan atau melenyapkan pigmen ini diatur dengan seksama dan tidak dapat
dianggap sebagai hasil kebetulan. Ini merupakan bukti kesempurnaan ciptaan
Allah, sehingga bentuk alat tubuh rumit hingga seluk beluk terkecil seperti
mata harus dilengkapi dengan sistem pewarnaan sempurna seperti ini.
RANCANGAN SISTEM GERAK
PADA MAKHLUK HIDUP
Seringkali
rancangan sistem gerak jauh lebih menantang bagi para perancang dibandingkan
sistem yang diam. Sebagai contoh, masalah-masalah yang dihadapi dalam
perancangan suatu bor tangan jauh lebih banyak dibanding hanya sebuah kendi.
Hal ini karena bor tangan didasarkan pada manfaatnya, sedangkan kendi hanya
pada bentuknya, sedang rancangan yang bertujuan untuk manfaat lebih rumit.
Setiap bagian rancangan harus mempunyai suatu manfaat untuk tujuan yang telah
tertentu. Tidak adanya atau tidak bekerjanya satu bagian saja mengakibatkan
sistem tersebut tak berguna.
Rancangan
dengan kesalahan seperti itu akan terancam gagal. Sistem gerak yang dirancang
oleh manusia secara umum mempunyai banyak cacat dibandingkan yang pada umumnya
diyakini. Banyak dari
sistem-sistem ini telah dirancang dengan coba-coba. Meskipun beberapa kesalahan
telah dihilangkan selama tahap perencanaan awal hingga pengenalan produk ke
pasar, tidak semua kerusakan dapat dicegah.
Alasan
yang sama tidak bisa diterapkan pada sistem gerak di alam. Semua sistem gerak
di seluruh makhluk adalah sempurna. Allah telah menciptakan semua makhluk
dengan sempurna. Mari kita amati lebih dekat beberapa contoh dari ciptaan yang
sempurna ini.
Tengkorak Burung Pelatuk
Burung
Pelatuk memakan serangga dan larva, yang berada di dalam batang pohon yang
dilubanginya dengan mematuk. Mereka mengukir sarang mereka untuk menempati
pohon-pohon yang tumbuh baik, yang memerlukan keahlian memahat sama hebatnya
dengan tukang kayu.
Burung
pelatuk berbintik besar bisa membuat sembilan atau sepuluh tatahan setiap
detik. Jumlah ini meningkat hingga lima belas sampai dua puluh pada jenis
burung pelatuk yang lebih kecil, yang salah satunya adalah burung pelatuk
hijau.
Ketika
burung pelatuk hijau membuat lubang untuk sarangnya, kecepatan kerja paruhnya
dapat melebihi 62 mil per jam (100 kilometer/jam). Kecepatan tersebut tidak
mempengaruhi otaknya sama sekali, yang ukurannya hanya sebesar buah ceri. Jeda
antara dua tatahan paruhnya lebih kecil dari seperseribu detik. Ketika mulai
mematuk, kepala dan paruhnya berada tepat sama datar, sehingga kemiringan
terkecil pun dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak.
Akibat
melakukan tatahan ini tidak ada bedanya dengan membenturkan kepala ke dinding
beton. Diperlukan rancangan yang luar biasa agar otak burung tersebut tidak
terluka. Tulang tengkorak sebagian besar burung merupakan satu kesatuan yang
utuh, dan paruh bekerja dengan gerakan rahang bawah. Namun sebaliknya, paruh
dan tengkorak burung pelatuk dipisahkan oleh jaringan lunak berpori yang
meredam guncangan akibat benturan tadi. Jaringan yang lentur ini bekerja lebih
baik daripada peredam kejut pada kendaraan bermotor. Keunggulan bahan tersebut
berasal dari kemampuannya meredam benturan yang sangat singkat lalu
mengembalikan dirinya ke keadaan awal dengan cepat. Kemampuan ini dipertahankan
bahkan ketika hampir sembilan hingga sepuluh tatahan dibuat per detik. Bahan
ini jauh lebih unggul dibanding bahan yang dikembangkan dengan teknologi
modern. Pemisahan paruh dari tengkorak dengan cara yang luar biasa ini
memungkinkan penyekat yang memegang otak burung pelatuk untuk bergerak menjauh
dari paruh atas selama mematuk, dan ini berperan sebagai gerak kedua untuk
meredam guncangan. 49
Kutu: Rancangan Sempurna
untuk Melompat
Seekor
kutu dapat melompat melebihi 100 kali tinggi badannya, yang sebanding dengan
manusia yang melompat setinggi 660 kaki (200 meter). Bahkan, kutu dapat melakukan
lompatan seperti itu berulang-ulang tanpa istirahat selama 78 jam. Pada
umumnya, kutu tidak akan mendarat dengan kakinya setelah lompatan kelima, ia
mendarat dengan punggung atau kepalanya. Meskipun demikian, ia tetap tidak
menjadi pusing atau terluka, yang disebabkan adanya rancangan khusus pada
tubuhnya.
Kerangka
serangga ini tidak berada di dalam tubuhnya. Kerangkanya terdiri atas lapisan
keras senyawa yang disebut sklerotin, yang membungkus keseluruhan tubuhnya dan
melekat pada kitin. Sejumlah besar lempengan keras dengan gerak terbatas
membentuk rangka luarnya, yang meredam sekaligus menghilangkan guncangan ketika
melompat.
Di
sisi lain, kutu tidak memiliki pembuluh darah apa pun. Bagian dalam seluruh
tubuhnya tubuhnya mengambang dalam darah yang cair dan bening, yang bertindak
sebagai bantalan pelindung seluruh alat-alat bagian dalam dan menjadikannya
kebal terhadap lompatan mengguncang yang mendadak. Darahnya dibersihkan oleh
pori-pori udara yang tersebar di seluruh tubuhnya. Ini menghilangkan kebutuhan
adanya pompa raksasa untuk terus-menerus memompa oksigen. Jantungnya berbentuk
seperti tabung dan berdetak lambat sehingga lompatan tidak berpengaruh padanya
sama sekali.
Para
ilmuwan menemukan melalui penelitian bahwa otot kaki kutu tidak sekuat yang
dibutuhkan oleh lompatannya. Kemampuan luar biasa yang dimiliki kutu ini
dimungkinkan karena adanya suatu sistem pegas yang terdapat pada kakinya, yang
bekerja karena adanya protein berbentuk karet yang disebut “resilin,” tempat
kutu menyimpan energi geraknya. Sifat istimewa zat ini adalah kemampuannya
untuk melepaskan saat peregangan hingga 97% energi yang disimpan di dalamnya.
Bahan paling lentur yang terdapat di pasaran saat ini hanya memiliki kekuatan
85% dari resilin. Bahan lentur tersebut ditempatkan di bagian bawah kaki
belakang besar makhluk kecil ini dalam suatu bantalan mungil. Kutu membutuhkan
sekitar sepersepuluh detik untuk menekan bahan ini ketika ia menekuk kakinya
untuk bersiap melakukan lompatan. Suatu bentuk yang menyerupai roda bergigi
mempertahankan lipatan kaki hingga ototnya dikendurkan dan bentuk seperti pegas
mendorong lompatan melalui energi yang tersimpan di dalam resilin yang
diubahnya menjadi sebuah lompatan yang luar biasa.
Kumbang Penggerek dan
Gerak Pengeborannya
Kumbang
penggerek hidup di dalam buah pohon ek. Terdapat moncong yang cukup panjang
pada kepala serangga ini, yang sebenarnya melebihi panjang tubuhnya. Di ujung
moncong ini ia mempunyai gerigi yang kecil tapi sangat tajam seperti gigi.
Pada
waktu tertentu, serangga ini membuat moncong ini mendatar, searah dengan
tubuhnya, sehingga tidak mengganggunya ketika berjalan. Namun ketika ia berada
di buah ek, ia akan memiringkan moncongnya sedemikian rupa ke arah buah
tersebut. Serangga memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain, menggerakkan
moncongnya, yang mulai mengebor buah ek. Kepala serangga ini merupakan bentuk
rancangan yang sempurna untuk pekerjaan tersebut dan menunjukkan tingkat
kelenturan yang luar biasa.
Ketika
mengebor dengan moncongnya, ia sekaligus memakan bagian dalam buah ek. Walau
demikian, ia tetap meninggalkan bagian yang terbanyak untuk keturunan mereka.
Setelah mengebor, serangga ini meninggalkan satu telur di buah tersebut dengan
memasukkannya melalui lubangnya. Di dalam buah ek, telur menjadi larva dan
mulai memakannya. Semakin banyak makan, ia semakin besar; semakin besar,
semakin banyak pula makannya.
Kegiatan
makan ini berlanjut hingga buah tersebut jatuh dari cabangnya, yang merupakan
tanda bagi larva untuk meninggalkannya. Dengan giginya yang kuat, ia
memperbesar lubang yang dibuatkan induknya. Larva yang sangat gemuk ini akan
keluar dari buah ek dengan perjuangan yang berat. Sekarang tujuan larva adalah
membuat liang sedalam 10–12 inci (25–30 sentimeter) di tanah. Di sanalah ia
menjadi kepompong dan menunggu selama satu hingga lima tahun. Ketika ia telah
tumbuh dewasa sepenuhnya, ia memanjat dan mulai mengebor buah ek pula.
Perbedaan masa kepompong tergantung pada pertumbuhan baru buah ek di pohon.50 Daur hidup yang menarik dari kumbang penggerek
ini adalah bukti lain dari kesempurnaan ciptaan Allah, sehingga menggugurkan
dugaan-dugaan teori evolusi. Setiap gerak serangga telah dirancang dengan
rencana tertentu. Moncong pengebor, gigi pemotong di ujungnya, bentuk lentur
kepalanya yang membantu pengeboran, tidak dapat diterangkan hanya dengan
kebetulan dan “seleksi alamiah.” Moncong yang panjang hanya akan menjadi
rintangan yang berat dan merugikan jika tidak dapat dimanfaatkan dengan sukses
untuk pengeboran, yang menjadi alasan mengapa hal tersebut tidak bisa
diperdebatkan telah menjalani evolusi “tahap demi tahap.”
Di sisi lain, alat-alat tubuh dan naluri yang
dimiliki larva menggambarkan kerumitan di tingkat terkecil dari suatu proses.
Larva harus memiliki geligi yang cukup kuat untuk melubangi jalan keluar dari
buah ek, harus “mengetahui” menggali hingga dalam tanah, dan harus “menunggu”
di sana dengan sabar.
Jika
sebaliknya yang terjadi, maka makhluk ini tidak akan selamat bahkan akan punah.
Semua hal tersebut tidak dapat dijelaskan sebagai kejadian kebetulan,
sebaliknya memperlihatkan bahwa penciptaan makhluk tersebut menunjukkan
kebijakan yang Maha Bijaksana.
Allah
telah menciptakan makhluk ini dengan alat tubuh dan naluri yang sempurna.
Dia-lah Allah “Sang Pencipta” segala sesuatunya. (Surat al-Hasyr:24)
Ekor Cambuk pada Bakteri
Beberapa
bakteri menggunakan alat menyerupai cambuk yang disebut ekor cambuk (flagel)
untuk bergerak di lingkungan berair. Alat ini tertanam pada membran sel dan
memungkinkan bakteri untuk bergerak ke arah yang ditentukannya dengan kecepatan
tertentu.
Para
ilmuwan telah cukup lama mengetahui keberadaan ekor cambuk ini. Walaupun
demikian, perincian tentang bentuknya, yang baru muncul sekitar sepuluh tahun
terakhir ini telah menjadi kejutan besar bagi mereka. Telah ditemukan bahwa
ekor cambuk bergerak dengan menggunakan “motor hidup” yang sangat rumit dan
bukannya dengan gerak getaran sederhana sebagaimana diyakini sebelumnya.
Mesin yang menyerupai baling-baling ini dibuat
dengan prinsip yang sama dengan motor listrik. Ada dua bagian utama padanya:
satu bagian bergerak (“rotor”) dan satu bagian diam (“stator”).
Ekor cambuk bakteri berbeda dengan sistem
kehidupan lainnya yang menghasilkan gerak mekanik. Sel ini tidak memanfaatkan
energi yang tersedia yang tersimpan di dalam molekul ATP. Sebaliknya, ia
memiliki sumber tenaga khusus: bakteri menggunakan energi dari aliran ion yang
menembus membran sel terluarnya. Bentuk bagian dalam motor ini sangat rumit.
Sekitar 240 protein yang berbeda bekerja membangun ekor cambuk. Setiap protein
ditempatkan dengan kecermatan tinggi. Para ilmuwan telah menetapkan bahwa
protein-protein tersebut membawa sinyal yang menghidupkan atau mematikan motor,
membentuk suatu persendian yang mendukung pergerakan yang bentuknya sangat
kecil, dan mendorong protein lainnya yang menghubungkan ekor cambuk dengan
membran sel. Model-model yang dibuat untuk menyimpulkan kerja sistem tersebut
sudah cukup untuk menggambarkan kerumitan sistem ini.53
Bentuk ekor cambuk bakteri yang rumit ini dengan
sendirinya sudah cukup untuk meruntuhkan teori evolusi, karena ekor cambuk
mempunyai bentuk rumit yang tak tersederhanakan. Seandainya satu molekul
tunggal dalam bentuk yang amat rumit ini lenyap, atau rusak, ekor cambuk itu
tidak akan bekerja dan tak akan bisa digunakan oleh bakteri. Ekor cambuk harus
telah bekerja sempurna dari waktu pertama keberadaannya. Kenyataan ini kembali
mengungkap omong kosong penilaian teori evolusi mengenai “perkembangan tahap
demi tahap.”
Ekor cambuk bakteri merupakan bukti nyata bahwa bahkan
pada makhluk yang dianggap “terbelakang,” terdapat rancangan yang luar biasa.
Dengan semakin mendalamnya umat manusia mengetahui perinciannya, semakin nyata
pulalah bahwa makhluk yang oleh ilmuwan abad ke-19, termasuk Darwin, dianggap
sebagai yang tersederhana, sebenarnya sama rumitnya dengan makhluk lain. Dengan
kata lain, begitu kesempurnaan penciptaan semakin jelas, sia-sianya usaha
menemukan penjelasan lain atas penciptaan akan semakin jelas pula.
Rancangan pada Lumba-Lumba
Lumba-lumba dan ikan paus bernapas dengan
menggunakan paru-paru sebagaimana halnya hewan menyusui lainnya, yang berarti
mereka tidak dapat bernapas di dalam air seperti ikan. Karena itulah mereka
dengan teratur berenang ke permukaan. Lubang semburan yang terletak di atas kepalanya
berguna untuk menghirup udara. Alat ini dirancang sedemikian rupa agar ketika
binatang ini menyelam ke dalam air, lubang tersebut menutup secara otomatis
dengan tutup khusus untuk mencegah masuknya air. Tutup tersebut secara otomatis
akan membuka lagi ketika lumba-lumba berada di permukaan air.
Sistem yang Membantu Tidur tanpa Tenggelam
Lumba-lumba mengisi 80-90% dari paru-parunya
dengan udara setiap kali mereka bernapas. Sebaliknya, pada kebanyakan manusia
perbandingannya hanya sekitar 15%. Bernapasnya lumba-lumba merupakan suatu
kegiatan sadar dan tidak terjadi dengan sendirinya sebagaimana halnya hewan
menyusui.54
Dengan kata lain, lumba-lumba dengan sadar
memutuskan untuk bernapas sebagaimana kita memutuskan untuk berjalan. Terdapat
suatu sistem khusus untuk mencegah kematiannya ketika tidur di bawah permukaan
air. Lumba-lumba yang tidur menggunakan sisi otak bagian kiri dan kanan
bergantian selama sekitar 15 menit. Ketika salah satu sisi tersebut tidur,
lumba-lumba menggunakan sisi yang lain untuk berenang ke permukaan dan
bernapas.
Moncong lumba-lumba yang berbentuk paruh ini
merupakan ciri lain yang meningkatkan kemampuan berenangnya. Hewan ini
menggunakan sedikit tenaga untuk membelah air dan berenang pada kecepatan lebih
tinggi. Kapal-kapal modern juga menggunakan haluan yang serupa dengan moncong
hidung lumba-lumba yang dirancang dengan pola yang memperlancar aliran air untuk meningkatkan kecepatan kapal sebagaimana halnya
lumba-lumba.
Kehidupan Bermasyarakat Lumba-lumba
Lumba-lumba hidup dalam suatu kelompok yang
sangat besar. Untuk perlindungan, lumba-lumba betina dan bayi-bayinya
ditempatkan di tengah kelompok. Ikan yang sakit tidak ditinggalkan sendiri,
melainkan tetap diurus oleh kelompok tersebut hingga mati. Ikatan yang saling
berketergantungan ini terbentuk sejak hari pertama bayi lumba-lumba bergabung
dalam kelompoknya.
Bayi lumba-lumba dilahirkan dengan mengeluarkan
ekornya terlebih dahulu. Dengan cara
ini sang bayi tetap mendapat pasokan oksigen selama persalinan. Ketika pada
akhirnya kepalanya keluar, lumba-lumba yang baru lahir tersebut menuju
permukaan untuk menghirup udara pertamanya. Pada umumnya, selama persalinan,
betina lain menemani induk yang melahirkan itu.
Induk
lumba-lumba mulai merawat bayinya segera setelah lahir. Bayi lumba-lumba, yang
bibirnya belum mampu menghisap, mendapatkan susu melalui dua tempat yang keluar
dari sebuah celah pada permukaan perut sang induk. Ketika ia membuka dengan
perlahan bagian ini, susu itu pun keluar. Bayi lumba-lumba meminum lusinan
liter susu setiap hari. Sejumlah 50% dari susu tersebut mengandung lemak
(bandingkan dengan 15 % lemak pada susu ternak), yang dengan cepat bekerja
membangun lapisan kulit yang dibutuhkan untuk mengatur suhu tubuh. Betina
lainnya juga membantu sang bayi sewaktu menyelam dengan cepat, dengan mendorong
mereka ke bawah. Bayi lumba-lumba yang baru lahir juga diajarkan mengenai
berburu dan menggunakan sonar penentuan tempat dengan gema yang dimilikinya,
sebuah proses pendidikan yang berlangsung selama bertahun-tahun. Ada kalanya,
lumba-lumba muda tidak akan meninggalkan suatu anggota keluarga hingga 30
tahun.
Sistem Pencegahan Kejang
Lumba-lumba
mampu menyelam ke kedalaman yang tak tertandingi oleh manusia. Pemegang rekor
untuk ini adalah suatu jenis ikan paus yang mampu menyelam hingga kedalaman
9900 kaki (3000 meter) dalam sekali napas. Baik lumba-lumba maupun ikan paus
diciptakan cocok untuk cara menyelam seperti ini. Ekor pipihnya membuatnya
menyelam dan menuju permukaan jauh lebih mudah.
Segi
lain dari rancangan untuk menyelam ini adalah pada paru-paru mereka: ketika
mereka menyelam semakin dalam, berat air di atasnya, yakni tekanannya, akan
meningkat. Tekanan udara di dalam paru-paru juga akan meningkat untuk
mengimbangi tekanan di luar tubuhnya. Jika tekanan yang sama dikenakan pada
paru-paru manusia, maka manusia dengan mudah akan binasa. Untuk mengatasi
bahaya ini, terdapat suatu sistem pertahanan khusus yang terdapat pada tubuh
lumba-lumba: bronkus dan alveolus (sel udara) di dalam paru-paru lumba-lumba
dilindungi oleh rantai tulang rawan yang sangat tinggi daya tahannya.
Contoh
lain mengenai kesempurnaan penciptaan tubuh lumba-lumba adalah sistem yang
mencegah terjadinya kejang. Ketika sang penyelam naik ke permukaan terlalu
cepat, mereka akan menghadapi bahaya tersebut. Sebab kejang ini adalah masuknya
udara langsung ke dalam darah dan terbentuknya gelembung udara di dalam nadi.
Gelembung udara ini dapat menyebabkan kematian karena mencegah peredaran darah.
Ikan paus dan lumba-lumba ternyata justru tidak menghadapi bahaya seperti itu
meskipun mereka juga bernapas dengan menggunakan paru-paru. Ini karena mereka
menyelam dengan paru-paru yang tidak dipenuhi udara, melainkan kosong. Karena
tidak terdapat udara di dalam paru-paru mereka, mereka tidak akan mengalami resiko
terjadinya kejang.
Meskipun
demikian, hal tersebut menimbulkan pertanyaan: jika mereka tidak memiliki udara
dalam paru-parunya, mengapa mereka tidak mati lemas karena kekurangan oksigen?
Jawabannya
pertanyaan ini terdapat pada protein “mioglobin” yang ditemukan pada jaringan
otot mereka dalam jumlah besar. Protein mioglobin memiliki daya ikat oksigen
yang tinggi, sehingga oksigen yang diperlukan oleh hewan ini tidak disimpan di
dalam paru-paru melainkan langsung di dalam otot mereka. Lumba-lumba dan ikan
paus dapat berenang tanpa bernapas selama waktu yang panjang, dan dapat
menyelam sedalam yang mereka mau. Manusia juga memiliki protein mioglobin,
namun hal itu tidak menghasilkan keadaan yang sama karena volumenya jauh lebih
kecil. Penyesuaian biokimia yang khas pada lumba-lumba dan ikan paus tersebut,
tentu merupakan bukti nyata tentang perencanaan yang sengaja. Allah telah
menciptakan hewan menyusui di laut, seperti halnya hewan-hewan lainnya, dengan
bentuk tubuh yang paling sesuai dengan keadaan tempat mereka tinggal.
Pompa pada Jerapah
Seekor
jerapah dengan tingginya yang mendekati 16,5 kaki (5 meter), merupakan salah
satu makhluk terbesar. Untuk mempertahankan diri, hewan ini harus mengirimkan
darah ke otak yang terletak 6,6 kaki (2 meter) di atas jantungnya. Akibatnya,
jantung jerapah harus cukup kuat memompa darah dengan tekanan 350 mmHg.
Sistem
yang bertenaga ini, yang pada umumnya dapat membunuh manusia, terdiri atas
suatu ruang khusus, dan terbungkus dengan jaringan halus untuk mengurangi akibat
mematikan.
Dalam
bagian antara kepala dan jantung terdapat sistem berbentuk “U” yang terdiri
atas pembuluh naik dan turun. Darah yang mengalir dalam pembuluh dengan arah
berlawanan akan setimbang dengan sendirinya, sehingga menyelamatkan hewan ini
dari tekanan darah tinggi yang berbahaya yang dapat mengakibatkan pendarahan
dalam.
Bagian
di bawah jantung, khususnya kaki dan telapak kaki, membutuhkan perlindungan
khusus. Ketebalan tambahan kulit jerapah pada kaki dan telapaknya mencegah
akibat merugikan karena tekanan darah yang tinggi. Di samping itu, terdapat
katup-katup di dalam pembuluh yang membantu mengatur tekanan.
Bahaya
terbesar adalah ketika hewan ini menurunkan kepalanya ke tanah untuk minum air.
Tekanan darah, yang biasanya tinggi dan cukup menyebabkan pendarahan dalam,
sekarang bahkan akan meningkat lagi. Sekalipun demikian, terdapat suatu alat
yang digunakan untuk melawan akibat ini. Suatu cairan khusus yang disebut
cairan serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang), yang membasahi otak dan
tulang belakang itu sendiri, menghasilkan tekanan balik untuk mencegah
kerusakan atau kebocoran pada pembuluh darah halus. Sebagai tambahan, terdapat
katup periksa searah yang menutup ketika hewan ini menurunkan kepalanya. Katup
ini mengurangi aliran darah dengan meyakinkan, sehingga jerapah dapat minum
dengan aman dan kemudian mengangkat kepalanya lagi. Untuk menghindari bahaya
tekanan darah tinggi, pembuluh jerapah sangat tebal dan diciptakan
berlapis-lapis.
Rancangan Strategi
Pertahanan Lebah Madu
Tawon
raksasa di Jepang merupakan musuh terbesar bagi lebah madu Eropa. Tiga puluh
tawon yang menyerang sarang lebah madu dapat membunuh sekitar 30.000 lebah
dalam 3 jam. Namun lebah madu diciptakan dengan cara pertahanan yang sempurna.
Ketika
seekor tawon menemukan suatu kelompok baru lebah madu, ia menyampaikan berita
tersebut kepada yang lainnya dengan mengeluarkan bau khusus. Bau yang sama juga
diketahui oleh lebah madu, yang mulai berkumpul di mulut sarang untuk
mempertahankan diri. Ketika
seekor tawon bergerak mendekat, sekitar 500 lebah madu akan mengepungnya dengan
segera. Mereka mulai menggetarkan tubuhnya dan meningkatkan suhu tubuhnya. Hal
ini, bagi tawon, terasa seperti terperangkap di dalam oven dan pada akhirnya
sang tawon pun mati. Dalam gambar film yang peka terhadap panas yang
memperlihatkan serangan ini, suhu daerah putih bisa mencapai 118ºF (48ºC). Suhu
setinggi itu dapat ditahan oleh lebah madu, namun mematikan bagi tawon.55
Keajaiban
Perkembangbiakan Katak
Banyak
yang beranggapan bahwa katak berkembang biak dengan bertelur dan pertumbuhan
berudu. Padahal, ada banyak jenis lain cara perkembangbiakan katak yang di
antaranya sangat mengejutkan.
Katak
telah diciptakan dengan ciri yang memungkinkannya bertahan hidup dalam berbagai
bentuk lingkungan. Karena
itu, mereka dapat hidup di setiap benua, kecuali Antartika. Terdapat
jenis-jenis katak yang hidup di padang pasir, hutan, padang rumput, dan di
Himalaya serta Andes, yang ketinggiannya melebihi 16.500 kaki (5000 m). Jumlah
terbanyak tersebar di sepanjang wilayah-wilayah tropis. Sekitar 40 jenis katak
telah dikenali tiap 0,8 mil persegi (2 kilometer persegi) bagian hutan hujan.
Pada
beberapa jenis katak, hanya katak jantan yang merawat katak yang baru lahir,
sedangkan pada jenis lain, hanya betina yang melakukan atau keduanya.
Contohnya, katak panah beracun jantan di Kostarika terus mengawasi dan menunggu
telur yang akan menetas, hingga 10-12 hari. Dengan usaha yang luar biasa,
berudu yang baru lahir memanjat dan menempel di punggung induknya dengan erat,
sehingga terlihat seakan mereka menyatu. Kemudian sang induk memanjat pohon
dari jenis bromelia di hutan. Bunga-bunga dari pohon ini berbentuk piala yang
menghadap ke langit dan berisi air. Sang induk melepas katak yang baru lahir
tadi ke dalam bunga tersebut, tempat mereka tumbuh dengan aman.
Karena
tidak terdapat makanan di perairan tersebut, sang induk sering menempatkan
telur-telurnya yang belum dibuahi di dalam bunga tersebut untuk katak-katak
yang baru lahir tadi. Berudu memakan telur-telur ini, yang kaya akan protein
dan karbohidrat.56
“Katak
gladiator” adalah jenis lain yang mempertahankan wilayah tempat telurnya
berada. Katak-katak jantan dari jenis ini telah diciptakan dengan suatu jalu
seperti jepitan di ibu jarinya, yang mereka gunakan untuk menyobek kulit katak
jantan yang mengganggu.
Kodok
kecil Afrika jantan (Nectophyrne afra) membuat sarang dari lumpur, yang
diisi air sehingga membentuk kolam di pinggiran danau atau pada sungai berarus
lambat. Katak ini membuat lapisan yang rapuh atau lapisan tipis di permukaan
air tempat telur-telur menempel sendiri. Dengan cara ini, telur berada di
permukaan air untuk menghirup oksigen. Karena getaran kecil yang diakibatkan
oleh katak lain atau seekor capung yang pernah terbang melaluinya dapat merusak
selaput tipis tersebut dan menenggelamkan telur ke dasar air, yang akan
membuatnya mati karena kekurangan oksigen, katak jantan melindungi telur-telur
tersebut. Ketika menjaga, ia memukulkan kakinya ke air untuk menambah aliran
oksigen melalui selaput telur.
Jenis
lain, yang disebut katak kaca karena bentuknya yang bening, tidak mengawasi
telurnya. Allah mengilhamkan cara lain kepada katak ini. Mereka meninggalkan
sekelompok telur di bebatuan dan tumbuhan pada danau tropis atau sungai-sungai.
Ketika telur tersebut menetas, berudu langsung jatuh ke air.
Semua
kesadaran dan pola perilaku pengorbanan diri yang berbeda-beda, yang
ditunjukkan oleh jenis katak yang berbeda sebagai usaha menjaga berudu yang
baru lahir ini telah meruntuhkan dugaan dasar Darwinisme. Pendapat Darwinisme
bahwa semua makhluk hidup melakukan perjuangan untuk diri sendiri dan egois
untuk bertahan hidup, tak pelak lagi menemukan akhirnya setelah menyaksikan
usaha suatu katak mempertahankan keturunannya yang baru lahir. Bahkan, perilaku
cerdas yang diperlihatkan oleh makhluk tersebut tidak dapat dijelaskan sebagai
peristiwa kebetulan sebagaimana yang diduga oleh Darwinisme. Semua itu adalah
pertanda yang jelas bahwa makhluk hidup telah diciptakan oleh Allah dan
diarahkan dengan naluri yang diilhamkan-Nya kepada mereka. Allah menyatakan
dalam Al Qur’an bahwa terdapat bukti yang nyata pada makhluk hidup untuk
seluruh manusia:
Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang
bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum
yang meyakini (Surat al-Jatsiyah: 4)
Katak yang Dilahirkan di
dalam Lambung
Cara
berkembang biak yang luar biasa pada jenis katak yang bernama Rheobatrachus
silus merupakan contoh lain dari rancangan
sempurna dalam ciptaan Allah. Katak betina Rheobatrachus menelan
telur-telurnya setelah dibuahi, bukan untuk memakannya, melainkan untuk
melindunginya. Berudu yang menetas tetap berada dan tumbuh di dalam lambung
selama enam minggu pertama sejak menetas. Bagaimana mungkin mereka dapat tetap berada di
dalam perut induknya begitu lama tanpa tercerna?
Suatu
sistem yang sempurna telah diciptakan untuk memungkinkan mereka melakukan itu.
Pertama, sang induk berpuasa selama enam minggu, yang berarti lambung
dikhususkan hanya untuk berudu. Meskipun demikian, bahaya lainnya adalah
pelepasan asam hidroklorat dan pepsin secara teratur di dalam lambung. Zat-zat
kimia tersebut tentu akan segera membunuh anak-anak katak ini. Sekalipun
begitu, hal ini tercegah karena suatu alat yang sangat khusus. Cairan di dalam
lambung induk dinetralkan oleh zat seperti hormon prostaglandin E2, yang
mula-mula dikeluarkan oleh cangkang telur dan kemudian oleh berudu. Oleh sebab itu, berudu tumbuh dengan
sehat, meskipun mereka berenang di kolam asam.
Bagaimana
berudu makan di dalam lambung yang kosong? Pemecahannya pun sudah dipikirkan
pula. Telur jenis ini begitu besar dibanding telur jenis lainnya, karena telur
ini mengandung kuning telur yang sangat kaya akan protein, yang cukup untuk
memberi makan berudu selama enam minggu. Waktu kelahiran pun dirancang
sesempurna mungkin pula. Kerongkongan katak
betina membuka seperti halnya vagina hewan menyusui selama melahirkan. Ketika
katak muda muncul, baik kerongkongan maupun lambung katak betina akan kembali
normal dan katak betina pun mulai makan kembali.57
Sistem
perkembangbiakan Rheobatrachus silus yang ajaib ini dengan tegas telah
meruntuhkan teori evolusi, karena sistem ini rumit hingga perincian
terkecilnya. Setiap tahap harus terjadi secara utuh agar katak dapat bertahan
hidup. Sang induk harus menelan telurnya, dan harus berhenti makan selama 6
minggu. Telur harus melepaskan zat seperti hormon untuk menetralkan keasaman
lambung. Tambahan kuning telur tambahan yang kaya kaya protein pada telur
merupakan kebutuhan lain. Pembukaan kerongkongan katak betina tidak bisa
terjadi secara kebetulan. Jika semua hal tersebut tidak dapat terjadi dengan
urutan semestinya, anak-anak katak tidak akan bertahan hidup dan jenis ini akan
menghadapi kepunahan.
Oleh
karena itu, sistem ini tidak dapat berkembang dengan bertahap sebagaimana yang
dikemukakan teori evolusi. Katak paling pertama dari jenis Rheobatrachus
silus muncul dengan sistem yang sempurna seutuhnya. Semua makhluk yang
dijelaskan dalam buku ini membuktikan kenyataan yang sama: terdapat rancangan
yang unggul dalam penciptaan yang meliputi seluruh alam. Allah telah
menciptakan semua makhluk hidup dengan kerumitan yang tak tersederhanakan, melalui
ini kekuatan dan pengetahuan-Nya yang tak terbatas ditunjukkan kepada orang
yang menelitinya. Penciptaan Allah yang sempurna digambarkan sebagai berikut:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama yang Paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat
al-Hasyr: 24)
Rancangan Terbesar: Alam
Semesta
Terdapat
hukum-hukum dasar yang tidak dapat berubah di alam semesta, yang mempengaruhi
seluruh makhluk yang bernyawa atau pun yang tak bernyawa. Hukum-hukum tersebut merupakan
bukti yang menggambarkan kesempurnaan dalam penciptaan alam semesta sebagaimana
makhluk hidup yang sempurna, yang hidup di dalamnya. Saat ini, petunjuk
tersebut dihadapkan kepada kita sebagai hukum-hukum fisika yang begitu banyak
ditemukan oleh para fisikawan. Hukum yang secara resmi diterima sebagai “hukum
fisika” tak lain dari bukti kesempurnaan ciptaan Allah. (Untuk
keterangan terperinci, silakan lihat Harun Yahya, The Creation of the
Universe (Penciptaan Alam Semesta)).
Mari
kita lihat beberapa contoh kesempurnaan rancangan di alam semesta.
Misalnya,
mari kita telaah salah satu dari banyak sifat air hujan: “kekentalan air.”
Cairan
yang berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda pula. Namun, kekentalan
air sangat sempurna untuk digunakan seluruh makhluk. Jika kekentalannya lebih
tinggi sedikit dari itu, tumbuhan tidak akan dapat menggunakannya untuk membawa
zat-zat makanan yang penting untuk kelangsungan hidup mereka melalui pembuluh
halusnya.
Jika
kekentalan air kurang dari jumlah seharusnya itu, aliran sungai akan sangat
berbeda, sehingga bentuk pegunungan pun akan berubah, lembah dan dataran tinggi
tidak akan terbentuk, dan bebatuan tidak akan lapuk membentuk tanah.
Air
juga mendukung peredaran sel darah merah yang mempertahankan tubuh kita melawan
makhluk amat kecil di dalam tubuh dan zat-zat berbahaya. Jika kekentalan air
lebih besar, pergerakan sel-sel di dalam pembuluh akan sangat mustahil, jantung
akan meluap ketika memompa darah dan mungkin mengalami kegagalan untuk
mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk kerja ini.
Bahkan
contoh-contoh sesedikit ini saja sudah cukup menggambarkan bahwa air itu adalah
cairan yang telah dengan khusus dirancang untuk makhluk hidup. Allah, ketika
menyebutkan air, menyatakan dalam sebuah ayat:
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untukmu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagimu dengan
air hujan itu tanam-tanaman: zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada hal demikian benar-benar ada tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Surat an-Nahl: 10-11)
Keseimbangan Gaya-Gaya
Apa
yang terjadi jika gravitasi (gaya tarik bumi) lebih besar dari sekarang?
Berlari dan berjalan menjadi mustahil. Manusia dan hewan akan mengeluarkan jauh
lebih banyak energi untuk bergerak, yang akan mengurangi sumber daya tenaga
bumi. Bagaimana jika gaya tarik bumi kurang kuat? Benda ringan pun tidak akan
mampu mempertahankan keseimbangan mereka. Misalnya, serpihan debu yang dibawa
oleh hembusan angin akan mengambang di udara dalam waktu lama. Kecepatan
tetesan hujan akan menurun, dan tetesan itu mungkin akan menguap sebelum
mencapai tanah. Sungai-sungai akan mengalir lebih lambat sehingga arus listrik
tidak akan diperoleh dengan tingkat yang sama.
Semuanya
berakar pada tarikan massa gravitasi. Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa
tekanan tarik gravitasi antara benda-benda tergantung pada massa mereka dan
jarak antara mereka. Karena itu, jika jarak antara dua bintang meningkat tiga
kali, maka gaya gravitasi akan menurun sebesar sembilan kali, atau jika
jaraknya menurun setengahnya, gaya gravitasi akan membesar 4 kali lipat.
Hukum
ini membantu menjelaskan letak bumi, bulan dan planet saat ini. Jika hukum
gravitasi berbeda, misalnya, jika gaya gravitasi meningkat ketika jaraknya
menjauh, maka garis edar planet tidak akan berbentuk bulat lonjong dan
planet-planet itu akan jatuh ke matahari. Jika gravitasi melemah, bumi akan
berada pada kedudukan yang tetap jauh terhadap matahari. Jadi, jika gaya gravitasi
tidak memiliki nilai yang tepat, maka bumi akan menabrak matahari atau bahkan
hilang di angkasa yang luas.
Bagaimana Jika Besar
Konstanta Planck Berbeda?
Kita
menjumpai bentuk energi yang berbeda sepanjang waktu. Misalnya, panas yang kita
rasakan di depan api pun telah diciptakan dengan keseimbangannya yang rumit.
Dalam
fisika, energi dianggap memancar tidak dalam bentuk gelombang, melainkan dalam
jumlah tertentu yang disebut “kuantum.” Dalam memperhitungkan energi yang
terpancar, nilai tertentu yang tak berubah yang disebut Konstanta Planck
digunakan di sini. Angka ini secara umum cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Angka
ini adalah salah satu bilangan dasar dan tak berubah di alam, yang rata-rata
dinyatakan sebagai 6.626x10-34. Dalam setiap keadaan yang menyangkut pancaran
energi (radiasi), jika energi suatu foton dibagi dengan frekuensinya, hasilnya
akan selalu sama dengan konstanta ini. Seluruh bentuk energi elektromagnetik
(magnet listrik), yakni panas, cahaya, dan lain-lain, ditentukan oleh Konstanta
Planck.
Jika
bilangan yang sangat kecil ini berbeda ukurannya, maka panas yang kita rasakan
di depan api dapat menjadi auh lebih panas. Di satu sisi, api yang terkecil bisa
mengandung energi yang cukup untuk membakar kita; sebaliknya, bola api raksasa seukuran matahari
sekali pun bisa takkan cukup
untuk menghangatkan bumi.
Gaya Gesek
Gaya gesek
pada umumnya dianggap merugikan, karena gaya ini terjadi ketika kita menggerakkan
sesuatu dalam keseharian kita. Namun, bagaimana jadinya dunia ini jika gaya gesek
benar-benar tidak ada? Pena dan kertas akan meluncur dari tangan kita dan jatuh
ke meja terus ke lantai, meja akan terpeleset ke pojok ruangan, singkatnya,
seluruh benda akan terjatuh dan berguling hingga segalanya pada akhirnya
berhenti di tempat terendah. Dalam dunia tanpa gesekan, seluruh ikatan akan
terbuka, mur dan paku akan terlepas, tak ada mobil yang pernah bisa direm,
sementara suara pun tidak akan pernah diam, melainkan terus menggema tak henti.
Seluruh
hukum fisika ini merupakan bukti nyata bahwa alam semesta, sebagaimana halnya
semua makhluk di dalamnya, merupakan hasil suatu rancangan ilahi. Dan memang,
hukum fisika tidak lain hanyalah penjelasan dan penggambaran manusia akan
keteraturan ilahi yang Allah ciptakan. Allah telah menciptakan hukum aturan
yang tak berubah di alam semesta dan menciptakannya untuk kepentingan manusia
sehingga manusia dapat merenungkannya serta memahami kebesaran Allah dan
bersyukur atas nikmat-Nya.
Kita
dapat terus memberikan contoh yang tak terhingga untuk menggambarkan
keteraturan ciptaan Allah. Setiap yang diciptakan sejak terbentuknya alam
semesta jutaan tahun yang lalu telah dijadikan, tak lain dengan seluruh Ilmu
dan Kebesaran Allah.
“Allah Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.” (Surat
al-Mulk: 3-4)
KETERANGAN GAMBAR
Halaman 12
Mata udang laut (lobster) tersusun atas kotak persegi yang
amat banyak. Kotak-kotak yang tersusun rapi ini sebenarnya adalah ujung dari
balok-balok persegi yang sangat kecil. Sisi setiap balok persegi ini seperti
cermin yang memantulkan sinar yang datang. Cahaya yang dipantulkan dipusatkan
pada retina dengan sempurna. Sisi-sisi dari tiap balok di dalam mata terpasang
pada sudut-sudut yang sedemikian sempurna sehingga semuanya terpusat pada satu
titik.
[keterangan
gambar]
Retina:
Retina
Reflector
Units: Unit-unit pemantul
cahaya
Halaman 15
Dialah
Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul
Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat al Hasyr: 24)
Halaman 17
Fotografer
alam Gilles Martin sedang mengamati capung.
Halahman 18
Helikopter
Sikorsky dirancang dengan meniru rancangan sempurna dan kemampuan manuver dari
seekor capung.
Halaman 21
Mata
capung dianggap sebagai bentuk mata serangga paling rumit di dunia. Setiap mata
memuat sekitar tiga puluh ribu lensa. Mata ini menempati sekitar separuh dari
daerah kepala dan memberi sang serangga wilayah penglihatan yang lebar sehingga
ia hampir selalu dapat mengetahui apa yang ada di belakangnya. Sayap capung
merupakan suatu rancangan yang rumit sehingga menyebabkan segala pendapat
tentang adanya ketidaksengajaan sebagai asal-usulnya menjadi tidak masuk akal. Selaput
sayapnya yang aerodinamik dan setiap pori pada selaput tersebut adalah akibat
langsung dari perencanaan dan penghitungan.
Halaman 22
[atas]
Gambar
di atas menunjukkan pergerakan sayap capung ketika terbang. Sayap depan
ditandai dengan bintik merah. Pengamatan lebih dekat memperlihatkan bahwa
pasangan sayap depan dan belakang dikepakkan dengan irama yang berbeda, yang
memberi sang serangga cara terbang yang luar biasa. Gerakan sayap tersebut
dimungkinkan oleh otot-otot khusus yang bekerja dengan selaras.
[bawah]
Fosil
capung berumur 250 juta tahun dan capung saat ini.
Halaman 23
Zat
kitin yang menyelubungi tubuh serangga cukup kuat bertindak sebagai rangka,
yang pada serangga ini, terbentuk dengan warna yang amat menarik perhatian.
Halaman 28
[keterangan
gambar]
Wings
down: sayap turun
Wings
up: sayap naik
Muscles
relax from front to back: otot mengendur dari depan ke belakang
Muscles
relax lengthways: otot
mengendur membujur
Joint
mechanism: Susunan dn gerakan sendi
Main
muscles lift the wings: otot
utama mengangkat sayap
Main
muscles lower the wings: otot utama menurunkan sayap
Sistem
sayap berimbangan ganda ditemukan bekerja pada serangga yang kurang sering
mengepakkan sayap.
Halaman 29
[keterangan
gambar]
Sistem
sayap berimbangan ganda
1.
Lempengan kitin ke dua
2.
Adjoining tissue: Jaringan penyambung
Side surface of chest: Permukaan sisi dada
3.
Protective layer (body shell): Lapisan pelindung (perisai tubuh)
Flexing side muscles: Otot pembengkok sisi
4.
Wing: Sayap
Inner section: Bagian dalam
Beberapa
jenis lalat mengepakkan sayapnya hingga seribu kali dalam satu detik. Untuk
mencapai gerakan luar biasa ini, satu sistem yang amat istimewa diciptakan.
Sebagai ganti menggerakkan sayap secara langsung, otot mendorong suatu jaringan
khusus tempat sayap melekat melalui sendi seperti poros. Jaringan khusus ini
memungkinkan sayap mengepak berkali-kali dalam satu tarikan.
Halaman 30
Encarsia
Halaman 31
[atas]
Lalat
debu memerlukan banyak energi untuk mempertahankan 1000 kepakan per detik.
Energi ini diperoleh dari zat makanan kaya karbohidrat yang mereka kumpulkan
dari bunga. Karena garis-garis kuning dan hitamnya serta kemiripan mereka
dengan lebah, lalat ini berhasil menghindar dari perhatian banyak penyerang.
[Bawah]
[keterangan
gambar, kolom kiri]
Revolving
disc: Cakram berputar
The
frame moving about disc: Rangka yang bergerak mengitari cakram
Tilted
aircraft: Pesawat miring
The
frame follows the movement of the plane: Rangka mengikuti gerakan pesawat
Position
of disc remains unchanged: Kedudukan cakram tetap tak berubah
[keterangan
gambar, kolom kanan]
Lines
representing aircraft’s wings: Garis yang menggambarkan sayap pesawat
Level
flight: Penerbangan mendatar
Artificial
line of horizon: Garis
khayal cakrawala
Aircraft
is tilted to left: Pesawat
miring ke kiri
Judul
cetak tebal: Seekor lalat 100 miliar kali lebih kecil dibandingkan dengan
pesawat. Namun demikian, ia dilengkapi dengan peralatan rumit yang berfungsi
seperti giroskop dan penyejajar cakrawala, yang amat penting bagi penerbangan.
Kemampuan gerak manuver dan teknik terbangnya, di lain pihak, jauh di atas
kemampuan pesawat.
Halaman 32
Banyak
serangga yang dapat melipat sayapnya. Sayap dapat dengan mudah dilipat dengan
bantuan lempeng kitin pendukung pada pangkalnya. Angkatan Udara Amerika telah
memproduksi pesawat penyusup E6B dengan sayap yang dapat dilipat setelah
terilhami oleh contoh ini. Sementara lebah dan lalat dapat melipat seluruh
sayapnya ke badannya, E6B hanya mampu melipat separuh sayapnya ke atas separuh
bagian yang lain.
Folding
wing of the honeybee: Sayap
yang melipat pada lebah madu
Tertiary
auxiliary piece of chitin: bagian pendukung ketiga pada kitin
Folding
position: keadaan terlipat
Resilin
Sambungan sayap terbentuk dari suatu protein khusus, yang disebut resilin,
yang memiliki kelenturan luar biasa. Di laboratorium, para insinyur kimia
bekerja untuk menggandakan bahan kimia ini, yang menunjukkan sifat yang jauh
lebih unggul dibandingkan karet alam maupun buatan. Resilin merupakan suatu zat
yang mampu menyerap gaya yang dikenakan padanya maupun melepaskan energi
kembali begitu gaya tersebut terangkat. Dari sudut pandang ini, efisiensi resilin mencapai
nilai yang sangat tinggi, 96%. Dengan cara ini, sekitar 85% energi yang
digunakan untuk mengangkat sayap disimpan dan digunakan kembali ketika sayap
dikatupkan/terlipat lagi.11 Selaput dan otot dada juga dibuat untuk
membantu keadaan ini.
[atas]
Gambar
ini, yang menunjukkan jalan yang dilalui oleh seekor lebah yang ditempatkan di
dalam kotak kaca, memperlihatkan bagaimana lebah itu berhasil terbang ke segala
arah termasuk naik, turun, dan dalam mendarat serta lepas landas.
[bawah]
Gambar
di samping memperlihatkan kemampuan manuver dari tiga pesawat yang dianggap
terbaik dalam kelompoknya. Namun, lalat dan lebah mampu secara tiba-tiba
mengubah arah ke segala penjuru tanpa mengurangi kecepatan. Contoh ini dengan
jelas menunjukkan betapa lemahnya teknologi pesawat jet dibandingkan dengan
lalat dan lebah.
Halaman 35
[keterangan
gambar, dari atas]
Epithelial
Cell: Sel Epitel
Trachea:
Trakea (batang tenggorok)
Tracheole:
Trakeoli (cabang batang tenggorok)
Muscle:
Otot
[bawah]
Terdapat
sistem luar biasa yang diciptakan di dalam tubuh lalat dan serangga lain agar
mereka mampu memenuhi kebutuhan akan pasokan oksigen yang tinggi: Udara,
seperti di dalam peredaran darah, dikirim langsung ke setiap jaringan melalui
pembuluh-pembuluh khusus.
Di
atas adalah contoh sistem semacam ini dalam jangkrik:
A.
Batang
tenggorok dari jangkrik yang diambil gambarnya dengan mikroskop elektron. Di
sekeliling dinding batang tersebut terdapat spiral penguat seperti yang
terdapat pada pipa alat penyedot debu.
B.
Setiap
batang tenggorok mengirim oksigen kepada sel-sel tubuh serangga dan membuang
karbon dioksida.
Halaman 36
“...
Mereka sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun...”
Bahkan
seekor lalat lebih canggih daripada semua perkakas teknologi yang telah manusia
ciptakan. Lebih jauh lagi, lalat adalah “makhluk hidup”. Pesawat dan helikopter
hanya dapat dipakai dalam jangka waktu tertentu, setelah itu dibiarkan
berkarat. Lalat, di lain pihak, malah menghasilkan keturunan yang serupa
dengannya.
Halaman 37
Surat
al Hajj: 73-74
Hai
manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. … Mereka
tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(Surat
al Hajj: 73-74)
Halaman 38
[atas]
Lalat
rumah menggunakan benang lidah (labellum)
pada bagian mulutnya untuk “menguji mutu” makanan sebelum dimakan. Tidak
seperti kebanyakan makhluk, lalat mencerna makanan mereka di luar. Ia
mengoleskan cairan pelarut pada makanan. Cairan ini melarutkan makanan menjadi
cairan yang dapat dihisap oleh lalat. Kemudian, lalat memasukkan zat makanan
cair ke dalam tubuhnya sendiri melalui bulu-bulu getar yang mencolek dan menghisap
perlahan cairan tersebut ke dalam belalai perabanya.
[bawah]
Seekor
lalat dapat dengan mudah berjalan di atas permukaan paling licin atau tetap
diam di langit-langit rumah selama berjam-jam. Kakinya diciptakan lebih baik
untuk menempel pada kaca, dinding dan atap dibandingkan dengan para pendaki.
Jika pengait yang dapat dipanjang-pendekkan tidak cukup, telapak berpenghisap
pada kakinyalah yang menempelkannya pada permukaan tersebut. Kekuatan
penempelan dari kaki penghisap meningkat berkat cairan khusus yang dioleskan.
Halaman 39
[atas]
Mata
lalat rumah terdiri atas 6000 bentuk mata yang ditata dalam segi enam yang
disebut ommatidium. Karena setiap ommatidium
dihadapkan ke arah yang berbeda-beda, seperti ke depan, belakang, bawah, atas,
dan ke setiap sisi, lalat dapat melihat ke mana-mana. Dengan kata lain, ia
dapat mengindera segala sesuatu dalam daerah penglihatan 360 derajat. Delapan
neuron sel saraf reseptor (penerima cahaya) tersambung kepada setiap satuan
mata ini, sehingga secara keseluruhan ada sekitar 48.000 sel pengindera di
dalam matanya. Beginilah caranya ia dapat memproses hingga seratus gambar per
detik.
[bawah]
Rancangan
pada sayapnya memberi lalat keterampilan terbang yang luar biasa. Pinggir,
permukaan, dan pembuluh pada sayapnya diselimuti oleh bulu pengindera yang amat
peka yang memungkinkan sang lalat merasakan aliran udara dan tekanan gerak.
Halaman 41
Dan
apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan
mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara)
selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat
al Mulk: 19)
Halaman 45
[kiri]
Bulu-bulu
muncul dari bentuk tabung berongga pada kulit.
[kanan]
Seekor
anak burung berumur 2-3 jam pada umumnya sudah mempunyai bulu untuk
menghangatkan diri.
Halaman 46
Keindahan
Sayap
[atas]
Gerakan
bersambung ini menggambarkan berbagai tahapan dalam cara terbang burung gereja:
lepas landas, penerbangan singkat dan mendarat.
[kiri
atas]
Pada
dasarnya, ada tiga bentuk cara terbang (dari atas ke bawah): terbang berantai,
terbang dalam baris berbentuk V dan terbang dalam kelompok.
[kiri
tengah]
Kebanyakan
burung dapat terbang, namun tidak semuanya bergerak dengan cara yang sama.
Beberapa burung sedemikian terampil dalam terbang sehingga mereka dapat terbang
amat dekat dengan tanah. Bentuk sayap tergantung pada jenis burung.
[kanan
tengah, dari kiri]
the
feather of a long-tailed and radiant American Parrot: Bulu burung nuri Amerika berbulu cerah dan
panjang.
The
feather of a falcon: Bulu
burung elang.
[kanan]
Bulu berguna untuk menjalankan berbagai macam tugas. Bentuk sayap dirancang
secara khusus untuk terbang. Ekor, di pihak lain, dirancang untuk mengemudi dan
mengerem ketika burung mendarat.
[kanan
bawah gambar sayap]
The
wing of and albatross: Sayap
seekor Elang laut.
[bawah]
Elang laut, berkat sayapnya yang panjang dan sempit, dapat terbang melintas
samudera. Seekor elang dapat dengan mudah memanfaatkan aliran udara panas.
Burung yang sedang terbang dapat tetap terbang tinggi di udara karena bentuk
bergelombang dari sayapnya.
Halaman 47
[kiri
atas]
Bulu
tua dari burung diganti dengan yang baru, sering atau jarangnya penggantian
berbeda-beda untuk tiap jenis. Pergantian bulu disebut “ganti kulit”, yang
terjadi sebelum berpindah tempat.
[kiri
tengah]
Bulu-bulu
pada kepala, tubuh dan sayap melindungi burung dari kelembaban dan dingin.
Bulu-bulu juga membantu burung membubung di udara. Bulu-bulu pada bagian sisi
menutup kulit yang lunak sekaligus membantu mengatur suhu tubuh.
[keterangan
gambar]
The
wing feather of a jay: Bulu
sayap gagak biru (Garrulus glandarius)
The
feather of a seagull: Bulu
burung camar.
The
feather of a lovebird: Bulu
love bird/nuri hijau (marga Agapornis)
The
wing of a falcon: Sayap
elang.
The
wing of a goatsucker: Sayap
elang malam berkaki dan berparuh pendek (keluarga Caprimulgidae)
[kanan
tengah]
Karena kelengkungan sayap, tekanan udara pada permukaan
bagian atas lebih lemah daripada bagian bawah, yang berakibat mengangkat burung
ke udara (kiri bawah). Jika sayap dilengkungkan, aliran udara berikutnya pada
bagian atas meningkatkan tekanan yang menghasilkan gaya ke bawah. Dengan cara ini burung
diam di udara (kanan bawah).
[paling
bawah]
Yellow
lines indivate the curvature of the wing: Garis kuning menggambarkan lengkungan sayap.
Halaman 48
[kanan
atas]
Tubuh
seekor burung ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu sayap membuka dan menutup saat
burung mengepakkan sayapnya.
[keterangan
gambar tulang]
Longitudinal
cross section of a bone: Penampang membujur dari tulang
Supporting
bars: Balok penopang
Cavities:
Rongga
Hollow
bone: Tulang berongga
[keterangan
gambar sayap pesawat]
Wing
of an aeroplane: Sayap
pesawat
Supporting
bars: Balok penopang
Cavities:
Rongga
[keterangan
gambar sayap burung]
Bulu
pada bagian ujung sayap terangkat ketika kecepatan berkurang. Udara melewati
bagian atas bulu-bulu ini dan burung kembali memperoleh gaya angkat agar tidak
terjatuh.
Wing
feathers: Bulu sayap
The
bases of the feathers are attached to the long wing bones: Pangkal dari bulu tertancap pada tulang
sayap yang panjang.
[bawah]
Tulang
burung sangat ringan namun kuat, terutama karena berongga. Ada udara dalam
rongga tempat balok-balok penopang memperkuat tulang tersebut. Tulang-tulang
berongga ini menjadi ilham utama dalam rancangan sayap pesawat modern.
Halaman 49
PARU-PARU
KHUSUS PADA BURUNG
Burung
mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai
nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali
berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara
melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar
melalui ujung yang berlawanan. “Rancangan” khusus semacam ini diciptakan untuk
memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti
ini dari reptil tidaklah mungkin.
Halaman 50
Aliran
udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara.
Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam
paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem
pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Halaman 53
Burung
lebih senang bepergian dalam kelompok untuk perjalanan jauh. Bentuk barisan “V”
dari kelompok ini memungkinkan setiap burung menghemat tenaga sekitar 23%.
Halaman 54
Jantung
burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya adalah 108°F (420C).
Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat kematian pada binatang darat,
sangat penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi
yang diperlukan oleh burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme tubuh
yang cepat ini.
Halaman 55
Burung
layang-layang
Halaman 60
[dari
atas]
Lappet-faced
vulture: Nazar
bermuka keriput
Griffon
vulture: Nazar Griffon
A
predatory vultre reaches the carcass before the hyena: Nazar pemangsa mencapai bangkai sebelum anjing liar
An
animal carcass: Bangkai binatang
[tengah]
Nazar dapat mencapai makanannya lebih cepat daripada
saingannya, anjing liar karena keterampilan terbangnya. Dalam gambar di atas,
nazar griffin yang sedang memburu suatu bangkai menarik perhatian nazar bermuka
keriput dan anjing liar. Namun, bahkan anjing liar yang kecepatan tertingginya
sudah 25 mil perjam (40 kilometer per jam) tak cukup untuk mencapai bangkai
pada waktunya. Anjing liar dapat mencapai bangkai sejauh 2,2 mil (3,5
kilometer) dalam 4,25 menit sedangkan nazar bermuka keriput mencapai bangkai
dalam tiga menit pada kecepatan 44 mil per jam (70 kilometer per jam).
[bawah]
Elang
laut dengan bentangan sayap 10 kaki (3 meter) adalah salah satu burung terbesar
di dunia. Tubuh sebesar itu memerlukan banyak energi untuk terbang. Namun,
elang laut dapat terbang jarak jauh tanpa mengepakkan sayapnya dengan
menggunakan cara membubung sambil terus bergerak. Cara ini menghemat begitu
banyak energi dari makhluk ini.
P61
[kiri atas] Burung peluncur kekurangan minyak
yang melindungi bulunya dari air. Oleh sebab itu, ia tidak menyelam untuk
mendapatkan mangsanya. Paruh rendahnya lebih panjang dan peka untuk menyentuh.
Sayapnya berbentuk sedemikian sehingga ia bisa terbang sangat dekat dengan
permukaan air dalam waktu yang lama tanpa mengepakkan sayapnya. Ia memasukkan
paruhnya yang rendah ke dalam air dan terbang sambil menggunakan cara ini. Ia
menangkap mangsa apa pun yang dihantam paruh rendahnya.
[kiri
bawah] Angsa liar terbang naik hingga 5 mil (8 kilometer). Namun, sekitar 3,1
mil (5 kilometer), tingkat
kerapatan atmosfer 65% lebih rendah dibandingkan di atas permukaan laut. Seekor burung yang terbang pada
ketinggian ini harus mengepakkan sayapnya lebih cepat lagi, yang akan
memerlukan jauh lebih banyak oksigen. Sebaliknya bagi hewan menyusui, paru-paru
makhluk ini telah diciptakan untuk digunakan paling baik pada pasokan oksigen
yang tipis di ketinggian ini.
[kanan teratas] Terbang membubung miring tergantung pada
gerakan udara yang naik ke puncak bukit.
Keterangan
gambar:
Some
birds fly in zigzags: beberapa
burung terbang dalam gerak zig-zag
An
inclined uplift: Angkatan
ke atas dalam kedudukan miring
Uplift
from waves: Angkatan ke
atas dari gelombang
A
steep surface of hill: Tebing
curam pada bukit
Air
rises along a hillside: Udara
naik sepanjang sisi bukit
[nomor
dua dari kanan atas] Terbang membubung dengan menggunakan panas udara, dalam
gerak berbentuk cincin pusaran udara terjadi di bawah dasar gumpalan awan
menggunung yang besar
Rising
warm air: udara hangat
yang naik
An
air current forming between the earth and clouds: suatu arus udara terbentuk
antara bumi dan awan
A bird circles on an air current: Seekor
burung terbang memutar pada arus udara
[nomor
tiga dari kanan atas] Terbang membubung ke atas karena aliran udara panas hanya mungkin pada wilayah hangat.
Rising
in circles: Naik dengan
melingkar
Gliding
into the next current: melayang
ke dalam arus berikutnya
[kanan
bawah] Terbang membubung dengan hembusan angin dimungkinkan ketika dua hembusan
angin bertemu
A
bird flies in a straight line: Seekor burung terbang dalam garis lurus
Air
columns encountered:arus udara naik lurus ke atas ditemui di sini
Line of uplift forces: arah gaya angkat ke atas
P 62
Rancangan
pada Burung
[kanan
atas]
Burung
pelatuk dapat dengan mudah meraih ulat yang bersembunyi di dalam batang pohon
dengan lidahnya. Burung kolibri dapat menghimpun nektar bunga dengan
menggunakan lidahnya yang ramping dan bercabang.
[Kanan
bawah]
Mata
seekor burung hantu yang terletak di bagian depan kepalanya. Rancangan ini
memberi burung pandangan “menyatu” yang hebat. Namun, ini juga menimbulkan
wilayah tak terlihat yang luas. Akan tetapi, wilayah tak terlihat ini tidak
merugikan bagi burung ini karena ia dapat memutar kepalanya 270 derajat dan
melihat ke belakang dengan mudah.
Blind
spot: wilayah yang tak
terlihat
Binocular
vision: pandangan menyatu
[tengah
atas]
Burung hujan bergerak demikian cepat dengan manuver gesit
di udara, yang memerlukan wilayah pandang yang lebih luas dibandingkan sebagian
besar burung. Mata yang besar yang terletak di kedua sisi kepalanya memberikan wilayah
pandang seperti ini.
[tengah
bawah]
Bagi
beberapa burung, indera penciuman yang tajam sangat penting. Nazar hitam bisa
menentukan bangkai dari jarak jauh karena indera penciumannya yang canggih.
[kiri
atas]
Mata yang terletak di kedua sisi kepala memberi burung
merpati daerah pandang yang sangat lebar (daerah jingga dan kuning)
Blind
spot: daerah tak terlihat
Binocular
vision: pandangan menyatu
[kiri
bawah]
Indera
yang paling canggih pada burung adalah penglihatan dan pendengaran. Burung yang
biasanya berburu pada siang hari mempunyai kemampuan melihat yang lebih baik.
Pendengaran burung yang mencari mangsa di malam hari lebih hebat dibandingkan
kemampuannya yang lain.
Beberapa
burung yang berburu dengan menyelam, seperti heron
dan kormoran, dilengkapi dengan bentuk mata yang memungkinkan mereka
melihat dengan tepat dan baik di dalam air. Kornea mata mereka lebih datar,
yang memberi pembiasan dan penglihatan lebih baik.
Mata
dari sebagian besar burung terletak di kedua sisi kepalanya. Oleh karena itu,
mereka mempunyai sudut penglihatan yang luas.
Mata
di bagian depan pada burung liar yang berburu di malam hari merupakan rancangan
lain yang sempurna karena burung ini lebih membutuhkan penglihatan menyatu
dibandingkan sudut penglihatan yang luas, dan penglihatan menyatu (daerah
tempat kedua mata bisa melihat suatu benda) mempunyai sudut pandang yang sempit
namun perincian dan fokus yang lebih baik dibandingkan pandangan manusia.
Burung-burung mempunyai indera menarik lainnya pula, yang memungkinkan mereka
tidak hanya mengindera getaran di udara namun juga menentukan arah perjalanan
mereka dengan mengikuti medan magnet bumi.
P63
[atas]
Bentuk tengkorak burung adalah salah satu rancangan yang sempurna. Tengkorak
tersebut ringan, sebagian besar tulangnya bergabung kecuali pada burung muda,
garis putar mata lebar dan alat-alat penciuman terbatas untuk menghemat berat
di kepala. Paruh adalah alat utama burung dan beberapa paruh tersebut dirancang
untuk menggali, memilah, menusuk, memahat, melukai, memecah, mematuk, dll.
Nasal
openings: lubang hidung
Eye
cavity: rongga mata
Ear
cavity: rongga telinga
[bawah]
Kemampuan penglihatan burung dalam berburu pada siang hari jauh lebih unggul
dibanding manusia. Kita bisa melihat seekor tikus di kejauhan dalam bentuk benda
samar tak jelas, sedangkan seekor elang dapat melihat binatang yang sama pada
jarak yang sama namun dengan perincian yang lebih tinggi.
Halaman 64
RANCANGAN SEMPURNA UNTUK TERBANG, BERENANG, DAN BERLARI
Rangka burung dirancang untuk memungkinkannya terbang, berjalan, bahkan
berenang dengan efektif dalam cara yang paling cepat dan paling efisien.
Seluruh burung yang terbang dilengkapi dengan tulang dada yang sangat kuat
(sternum) yang memiliki lempengan datar yang lebar, yang disebut lunas,
sebagai sambungan otot-otot terbang. Otot-otot yang membungkus tulang ini
mendukung penerbangan.
Bagian rangka yang yang disebut lempeng dada terdiri dari penyokong tulang
sayap yang kokoh, dan meliputi tulang dada dan tulang garpu yang khas pada
burung. Tulang
yang menopang sayap ini sangat kuat dan bergabung bersama. Bulu ujung sayap
menempel ke tulang-tulang “tangan” gabungan ini. Korset panggul menyambung
bagian bawah maupun belakang untuk memungkinkan otot-otot kaki bekerja lebih
tepat.
Keterangan gambar burung bangau:
Greater coverts : Bentuk bulu sayap yang lebih besar
Wing secondaries: Lapis sayap kedua
Wing primaries: Lapis sayap utama
Shoulder
feathers: Bulu-bulu pundak
Wing feathers: Bulu-bulu sayap
[kiri atas]
Sayap
tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut. Ketika sayap diangkat dan otot dada
kecil (supracoracoideus) mengerut, otot dada besar (pectoralis major)
mengendur. Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan,
sayap turun.
Small
breast muscles: Otot-otot
dada yang kecil
Large
breast muscles: Otot-otot
dada yang besar
Large
breast muscles: Otot-otot
dada yang besar
[kiri bawah]
BONES:
TULANG
Karena
burung dirancang untuk tujuan terbang, tulang-tulang mereka berongga dan
terbungkus otot-otot, yang menghasilkan keringanan luar biasa tanpa
mengorbankan kekuatan.
[keterangan
gambar kerangka burung]
Bill: Paruh
Wishbone:
Tulang garpu
Humerus: Tulang lengan (sayap) atas
Breast bone: Tulang dada
Pelvic girdle: Tulang panggul
Phalange: Tulang buku/tonjolan jari (pada sayap)
Toes:
Jemari
Tarsometatarsus:
Tulang betis
Halaman 65
[kiri
atas]
Sayap
bangau yang terbentang dalam gambar menunjukkan susunan aneka macam bulunya.
Bulu-bulu yang lebih pendek yang berlapis satu atas lainnya memberi manfaat
yang memperlancar aliran udara
[kanan
atas]
Burung
gereja mempunyai tulang dada berlunas yang memungkinkannya terbang dalam jangka
waktu lama. Tulang ini terbungkus oleh otot dada.
[kiri
tengah]
RIB
CAGE: RUANG RUSUK
Tulang
dada burung tidak lentur untuk melindungi tubuh ketika sayap dilipat, jika
dibanding makhluk lain. Ini berarti, volume ruang rusuk tidak berubah selama
terbang, menghirup, atau mengeluarkan nafas.
[kanan
bawah]
Burung
pelari, semisal burung unta, mempunyai kaki panjang dan otot kuat yang berguna
untuk lari, sedangkan burung pemangsa mempunyai tubuh lebih pendek dan tulang
belakang yang lebih miring dibandingkan hewan lain, yang memungkinkannya
bergerak lebih cekatan.
[keterangan
gambar merpati]
Lung:
Paru-paru
Crop:
Tembolok
Heart:
Jantung
Stomach:
Lambung
Liver:
Hati
Gizzard:
Empedal
Air
sac: Kantung udara
Halaman 66
Segala puji bagi Allah yang
memiliki apa yang ada di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala
puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar darinya, apa yang
turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang
lagi Maha Pengampun. (Surat Saba’: 1-2)
[bawah]
Terbangnya
burung merupakan suatu gerakan yang mengagumkan. Kecepatan terbangnya jauh
melebihi apa yang bisa kita capai dengan berenang atau berlari. Bahkan, tenaga
yang dikeluarkan untuk tiap jarak juga jauh lebih kecil dibanding berlari atau
berenang.
Halaman 67
Manusia
membuat lompatan mengagumkan dalam teknologi di abad ke-20. Salah satu bentuk
kemajuan ini adalah penelitian ilmuwan tentang rancangan yang ditemukan dalam
tubuh burung. Dalam rancangan pesawat, banyak prinsip gerak aliran udara yang ditemukan pada burung diterapkan, dan
menghasilkan wujud yang amat memuaskan. Ini karena penciptaan burung adalah
sempurna, sebagaimana kesempurnaan yang terlihat nyata dalam ciptaan lainnya.
Halaman 69
[atas]
Seekor
burung hantu malam, dengan rentang sayap 21,7 inci (55 sentimeter), merupakan
sosok pemburu malam yang sempurna. Mata besarnya terletak di depan kepalanya.
Tempat ini sangat menguntungkan untuk menemukan mangsanya. Ciri lain matanya
adalah kemampuan melihat di malam hari.
[bawah]
Di
samping itu, burung hantu dapat memutar kepalanya tiga perempat putaran, di
samping kelebihan wilayah pandangnya. Telinga burung ini juga sangat peka. Ia
dapat mendengar dari tempat di cabang pohon suara ribut yang dibuat oleh seekor
tikus dalam semak. Burung hantu mencengkeram pohon atau mangsanya dengan
cakarnya yang besar dan kuat. Kita bisa dengan mudah melihat bahwa makhluk ini
diciptakan sebagai pemburu malam yang sempurna.
Halaman
70
Section of egg: Penampang telur
Air
space: Rongga udara
Outer
layer of thin albumin: Lapisan
luar dari putih telur tipis
Dense
albumin: Putih telur
pekat
Chalazae: Kalaza
Inner
layer of thin albumin: Lapisan
dalam dari putih telur tipis
Latebra:
Latebra
Yellow
yolk: Kuning telur
Shell:
Cangkang
Germinal
disc: Cakram awal
pertumbuhan
[kiri bawah]
Anak
ayam mempunyai ‘gigi telur’ khusus yang mereka gunakan hanya untuk memecah
telur. Gigi ini terbentuk segera sebelum menetas dan, ajaibnya, menghilang
setelah menetas.
[kanan
bawah]
Cangkang
telur cukup kuat untuk melindungi janin selama 20 hari pengeraman. Namun
cangkang ini juga dapat dengan mudah dipecahkan sehingga anak ayam dapat
keluar.
Halaman 71
Gambar ini menunjukkan tahapan perkembangan telur ayam di dalam rongga
telur. Diperlukan sekitar 15 hingga 16 jam untuk terbentuknya telur ayam
setelah pembuahan.
Keterangan
gambar:
Follicle:
Folikel
Immature
ovum: Sel telur muda
Isthmus:
Ismus
Two
shell membranes are secreted loosely around the ovum and albumin: Dua selaput cangkang dikeluarkan dengan
mudah di sekeliling sel telur dan putih telur
Genital
tract: Saluran kelamin
Cloaca:
Kloaka (saluran pembuangan
sekaligus kelamin)
Vagina:
Kelamin betina
Shell
gland: Kelenjar cangkang
Albumin
protein in secreted here: Protein putih telur dikeluarkan di sini
Magnum:
Pintu saluran
Infundibulum:
Infundibulum (cerobong
saluran)
Halaman 72
[Atas]
High:
Tinggi
Oxygen:
Oksigen
Low:
Rendah
Carbon
dioxyde: Karbondioksida
CONCENTRATION
LEVELS AND DIRECTION: TINGKAT
KEPEKATAN DAN ARAH
Shell:Cangkang
Pore
canal: Saluran pori
Shell
membranes: Selaput
cangkang
Chlorioallantois:
Selaput klorioalantois
Oxygenated
blood: Darah kaya oksigen
Deoxygenated
blood: Darah tanpa
oksigen
[tengah]
Cangkang telur diciptakan sedemikian rupa untuk memasok
oksigen kepada anak ayam di dalamnya melalui lubang berpori. Bagan di atas
menggambarkan alur karbondioksida, air, dan oksigen melalui pori-pori.
[Kiri
bawah]
Gambar
di atas menunjukkan cangkang telur sejenis burung camar dari marga Gavia yang ditempatkan pada tanah basah dan berlumpur.
Cangkang ini tertutup suatu lapisan yagn disebut “lapisan pelindung inorganik,”
yang mencegah pori-pori menutup dan anak ayam mati lemas.
Inorganic
spheres layer: Lapisan
pelindung inorganik
Shell:
Cangkang
Cones:
Kerucut
Outer
shell membrane: Selaput
cangkang luar
Inner
shell membrane: Selapu
cangkang dalam
[Kanan
bawah]
Telur
burung yang berada dalam berbagai keadaan juga beragam. Gambar di atas
menunjukkan penampang sebuah telur burung hujan. Lapisan luar yang berbutiran
khusus melindungi telur ini, tempat telur ini diletakkan di suatu tempat
berkerikil, untuk mengatasi benturan dan goresan.
Dense
crystal layer: Lapisan
kristal rapat
The
spongy middle part of shell: Bagian tengah cangkang yang berlubang-lubang kecil
Cones:
Kerucut
Outer
shell membrane: Selaput
cangkang luar
Inner
shell membrane: Selaput
cangkang dalam
Halaman 73
[atas]
Telur
berbagai burung diciptakan dengan warna penyamar. Telur burung loon menyerupai
bentuk buah pir, yang merupakan bentuk yang sempurna menyerupai batu tajam.
Ketika telur itu terbentur, telur tidak jatuh dengan mudah melainkan
menggelinding dan berputar melingkar.
[bawah]
Gambar
penampang di samping menggambarkan bentuk cangkang telur.
Outer
hole of pore canal: Lubang
luar dari saluran pori
Pore
canal: Saluran pori
Calcite
columns in the shell: Balok
kalsit (sejenis kalsium) dalam cangkang
Cones:
cangkang
Outer
shell membrane: Selaput
cangkang luar
Inner
shell membrane: Selaput
cangkang dalam
Halaman 76
Percobaan
menunjukkan bahwa kelelawar mampu dengan mudah menentukan kedudukan dan terbang
melalui lubang di dinding dalam gelap gulita.
Halaman 78
Sistem yang digunakan oleh kelelawar untuk menentukan
kedudukan mangsanya jutaan kali lebih efisien dan tepat sasaran dibandingkan
dengan radar dan sonar buatan manusia. Tabel di atas dengan jelas
memperlihatkan hal ini. “Indeks efisiensi penentuan tempat dengan gema (Indeks
ekholokasi)” adalah rentang yang dibagi dengan berat barang dikali kekuatan,
dikali garis tengah sasaran. “Angka perbandingan hasil” membandingkan indeks
efisiensi penentuan tempat melalui gema, di mana kelelawar adalah angka 1.
[tabel
perbandingan kelelawar dengan peralatan radar]
Kelelawar Radar Radar Sonar
(Eptesicus) (SCR-268) (AN/APS-10) QCS-T
Berat
Sistem (kg) 0,012 12.000 90 450
Keluaran
Daya Puncak (W) 0,00001 75.000 10.000 600
Garis
Tengah Sasaran (m) 0,01 5 3 5
Indeks
Efisiensi Ekhlolokasi 2x109 6x10-5 3x10-2 2x10-3
Angka
Perbandingan Hasil 1 3x10-14 1,5x10-11 10-12
Halaman 79
[kiri]
Kelompok
kelelawar terbesar di dunia, dengan jumlah kelelawarnya mencapai 50 juta, hidup
di Amerika. Kelelawar Freetail terbang dengan kecepatan 95 km/jam (60
mil/jam) dan terbang setinggi 3050 meter (10.000 kaki). Kelompok ini sedemikian
besar sehingga dapat dengan mudah diamati melalui radar bandara.28
[kanan]
Diketahui
bahwa kelelawar berkeliling melalui jalan-jalan berbeda setelah meninggalkan
gua. Namun mereka selalu terbang kembali ke gua menempuh jalan yang lurus,
langsung ke gua dari mana pun mereka berada. Masih belum diketahui bagaimana
mereka mampu menentukan arah pulang ke gua.
[keterangan
gambar]
A
colony of bats: Kelompok
kelelawar
Cave:
Gua
Halaman 81
[keterangan
gambar]
Non-conductive
object: Benda bukan
penghantar listrik
Electrical
image: Citra listrik
Conductive
object: Benda penghantar
listrik
Electrical
organ: Alat tubuh
mengandung listrik
Halaman 82
Ikan
dari jenis Gnathonemus petersi
Halaman 83
Seekor
ikan listrik menentukan kedudukan ikan lainnya melalui sinyal.
Halaman 84
Ikan
yang memancarkan gelombang listrik berkomunikasi melalui gelombang ini. Anggota
dari satu jenis menggunakan sinyal yang serupa. Karena kehidupan mereka yang
berkelompok, mereka mengubah frekuensi untuk mencegah kebingungan, yang
memungkinkan dibedakannya sinyal yang serupa tapi tak sama.
Halaman 85
TYPE
OF SIGNALS EMITTED BY DIFFERENT SPECIES OF FISH: JENIS-JENIS SINYAL YANG DIPANCARKAN OLEH JENIS
IKAN YANG BERBEDA.
[atas]
nama-nama jenis ikan pada tiap grafik tak perlu diterjemahkan, tapi harus
dicetak miring.
[bawah]
Seekor
ikan listrik dapat menentukan jenis kelamin ikan lainnya melalui sinyal.
Halaman 87
Lumba-lumba
dewasa memancarkan suara yang tak bisa didengar manusia (20.000 Hz atau lebih).
Gelombang suara ini dikeluarkan dari benjolan yang disebut “melon”, pada bagian
depan kepalanya. Lumba-lumba dapat mengarahkan gelombang ini menurut keinginan
dengan menggerakkan kepalanya. Gelombang sonar ini akan segera terpantul ketika
menubruk penghalang apa pun. Rahang bawah berguna sebagai penerima, yang
mengirim kembali sinyal ke telinga. Telinga meneruskan data ini ke otak, yang
menelaah dan menerjemahkan artinya.
[keterangan
gambar]
spiracular
cavity: Rongga melingkar
Nasal
sacs: Kantung hidung
Melon:
Melon
Ultrasonic
sound waves: Gelombang
suara ultrasonik
Echo:
Gema
Inner
ear: Telinga dalam
Halaman 88
Kornea
dan Iris
Kornea,
satu dari 40 bagian dasar mata, adalah suatu lapisan bening yang bertempat di
bagian paling depan dari mata. Kornea membiarkan cahaya melaluinya sesempurna
kaca jendela. Tentunya tidaklah suatu kebetulan jika jaringan ini, yang tak
ditemukan di tempat lain pada tubuh, terletak di tempat yang tepat, yakni, di
permukaan bagian depan mata. Bagian penting lain pada mata adalah iris, yang
memberi warna pada mata. Terletak tepat di belakang kornea, iris mengatur
banyaknya cahaya yang dibiarkan memasuki mata dengan menyempitkan atau
melebarkan pupil, lubang bulat di tengahnya. Dalam cahaya terang, iris segera
menyempit. Dalam cahaya temaram, iris melebar untuk membiarkan lebih banyak
cahaya memasuki mata. Sistem serupa ini telah diterapkan sebagai dasar
rancangan kamera untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, tetapi sama sekali
belum mendekati kesempurnaan mata.
Halaman 89
[atas]
Mata
manusia dapat digunakan dengan kerja selaras sekitar empat puluh bagian yang
berbeda. Tidak adanya satu saja dari bagian ini akan menjadikan mata tak
berguna. Sebagai contoh, tanpa kelenjar air mata saja, mata akhirnya akan
mengering dan berhenti bekerja. Sistem ini, yang tak bisa disederhanakan, tak
akan mungkin diterangkan melalui ‘perkembangan bertahap’ sebagaimana dinyatakan
para evolusionis. Ini menunjukkan bahwa mata muncul dengan bentuk lengkap dan
sempurna, yang berarti bahwa mata itu diciptakan.
[keterangan
gambar, dari atas searah jarum jam]
Superior
rectus muscle: otot mata
lurus yang kuat
Ciliary
muscle: Otot lensa,
seperti serabut
Iris:
Iris
Pupil:
Pupil
Lens:
Lensa
Vitreous humor: cairan bola mata
Cornea:
Kornea
Suspensory
ligamen: sambungan otot penopang
Conjunctiva: selaput mata
Retinal
vein: Pembuluh vena
retina
Optic
nerve: Syaraf optik
Retinal
vein: Pembuluh vena
retina
Retina:
Retina
Arteries
and veins of the eye ball: Nadi dan pembuluh vena bola mata
Conjunctiva:
selaput mata
Halaman 90
Tahap pertama dalam melihat adalah perubahan kecil yang
ditimbulkan oleh cahaya atas bentuk sebuah molekul amat kecil bernama
11-cis-retinal yang menyebabkan perubahan pada protein yang lebih besar, yang
disebut rhodopsin, tempat ia menempel.
Halaman 92
Bagan di atas menggambarkan biokimia penglihatan. Simbol
berarti: RH=Rhodopsin, Rhk=Rhodopsin kinase, A=Ariestin, GC=Guanilat Kuklase,
T=Trandusin, PDE=Fosfodiesterase.
[keterangan
gambar, dari kanan atas searah jarum jam]
Channel:
Saluran
Exchanger:
Penukar
External
membrane: Selaput luar
Axoneme:
Aksonema
Cilium: Rambut getar (silia)
Photon:
Foton
Disc:
Cakram
Rod
Outer Segment: Bagian
luar sel batang
Halaman 95
Daun
telinga dirancang untuk menghimpun dan memusatkan suara ke dalam saluran
pendengaran. Permukaan dalam saluran pendengaran dilapisi oleh sel dan
bulu-bulu yang mengeluarkan padatan berlendir untuk melindungi telinga dari
kotoran luar. Di ujung saluran telinga yang menuju awal telinga tengah terdapat
gendang telinga. Setelah gendang telinga terdapat tiga tulang kecil yang
disebut tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Saluran eustasia berguna untuk
menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah. Di ujung telinga tengah
terdapat rumah siput telinga yang mempunyai mekanisme pendengaran teramat peka
dan dipenuhi oleh cairan khusus.
Auricle:
Daun telinga
External
auditory canal: Saluran
pendengaran luar
Eardrum:
Gendang telinga
Temporal
bone: Tulang pelipis
Hammer:
Martil
Anvil:
Landasan
Stirrup:
Sanggurdi
Semicircular
canals: Saluran setengah
lingkaran
Oval
window: Jendela lonjong
Round
window: Jendela bulat
Cochlea:
Rumah siput telinga
Vestibular
nerve: Syaraf rongga telinga
Eustachian
tube: Saluran eustasia
Halaman 96
Dan
Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan,
dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur (Surat Al-Mu’minun: 78)
Perjalanan Suara dari Telinga ke Otak
Telinga
merupakan suatu keajaiban rancangan yang rumit sehingga cukup telinga saja
sudah dapat meruntuhkan penjelasan teori evolusi dalam hal penciptaan
berdasarkan ‘kebetulan’. Proses mendengar di dalam telinga dimungkinkan oleh
suatu sistem yang begitu rumit hingga perincian terkecilnya. Gelombang suara
mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga (1) dan selanjutnya gelombang menabrak
gendang telinga (2). Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah (3)
bergetar. Akibatnya, gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang
menggetarkan apa yang disebut “jendela lonjong” (4), yang selanjutnya
menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput (5) bergerak. Di sini,
getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui
syaraf rongga telinga (6).
Terdapat
cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput. Rumah siput (gambar yang
diperbesar di tengah) mempunyai beberapa saluran (7), yang berisi cairan.
Saluran rumah siput (8) mengandung “alat-alat korti (9) (gambar yang diperbesar
di kanan), yang merupakan alat indera pendengaran. Organ ini tersusun atas
“sel-sel bulu” (10). Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada
sel-sel ini melalui selaput batang (11), tempat alat-alat korti berada. Ada dua
macam sel bulu, sel bulu dalam (12a) dan sel bulu luar (12b). Tergantung pada
frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang
memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.
Sel
bulu luar (13) mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut
listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran (14). Kemudian informasi dari
kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utama
(15). Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut: inferior
colliculus (16), medial geniculate body (17), dan akhirnya selaput
pendengaran (18). 34
Garis
biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah
untuk nada rendah. Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal
pada kedua belahan otak.
Jelaslah,
sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda
yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya. Sistem ini
tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang
terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna. Oleh karena
itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
Halaman 98
Tiga tulang pada telinga tengah berguna sebagai jembatan
antara gendang telinga dengan telinga dalam. Tulang-tulang ini, yang terhubung
satu sama lain melalui sendi, menguatkan gelombang suara, yang kemudian dikirim
ke telinga dalam. Gelombang tekanan yang dihasilkan dari persentuhan antara
tulang sanggurdi dengan selaput dari jendela lonjong merambat ke dalam cairan
rumah siput. Indera yang didorong oleh
cairan tersebut memulai proses ‘mendengar’.
[keterangan
gambar]
Sound
wave: gelombang suara
External
auditory canal: saluran
suara luar
Hammer:
tulang martil
Anvil:
tulang landasan
Stirrup:
tulang sanggurdi
Oval
window: Jendela lonjong
Pressure
wave: gelombang tekanan
Bone:
tulang
Cochlea:
rumah siput
Vestibule
canal: saluran
pendengaran
Cochlea
duct: saluran rumah siput
Tympanic
canal: saluran gendang telinga
Outer
ear: telinga luar
Eardrum:
gendang telinga
Middle
ear: telinga tengah
Inner
ear: telinga dalam
Halaman 99
Untuk
mendukung bicara, tidak hanya pita suara, hidung, paru-paru dan aliran udara
yang harus bekerja secara selaras, melainkan juga sistem otot yang mendukung
alat-alat ini. Suara yang tercipta ketika berbicara dihasilkan oleh udara yang
melewati pita suara.
Nasal
cavity: Rongga hidung
Palate:
Langit-langit mulut
Tongue:
Lidah
Thyroid
cartilage: Tulang tiroid
Epigiotti:
Celah suara luar
Oesophagus:
Kerongkongan
Trachea:
Batang tenggorokan
Halaman 100
Pita
suara terdiri atas tulang rawan lentur yang terikat pada otot rangka. Ketika
otot beristirahat, pita suara terbuka (kiri). Pita suara menutup selama
berbicara (bawah). Semakin tegang pita suaranya, semakin tinggi nada yang
dihasilkan.
Vocal
cords: pita suara
Thyroid
cartilage: tulang tiroid
Trachea:
Batang tenggorokan
Halaman 101
Kerja
pita suara telah direkam dengan menggunakan kamera berkecepatan tinggi. Semua
kedudukan berbeda yang terlihat di atas terjadi kurang dari sepersepuluh detik.
Pembicaraan kita dimungkinkan oleh rancangan sempurna dari pita suara ini.
Halaman
103
Cumi-cumi
sangat terbantu selama berburu dengan adanya alat peraba (tentakel) pada
mulutnya. Tentakel yang seperti cambuk ini biasanya tetap tergulung dalam
kantung yang terletak di bawah lengan-lengannya. Ketika menemukan mangsa, cumi-cumi
menjulurkan tentakel untuk menyergapnya. Makhluk ini bergantung pada
lengan-lengannya (keseluruhan berjumlah delapan) yang telah dirancang dengan
tepat. Ia mampu dengan mudah mencabik-cabik seekor kepiting menjadi serpihan
kecil dengan menggunakan paruhnya. Cumi-cumi menggunakan paruhnya dengan begitu
terampil sehingga mampu dengan baik melubangi kulit cangkang kepiting dan
mengeluarkan dagingnya dengan lidah. 36
Halaman
104
Cumi-cumi
yang bernama ilmiah Loligo vulgaris adalah yang terkecil dalam jenisnya.
Sistem berenang reaksi memungkinkan mereka bergerak dengan kecepatan melebihi
19 mil per jam (30 km/jam).37
Halaman
105
(atas):
Circular
muscles: Otot melingkar
Longitudinal
muscles: Otot membujur
Radial
muscles: Otot jari-jari
Gurita menekuk tubuhnya
dengan mengerutkan salah satu dari dua otot membujurnya, yang memungkinkannya
dapat berenang dalam air.
(bawah):
Circular
muscles: Otot melingkar
Radial
muscles: Otot jari-jari
Rapid
contracting muscles: Otot
yang mengerut cepat
Slow
contracting muscles: Otot
yang mengerut lambat
Fibrous
layer: Lapisan berserat
Cumi-cumi juga mempunyai
otot jari-jari dan melingkar sebagaimana pada gurita. Tapi sebagai ganti otot membujur pada gurita,
terdapat lapisan berserat pada cumi-cumi. Lapisan ini, mencegah tubuh memanjang
ketika kedua jenis otot tersebut mengerut, serta memberi bantalan kokoh bagi
otot jari-jari.
Halaman 106
Water
intake: Air masuk
Opening:
Lubang pintu
Expulsion
pipe: Pipa pengeluaran
Fin:
Sirip
Mantle
wall: Dinding selubung
Inner
organs: Alat tubuh dalam
Gill:
Insang
Enlarged
position: Keadaan
membesar
Contracted
position Keadaan mengerut
Flexed
position: Keadaan
mengendur
Water
intake: Air masuk
Water
expulsion: Semburan air keluar
Pipe
opening: Lubang pipa
Pipe:
Pipa
Tampak pada gambar
adalah siklus penyemburan air dan bagian tubuh cumi-cumi. Siklus dimulai dengan
pembesaran tubuh cumi-cumi (1). Garis tengah luar tubuh membesar 10% dari
ukuran biasanya, yang memperbesar volume rongga selubung sekitar 22%. Air masuk
melalui lubang di kedua sisi kepala melalui pipa berbentuk corong. Ketika
pembesaran tubuh maksimal dicapai, garis tengah tubuhnya berkurang hingga 75%
dari ukuran biasa (2). Tekanan dalam rongga ini mendadak meningkatkan dan
mendorong katup dalam pada mulut pipa penyemburan, yang menutup masuknya air. Hampir
seluruh air (kira-kira 60% dari ukuran tubuh normalnya) dipaksa keluar melalui
pipa ini. Tubuh memulihkan bentuk awalnya
dengan masuknya air (3). Pengerutan lebih lanjut dapat dengan mudah
membahayakan makhluk ini. Penyemburan air berlangsung sekitar satu detik dan
dapat diulangi 6 hingga 10 kali dalam satu urutan, termasuk waktu penyedotan.
Ketika berenang lambat, tubuh cumi-cumi mengerut hingga 90 persen dari ukuran
asalnya.
Halaman 107
Bentuk
mata cumi-cumi sangat rumit. Cumi-cumi dapat memusatkan pupil dengan membawa
lensa mendekati retina. Ia juga bisa menyesuaikan volume cahaya yang dimasukkan
ke dalam matanya dengan menutup atau membuka lidah kecil di samping matanya.
Adanya alat yang amat rumit seperti ini dalam bentuk dua jenis yang sangat
berbeda seperti manusia dan cumi-cumi tidak mungkin dijelaskan dengan evolusi.
Darwin juga menyebutkan kemustahilan ini dalam bukunya. 38
Halaman 109
“...Kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Dia menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya. Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surat Al Ma’idah: 17)
Sistem berenang reaksi, cara
pertahanan diri menggunakan semburan tinta, penglihatan yang tajam dan
kemampuan kulit berubah warna yang dimiliki cumi-cumi adalah contoh
kesempurnaan penciptaan.
Halaman 110
Di
bawah kulit cumi-cumi tersusun sebuah lapisan padat kantung-kantung pewarna
lentur yang disebut kromatofora. Dengan menggunakan lapisan ini, cumi-cumi
dapat mengubah penampakan warna kulitnya, yang tidak hanya membantu dalam
penyamaran akan tetapi juga sebagai sarana komunikasi. Misalnya, seekor
cumi-cumi jantan menunjukkan warna yang berbeda ketika kawin dengan warna yang
digunakan ketika berkelahi dengan seekor penantang.
Saat
cumi-cumi jantan bercumbu dengan cumi-cumi betina, kulitnya berwarna kebiruan.
Jika jantan lain datang mendekat pada waktu ini, ia menampakkan warna kemerahan
pada separuh tubuhnya yang terlihat oleh jantan yang datang itu. Merah adalah
warna peringatan yang digunakan saat menantang atau melakukan serangan.
Halaman 111
Lapisan tipis kulit yang menutupi lengan dan tubuh makin
membantu sistem berenang reaksi pada cumi-cumi. Cumi-cumi mengapung dalam air
dengan cara melambai-lambaikan selaput berbentuk menyerupai tirai ini.
lengannya, di pihak lain, berguna menyeimbangkan tubuh selama mengambang.
Lengan-lengan juga berguna mengerem untuk menghentikan laju.
Sistem berenang reaksi gurita
dan cumi-cumi ternyata bekerja dengan cara dasar yang mirip dengan pesawat jet.
Melalui penelitian lebih dekat, jelaslah bahwa sistem otot mereka telah
dirancang dengan cara yang paling cocok untuk mereka. Oleh karena itu, tentu
saja tidak masuk akal jika menganggap bahwa bentuk rumit seperti ini telah
terbentuk melalui kebetulan demi kebetulan.
Halaman 112
Terdapat
pula rancangan sempurna pada sistem perkembangbiakan cumi-cumi. Telurnya
memiliki permukaan lengket yang memungkinkannya menempel pada rongga-rongga di
kedalaman lautan. Janin ini memakan sari makanan yang telah tersedia dalam telur
hingga siap menetas. Janin ini memecah selubung telur dengan cabang kecil mirip
sikat pada bagian ekornya. Alat ini segera hilang setelah telur menetas.39
Setiap seluk beluknya telah dirancang dan bekerja sebagaimana direncanakan.
Semua penciptaan menakjubkan ini tak lain adalah perwujudan ilmu Allah yang tak
terbatas.
Halaman 113
“Dan
pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di
muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.”
(Surat Al-Jatsiyah, 45:4)
Halaman 114
Ratu
rayap tak bergerak sama sekali ketika tubuhnya mencapai sepanjang 3,5 inci (9
cm). Karenanya, terdapat sekelompok rayap khusus yang bertanggung jawab untuk
memberi makan, membersihkan dan menjaga keamanannya.
Halaman 115
Rayap
mulai membangun sarang mereka di permukaan tanah. Begitu anggota kelompoknya
bertambah banyak, pada saat itu sarang rayap pun membesar pula. Tingginya dapat
mencapai 13-16 kaki (4-5 meter).
Halaman 116
English
|
Indonesian
|
Duct
to air channel
|
Saluran masuk ke lorong udara
|
Ridge
|
Gundukan
|
Channels
|
Lorong
|
Fungus comb
|
Tempat tumbuh jamur
|
Cellar
|
Ruang bawah tanah
|
Attic
|
Ruangan atap
|
Ridge
|
Gundukan
|
Brood chamber
|
Ruang penyimpanan telur
|
Royal cell
|
Ruang raja dan ratu
|
Brood chamber
|
Ruang penyimpanan telur
|
Foundation
|
Pondasi
|
Pillar
|
Tiang penyangga
|
Dalam bangunan sarang rayap,
terdapat sarana pendukung seperti perangkat pendingin udara, pengatur
kelembaban serta peredaran udara. Selain itu, untuk bagian sarang yang
berbeda-beda, terdapat suhu yang berbeda-beda pula, yang senantiasa dijaga.
Suhu dan kadar karbon dioksida dalam udara yang beredar beragam, tergantung
pada letaknya di dalam sarang rayap.
A: 860F
(300C) – 2,7% CO2
B: 770F
(250C) – 2,7% CO2
C: 750F
(240C) – 0,8% CO2
Halaman 117
Rayap
melancarkan peperangan yang sangat teratur melawan musuh terbesar mereka, yakni
semut dan binatang pemakan semut. Mereka begitu gigih dalam bertahan sehingga
bahkan rayap pekerja yang buta pun rela maju menghadapi penyerang demi membantu
rayap prajurit mengatasi musuh. Di atas, gambar memperlihatkan para pekerja
rela membantu rayap prajurit dengan kepalanya yang berukuran besar.
Halaman 118
English
|
Indonesian
|
Head
of an adult
|
Kepala rayap dewasa
|
Bottom view of a soldier’s head
|
Kepala rayap prajurit (tampak dari bawah)
|
Mandibles of a soldier
|
Rahang bawah rayap prajurit
|
Wing veins (side veins not drawn)
|
Pembuluh sayap (pembuluh samping tidak tampak)
|
Head of a soldier
|
Kepala rayap prajurit
|
Head of a worker
|
Kepala rayap pekerja
|
Head of an adult
|
Kepala rayap dewasa
|
Halaman 119
Seekor
rayap mempertahankan koloninya bahkan dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Dalam gambar terlihat seekor rayap menyemprotkan cairan lengket ke arah semut
yang menyerang.
Halaman 117
Rayap prajurit berpatroli di depan sarang rayap. Rayap
ini menyemprotkan cairan beracun dan lengket, yang merupakan sejenis senjata
kimia.
Halaman 123
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari
berbangkit)?” (Surat Al-Waqi’ah: 57)
Halaman 124
English
|
Indonesian
|
Artery
|
Pembuluh nadi
|
Outer layer
|
Lapisan luar
|
Thick smooth layer
|
Lapisan halus tebal
|
Middle layer
|
Lapisan tengah
|
Thin smooth muscle
|
Otot halus tipis
|
Elastic white fibrous tissue
|
Jaringan putih lentur berserat
|
Inner lining (endothelial cells)
|
Pelapis dalam (sel-sel endotel)
|
Valve
|
Katup
|
Vein
|
Pembuluh vena
|
Capilary
|
Pembuluh darah halus
|
Nuclei
|
Inti sel
|
Single layer of endothelial cells
|
Lapisan selembar sel endotel
|
Pembuluh nadi terpanjang
telah diciptakan dengan bentuk terkuat karena pembuluh ini berguna mengalirkan
darah yang kaya oksigen dan zat-zat makanan ke seluruh penjuru tubuh. Pembuluh
vena bertugas membawa darah dari alat-alat tubuh ke jantung. Pembuluh darah
halus, di pihak lain, memiliki rancangan sempurna karena menyalurkan darah
hingga bagian-bagian tubuh yang paling jauh.
Halaman 125
[atas] Seandainya bukan
karena jantung, darah sudah menjadi cairan kental merah yang rusak (atas).
Namun, jantung memompa darah hingga bagian tubuh yang terjauh (kiri).
[bawah] Selembar jaringan
otot khusus membungkus pembuluh darah. Ketika otot mengerut, pembuluh darah
menyempit dan meningkatkan tekanan darah. Gambar di sebelah kanan adalah
penampang pembuluh yang menyempit. Inilah sebabnya bagian dalamnya bergelombang
(atas). Di sekeliling pembuluh, terdapat sejumlah urat otot (merah) dan saraf
(biru).
English
|
Indonesian
|
Muscle
|
Otot
|
Nerve
|
Saraf
|
Halaman 127
English
|
Indonesian
|
Carotid artery
|
Nadi leher
|
Aortic arch
|
Lengkung aorta
|
Heart
|
Jantung
|
Vena cava
|
Pembuluh vena utama
|
Aorta
|
Nadi
|
Jugular vein
|
Vena leher
|
Lung vessels
|
Pembuluh darah paru-paru
|
Brachial artery
|
Nadi lenagn
|
Vessels of kidneys, liver and digestion system
|
Pembuluh darah ginjal, hati dan sistem pencernaan
|
Iliac arteries and veins
|
Nadi dan vena panggul
|
Femoral arteries and veins
|
Nadi dan vena paha
|
Tibial arteries and veins
|
Nadi dan vena kaki
|
Sistem peredaran darah
memberi makan masing-masing dari ratusan triliun sel yang membentuk tubuh
manusia. Pada gambar, pembuluh darah berwarna merah menggambarkan darah
beroksigen dan yang biru menggambarkan darah tanpa oksigen.
Halaman 128
Jika gumpalan darah beku
(atas) terbentuk dalam pembuluh vena koroner jantung dan terus-menerus
membesar, hal itu akan mengakibatkan serangan jantung. Dalam peristiwa tertentu
akibat tekanan darah, jaringan jantung pecah. Darah menyembur keluar dari
jantung bagaikan memancar dari mulut selang (bawah).
Halaman 129
Cara Kerja Pembekuan Darah:
Ketika luka mulai mengeluarkan darah pada tubuh kita, suatu enzim yang disebut
tromboplastin yang dikeluarkan dari sel-sel jaringan yang rusak bergabung
dengan kalsium dan protrombin di dalam darah. Akibat reaksi kimia, jalinan
benang-benang yang dihasilkan membentuk lapisan pelindung, yang akhirnya
mengeras. Lapisan sel-sel paling atas akhirnya mati, menumpuk, sehingga membentuk
keropeng. Di bawah keropeng
ini, atau lapisan pelindung, sel-sel baru sedang terbentuk. Ketika sel-sel yang rusak telah selesai diperbarui, keropeng tersebut
akan mengelupas.
English
|
Indonesian
|
Platelets
|
Keping darah
|
Red blood cells
|
Sel darah merah
|
Plasma
|
Cairan plasma
|
Epidermis
|
Epidermis
|
Dermis
|
Dermis
|
Skin
|
Kulit
|
White blood cells
|
Sel darah putih
|
Blood vessel
|
Pembuluh darah
|
Fibrin threads
|
Benang-benang fibrin (penutup luka)
|
Cornified layer (scab)
|
Lapisan tanduk (keropeng)
|
Halaman 133
Cara Kerja Pembekuan Darah
Gambar di bawah44 menjelaskan cara pembekuan darah. Gumpalan
darah beku dihasilkan melalui reaksi kimia serangkaian zat dengan urutan
tertentu. Untuk melarutkan darah beku tersebut, proses rumit yang serupa
terjadi di sini.
English
|
Indonesian
|
Wound surface
|
Permukaan luka
|
Hageman
|
Hageman
|
Kallikrein
|
Kallikrein
|
Prekallikrein
|
Prekallikrein
|
HMK
|
HMK
|
PTA
|
PTA
|
Convertin
|
Konvertin
|
Preconvertin
|
Prekonvertin
|
Christmas
|
Christmas
|
Antihemophilic
|
Antihemofilik
|
Tissue factor
|
Faktor jaringan
|
Stuart
|
Stuart
|
Antithrombin
|
Antitrombin
|
Accelerin
|
Akselerin
|
Proaccelerin
|
Proakselerin
|
Thrombin
|
Trombin
|
Thrombomodulin
|
Trombomodulin
|
FSF
|
FSF
|
Fibrinogen
|
Fibrinogen
|
Fibrin
|
Fibrin
|
Soft clot
|
Gumpalan darah beku lunak
|
Hard clot
|
Gumpalan darah beku keras
|
Plasmin
|
Plasmin
|
t-PA
|
t-PA
|
a2-antiplasmin
|
a2-antiplasmin
|
Plasminogen
|
Plasminogen
|
Protein C
|
Protein C
|
English
|
Indonesian
|
Proteins that are involved in promoting clot formation
|
Protein yang turut memicu pembentukan bekuan darah.
|
Proteins that are involved in prevention, localization, or removal of
blood clots.
|
Protein yang terlibat dalam pencegahan, pemisahan, atau penghilangan
gumpalan darah beku.
|
Halaman 135
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui
segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia;
dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (Surat al-An’am: 101-102)
Halaman 136
Tidak ada rancangan industri yang bisa menyaingi alam. Tidak ada
tangan-tangan robot yang mampu menyamai penciptaan tangan manusia yang bekerja
secara sempurna.
Halaman 138
CONTOH-CONTOH RANCANGAN YANG DITIRU OLEH MANUSIA
Rancangan-rancangan di alam selalu merupakan sumber ilham tanpa batas.
Sebagian besar produk teknologi modern meniru rancangan yang ditemukan di alam.
Lumba-lumba dan kapal selam. Moncong lumba-lumba menjadi
contoh rancangan haluan kapal modern. Dengan bantuan bentuk seperti ini, kapal
menghemat hampir 25% dari penggunaan bahan bakarnya. Setelah penelitian selama
empat tahun, para insinyur kapal selam Jerman berhasil membuat selubung buatan untuk
melapisi perrmukaan kapal selam yang mempunyai sifat sama dengan kulit
lumba-lumba. Peningkatan 250% kecepatan kapal selam trelihat pada kapal selam
yang menggunakan selubung ini.
Ikan Paus dan sirip selam. Ikan paus mempunyai dua bagian
lempeng mendatar di ekornya yang lebar. Bentuk sirip tunggal (Monofin) membantu
gaya renang yang mirip dengan ikan paus, yang sangat tepat untuk olah raga
selam
Kelinci dan sepatu salju. Kelinci Amerika Utara memiliki
kaki lebar yang ditutupi bulu-bulu halus, yang mencegahnya terperangkap di
salju. Sepatu salju pada dasarnya mempunyai manfaat yang mirip dengan ini,
ketika digunakan oleh manusia.
Kambing gunung dan sepatu boot. Kaki kambing gunung sempurna
untuk mendaki bukit-bukit cadas bahkan pada keadaan bersalju dan beku. Banyak
sepatu salju penjelajah alam dan sepatu pendaki yang dirancang dengan diilhami
oleh kuku-kuku binatang ini.
Sistem perban Velcro dan duri semak. Insinyur Swiss Georges de
Mestral menemukan sistem kancing yang disebut perban Velcro dengan
meniru duri semak.. Setelah susah payah membuang bagian-bagian tanaman
ini yang menempel pada sepatunya, Mestral berpikir menggunakan sistem tanaman
ini pada industri pakaian. Ia membuat sistem tempel yang sama pada sebuah
mantel yang terdiri dari secarik nilon dengan kumparan dan secarik lainnya
dengan pengait. Karena kelenturan kumparan dan lengkungan, sistem ini menempel
dan terlepas dengan mudah tanpa robek. Itulah kenapa pakaian astronot saat ini
dilengkapi dengan perban Velcro.
Sistem tangan depan dan robot. Banyak kalangan industri saat ini
menggunakan bantuan mesin, bukan manusia. Terutama, yang cukup terkenal adalah
tangan robot yang meniru cara kerja tangan manusia, yang bisa secara
berulang-ulang dan tanpa terhenti membuat gerakan yang sama. Otot-otot manusia
dan sistem rangka dijadikan contoh untuk membuat robot-robot ini.
Bentuk tulang dan rangka bangunan. Bentuk dalam tulang yang
berpori-pori membuatnya tahan tekanan, khususnya pada sambungan tempat bangun
tulang ini melebar. Rancangan khusus tulang ini menghasilkan tulang yang ringan
dan memiliki daya tahan. Bangunan pun meniru sistem ini dalam banyak strukturnya.
Halaman 140
CONTOH-CONTOH RANCANGAN PADA SERANGGA
Dari Serangga Hingga Stasiun Kereta Modern
Pada tahun 1987, para politisi Prancis menunjuk arsitek Santiago Calatrava
untuk merancang Lyon-Stolas, stasiun kereta api super cepat TGV. Mereka ingin
membuat bangunan stasiun dengan bentuk yang mewah, menarik, dan menjadi simbol
kemegahan. Tiang-tiang beton menopang bangunan raksasa yang mirip sangkar
berbingkai ini, yang ilhamnya berasal dari seekor serangga. Cahaya-cahaya hijau
dan biru yang bisa dengan mudah ditemui pada cangkang serangga menandai
bangunan ini. Semenjak pembukaannya pada Juli 1994, stasiun ini terkenal
sebagai salah satu mahakarya.
Halaman 142
Perut Kalajengking Gurun. Perut serangga diciptakan dengan
rancangan berbeda tergantung pada bentuk tubuh dan kegiatannya. Misalnya,
kalajengking gurun diselubungi oleh alat-alat tubuh yang sangat peka yang
disebut dengan kait, yang digunakan oleh kalajengking untuk merasakan kerasnya
tanah dan menentukan tempat yang tepat untuk meletakkan telur-telurnya.
Halaman 143
Kitin, yang membentuk kerangka luar banyak serangga, merupakan zat
yang ideal. Zat ini kuat, lentur, dan mempunyai sifat merekat.
Halaman 145
Design in the Rock Cactus, Rancangan Kaktus Batu. Beberapa tanaman
diciptakan dengan sifat khusus untuk mempertahankan diri dari hewan pemakan
tanaman dan hewan pengerat. Beberapa jenis tanaman ini menunjukkan sifat, yang
ajaibnya, mirip dengan lingkungan di sekeliling tempat tumbuhnya. Contoh paling
tepat tentang kemiripan ini ditemukan di Afrika Selatan pada kaktus batu.
Karena kekeringan, permukaan tanaman ini sangat berkerut. Ketika kerutannya
terisi debu, mustahil bagi manusia membedakan tanaman ini dengan bebatuan. Jika
bukan karena sifatnya seperti itu, tanaman ini akan menjadi sasaran empuk bagi
serangga dan hewan pengerat. Kekhasan lain kaktus batu adalah ternyata kaktus
ini mekar dengan bunga-bunga berwarna sangat cerah pada akhir musim kemarau.
Karena sebagian besar makhluk hidup tidak ada pada saat itu, berkuranglah
resiko mengingat tumbuhnya bunga-bunga tersebut dapat menghilangkan kemampuan
berubah warna tadi.
[kiri bawah]
Bunga lonceng (Campanula persicifolia) dengan nektar (sari madu pada
bunga) berwarna ungu atau bunga anggrek tanpa nektar berwarna merah (Cephalanthera
rubra) hidup bersama di daerah Laut Tengah. Sejenis lebah yang hidup
sendiri (Chelostoma fuliginosum) pertama-tama mengunjungi bunga lonceng
dan mengisap nektarnya. Kemudian lebah ini menuju bunga anggrek yang memiliki
warna sama dengan bunga lonceng. Akan tetapi, lebah tak menemukan nektar di
sana. Bunga anggrek melakukan penyerbukan silang dengan cara ini.
Deceived bee: Lebah yang tertipu
Imitated flower
(with nectar): Bunga yang ditiru
(dengan nektar)
Imitating
flower (without nectar): Bunga yang
meniru (tanpa nektar)
[kanan bawah]
Rancangan khusus Tanaman: Daun. Dedaunan
adalah alat pernapasan bagi pohon: daun mengisap oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida. Jika diteliti dari dekat, bentuk daun terlihat sangat tipis,
ringan, dan kaku, tapi juga sangat kokoh. Daun-daun itu sangat tahan hujan dan
angin. Selembar daun ditutupi oleh pembuluh-pembuluh yang makin mengecil
ukurannya, dari yang terbesar di pangkal hingga yang terkecil, yang terutama
bisa dilihat di sisi bawahnya. Bentuk ini tidak hanya membantu perputaran zat
makanan namun juga berguna sebagai sebuah rangka yang menopang kekokohannya.
Halaman 147
Pada gerakan paruh
atas burung pelatuk, ketika paruh mematuk pohon, burung ini mengalami guncangan
hebat. Namun, ada dua cara yang diciptakan untuk meredam guncangan ini. Pertama
adalah jaringan penghubung lunak berongga di bawah tengkorak dan paruh, yang
secara tajam mengurangi guncangan tersebut. Kedua adalah lidah burung pelatuk.
Lidah ini berputar di dalam tengkorak untuk menempel pada puncak kepala burung
pelatuk. Aturan otot lidah ini agak mirip dengan kain gendongan dan dapat
mengurangi guncangan tiap patukan paruh ke pohon. Oleh karena itu, guncangan
ini (yang diredam oleh jaringan lunak) hampir berkurang hingga tak ada sama
sekali.
Spongy tissue
(shock absorber): Jaringan lunak
berongga (peredam kejut)
Upper beak
support point: Titik topang paruh
atas
Upper beak: Paruh atas
The tip of beak
is pushed backward and downward: Ujung
paruh didorong ke belakang dan ke bawah
The muscle
pushes the back of the jaw forward….: Otot
mendorong bagian belakang rahang ke depan. Paruh atas menggeser ke atas,
meredam benturan karena tatahan.
Halaman 148
Kutu diciptakan untuk melompat begitu tinggi jika dibandingkan dengan
ukuran tubuhnya yang hanya beberapa milimeter.
Halaman 149
Makhluk lain yang menarik seperti kutu, adalah jenis serangga renik yang
hidup pada kutu. Makhluk renik ini tinggal di bawah lempeng keras tubuh kutu.
Halaman 150
Kumbang penggerek buah ek yang diciptakan dengan “pipa bor” khusus,
memiliki cara berkembang biak yang luar biasa.
Halaman 151
[Atas] Pohon ek dengan buahnya.
[Bawah] Larva kumbang penggerek buah ek
Halaman 152
Kumbang penggerek buah ek menggunakan kepalanya selama pengeboran, seperti
diperlihatkan pada gambar di atas.
Halaman 153
Buah ek menjadi sarang banyak makhluk lainnya setelah digunakan oleh
kumbang penggerek buah ek. Banyak serangga lain menggunakan buah ek selama
tahap ulat larva dan kepompongnya.
Halaman 154
JEBAKAN MEKANIS
Genlisea. Jebakan Genlisea (Lentibulariaceae) mirip dengan usus
binatang. Akar yang bercabang di bawah tanah adalah tabung menggelembung dan
kosong. Air ditekan untuk terserap ke dalam tabung ini. Melalui celah
tabung-tabung ini, masuklah suatu aliran melalui bagian dalam tanaman ini, yang
didorong oleh rambut-rambut dalam yang kecil. Serangga dan makhluk kecil
lainnya mengambang di dalamnya karena aliran air. Seluruh bagian yang dilewati
aliran ini tertutup oleh rambut-rambut kasar yang mengarah ke bawah. Di
sepanjang jalan, mangsa menemui sekelompok kelenjar pencernaan yang bekerja
seperti katup dan membentuk tekanan kedua yang menekan serangga ke dalam
tanaman. Akhirnya, hewan tangkapan pun menjadi makanan genlisea.
Keterangan gambar:
Bentuk daun genlisea yang menakjubkan: tangkai tabung (A) terletak setelah
bentuk bulat bawang (B) diikuti tangkai bulat lainnya (C), yang di ujungnya ada
bentuk mulut yang terbelah (D).
Perangkap Bladderwort
Bladderwort adalah tanaman laut yang
biasanya disebut Utricularia dalam bahasa ilmiah.
Ada tiga jenis kelenjar dalam perangkap bladderwort: pertama, kelenjar
melingkar yang terletak di luar perangkap, yang lain adalah “kelenjar empat
titik” dan “kelenjar dua titik” di bagian dalam. Tanaman ini menggunakan kelenjar
ini dalam tahapan perangkap yang berbeda.
Pertama, kelenjar menggerakkan sambungan yang melekat padanya, yang mulai
memompa air keluar. Ruang hampa yang sangat penting artinya terbentuk dalam
tanaman. Pada mulut ada pintu perangkap yang menjaga air agar tak masuk ke
dalam. Rambut-rambut perangkap ini sangat peka sentuhan. Ketika suatu serangga
atau makhluk hidup menyentuh rambut tersebut, perangkap ini segera terbuka.
Biasanya, ini menciptakan arus air yang deras menuju bagian dalam bladderwort.
Perangkap ini menutup di belakang mangsa secepat kilat. Segera setelah itu,
yang terjadi dalam seperseribu detik, kelenjar pencernaan pun mulai
mengeluarkan zat pencernaannya52
Halaman 155
Keterangan gambar halaman 155
Bagian dari bladderwort dan penggunaan jebakan: 1- Mangsa menyentuh
bulu-bulu jebakan, 2- Jebakan terbuka dengan cepat dan mangsa masuk ke
dalamnya, 3- gerbang tertutup di belakang mangsa tersebut
Halaman 156
Sel sperma, juga menggunakan ekor
cambuk (flagel) untuk bergerak.
Halaman 157
[kiri atas]
Diagram cara kerja motor bakteri Escherischia coli.
Flagellar filament: benang cambuk (flagel)
Hook: kait
Outer membran: selaput luar
Bearing: Penopang
Peptidoglycan layer:
lapisan peptidoglycan
Inner (plasma) membran: selaput (cairan) dalam
Rotor, stator
[kanan atas]
Struktur Bakteri E.coli
Data communication web: jaringan komunikasi data
Transducer: pengubah energi menjadi bentuk lain
Chemical
receptor: penerima kimiawi
A mechanism
sensitive to inclinations: mekanisme
yang peka kemiringan
Protein-fuelled
motor: motor dengan bahan bakar
protein
Moving spiral
propeller: baling-baling spiral yang
bergerak
Point of
caputre: titik tangkap
[Bawah] Terdapat
rancangan menakjubkan dalam makhluk-makhluk yang disebut oleh para evolusionis
sebagai “sederhana.” Ekor flagel bakteri adalah salah satu dari contoh yang tak
terhitung banyaknya. Bakteri berjalan dalam air dengan menggerakkan alat ini
pada selaput mereka. Ketika perincian bagian dalam alat cambuk yang sudah lama
dikenal ini diketahui, dunia ilmiah sangat terkejut karena menemukan bahwa
bakteri memiliki motor listrik yang sangat rumit. Motor listrik, yang terdiri
atas lima puluh bagian molekul berbeda, merupakan keajaiban rancangan seperti
yang ditunjukkan di atas.
Outer membrane: membran luar
Hook (universal
joint): pengait (sambungan segala)
Ring (Cincin) L dan cincin P (sebagai bushing / pemakai
tenaga), cincin S dan cincin M (sebagai rotor), cincin C dan studs (penyangga)
sebagai stator.
Filament
(propeller): ekor cambuk
(baling-baling)
Rod (drive shaft): tangkai (pegangan penggerak)
Inner (plasma) membrane: membran
(plasma) dalam
Halaman 158
Lumba-lumba diciptakan dengan bentuk tubuh yang paling sesuai untuk
lingkungannya.
Snout: moncong
Blowhole: lubang sembur air
Skull: tengkorak
Dorsal fin: sirip punggung
Pectoral fin: sirip dada
Lung: paru-paru
Livera: hati
Intestine: usus
Tail fluke: ekor seperti jangkar
Halaman 159
Dolphin: lumba-lumba
Smooth skin: kulit halus
Flow of water: aliran air
Halaman 163
Outer layer: lapisan luar
Inner layer: lapisan dalam
Middle layer: lapisan tengah
Endothelium: lapisan kulit endotel
Left carotid: nadi utama, leher kiri
Right carotid: nadi utama, leher kanan
Axillary
artery: nadi lengan atas/ketiak
Heart: jantung
Middle artery: nadi tengah
Humeral artery:
nadi tulang kaki depan
Metacarpal
artery: nadi metakarpal
Lingual artery: nadi
lingual
Gambar menunjuk
leher dan kaki: endothelium: lapisan kulit endotel
Valves that
enable the return flow of blood: katup-katup
yang memungkinkan pengembalian aliran darah
Supporting
tissue: jaringan pendukung
Lymphatic: kelenjar getah bening
Hair: rambut/bulu
Epidermis: kulit ari
Subcutaneous
fat: lemak bawah kulit
Arteriole: pembuluh
nadi
Muscle: otot
Venule: pembuluh vena kecil
Internal
carotid artery: nadi leher dalam
Sinus Cavities: rongga sinus/lengkung
Internal
maxillary artery: nadi rahang dalam
Halaman 164
Senjata pembela
diri lebah madu adalah sengatnya. Akan tetapi, ketika sengatnya tidak ampuh
lagi, mereka bisa menggunakan peningkatan panas tubuh untuk membunuh musuh-musuhnya.
Demikian pula, lebah madu dapat membunuh seekor tawon dengan menggunakan
tubuhnya. Dalam foto yang peka terhadap panas dari serangan seperti itu, suhu
daerah merah bisa mencapai 1180F (480C).
Halaman 166
Katak meninggalkan
telur mereka yang telah dibuahi di tempat-tempat lembab. Kemudian, telur
menetaskan berudu yang mempunyai kepala dan ekor besar. Pada saat itu, berudu
menumbuhkan tangan-tangan dan kaki dan bayi-bayi membentuk tubuh katak.
Akhirnya, pertumbuhan terhenti ketika ekor lenyap.
Halaman 167
[atas] Katak panah
beracun hidup di Kosta Rika (1). Katak jantan terus menjaga telur-telur hingga
menetas. Berudu yang baru lahir mulai memanjat ke punggung ibunya dengan usaha
yang luar biasa.(2)
[bawah]
Usaha memanjat ini
berakhir ketika mereka akhirnya berhasil menemukan kantong khusus di punggung
ibunya, tempat berudu itu seolah-olah menyatu dengannya (3). Kemudian sang ibu
sendiri mulai mencoba memanjat. Tahap ini berakhir ketika ia mencapai
bunga-bunga dari jenis bromelia (bromeliaceae). Bunga-bunga pohon ini
berbentuk seperti piala yang menunjuk langit, dan berisi air. Sang ibu mengeluarkan
berudu ke dalam bunga ini, tempat mereka dibesarkan dengan aman.(4)
Halaman 168
Glass frogs: katak kaca
Halaman 170
Suatu pertempuran sengit memperebutkan daerah terjadi antara laba-laba dan
katak. Namun, laba-laba secara umum lebih suka mundur ketika mereka menghadapi
katak-katak beracun ini, yang bahkan mampu dengan mudah membunuh manusia.
Halaman 171
Katak Rheobatrachus yang melahirkan dari mulutnya.
Halaman 172
MESIN HIDUP: MANUSIA
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. (Surat
Al-Infithar 6-7)
Otak/Komputer. Setiap neuron (sel saraf) terdiri dari
satuan-satuan yang hanya bertanggung jawab untuk meneruskan informasi. Satu
otak saja bisa memproses kerja yang sama dengan 4,5 juta transistor pada
mikroprosesor modern. Jumlah jutaan ini menjadi tak berarti jika dibandingkan
dengan sepuluh miliar neuron-neuron yang sangat tangguh dalam memindahkan informasi
dalam otak. Tambahan lagi, tidak ada produk industri yang mampu meniru pengenal
rasa dan bau seperti dalam otak.
Hormon/Surat. Segala hal dalam tubuh merupakan suatu bentuk
komunikasi. Banyak pesan dalam bentuk hormon yang tersusun atas molekul-molekul
besar. Tidak ada alat penerima pada paket-paket pesan yang dibawa hormon, molekul yang
berlalu-lalang bebas dalam sistem peredaran darah dan di antara sel-sel neuron.
Akan tetapi,
paket-paket tersebut senantiasa mencapai tempatnya karena alat-alat tubuh yang
menerima pesan tersebut dilengkapi dengan sensor-sensor khusus.
Otot dan Pengeluaran Keringat/AC. Gerakan otot menyebabkan
pemanasan tubuh dalam cuaca dingin. Otot-otot dapat menyebabkan 90% panas tubuh
dengan cara ini. Pengeluaran keringat, di pihak lain, berguna sebagai cara
pendingin melawan pemanasan berlebihan. Dua sistem penyeimbang ini bekerja
bersama untuk mempertahankan suhu tubuh yang mantap. Sistem ini bekerja jauh
lebih cepat dan tepat melebihi sistem AC yang ada.
Sistem Kekebalan/Angkatan Bersenjata. Tubuh kita dipertahankan
oleh sekitar 200 juta sel-sel darah putih. Seperti halnya tentara, sel-sel
darah ini memiliki sistem intelijen, persenjataan mematikan, dan strategi
pertempuran khusus. Namun, tidak ada tentara di dunia yang setepat waktu dan
sesempurna serta seberhasil sistem kekebalan.
Sel/Mesin. Sel adalah mesin yang sangat efisien menggunakan
energi. Sel menggunakan molekul-molekul kecil yang disebut ATP untuk bahan
bakar. Efisiensinya dalam pembakaran bahan bakar ini lebih besar dibanding
mesin mana pun yang dikenal manusia. Di samping itu, sel-sel ini secara
serentak mengerjakan berbagai tugas berbeda, yang tak mampu ditangani mesin
mana pun yang dibuat manusia.
Tangan/eksavator (mesin penggali). Tangan bekerja seperti
pengungkit. Poros pendukungnya adalah siku, dan di sekelilingnya otot-otot
mendukung gerakan melalui pengerutan dan istirahat. Eksavator juga bekerja
dengan cara yang sama. Jika eksavator mengerahkan kekuatan yang sama pada semua
ragam berat beban, otot-otot tangan justru dapat mengendalikan besarnya
kekuataan yang diberikan.
Kerangka Tubuh/Rangka Mobil. Ada dua akibat utama yang mungkin
terjadi pada sistem apa pun yang menerima guncangan. Hal ini bisa menyebabkan
lubang atau menyebabkan bagiannya patah. Rangka makhluk hidup dan rangka mobil
telah dirancang untuk mengurangi guncangan pada tubuh. Namun, rangka mobil
kemampuannya tidak seperti tulang yang dapat memperbaiki dirinya sendiri.
Mata/Kamera. Retina mata adalah alat yang paling peka cahaya di
antara seluruh zat. Berbagai jenis sel sensor telah dibuat dengan posisi terbaik untuk
menangkap gambar dalam fotografi. Namun, mata justru secara otomatis
menyesuaikan fokus dan penglihatan atas kekuatan cahaya luar. Oleh karena itu,
mata jauh lebih unggul dari seluruh kamera.
Telinga/Hi-Fi Stereo. Rambut yang sangat halus dalam
telinga bagian dalam manusia mengubah suara menjadi sinyal-sinyal listrik seperti
pada mikrofon. Telinga hanya bisa merasakan suara antara frekuensi 20 hingga
20.000 Hz. Spektrum ini paling tepat untuk manusia. Seandainya manusia mendapat
spektrum yang lebih besar, kita akan dapat mendengar langkah-langkah kaki semut
hingga suara frekuensi tinggi di atmosfer. Keadaan ini tidak akan nyaman bagi
manusia sama sekali, karena terus-menerusnya kebisingan.
Jantung/Sistem Pompa. Jantung mulai berdetak dalam
rahim ibu dan terus berdetak pada tingkat yang beragam, 70-200 kali per menit tanpa
istirahat sepanjang hidup. Selama tiap detakan, jantung bisa istirahat sekitar
setengah detik. Jantung berdetak sekitar 10.000 kali sehari. Jantung milik
manusia seberat 132 pon (60 kilogram) memompa sekitar 1,7 galon (6,5 liter)
darah setiap hari. Seumur hidup, jantung memompa cukup darah untuk mengisi 500
kolam renang dengan isi 300 kubik meter. Pompa-pompa buatan tidak pernah bisa
bekerja begitu lama tanpa perbaikan menyeluruh.
Ginjal/Sistem Pengolahan Limbah. Ginjal manusia menyaring
sekitar 37 galon (140 liter) darah setiap hari, melalui satu juta unit
penyaringan kecil yang disebut nefron, dan terus berlanjut hingga sekitar
delapan puluh tahun tanpa istirahat. Pusat pengolahan limbah yang dirancang
untuk limbah industri bisa menangani jumlah yang jauh lebih besar, tapi usianya
angat pendek. Lebih lanjut, campuran kimiawi zat yang disaringnya jauh lebih
sederhana jika dibandingkan dengan darah. Ginjal jauh lebih rumit dan efisien
dibanding tempat tempat pengolahan limbah mana pun.
Halaman 177
Seluruh bentuk energi elektromagnetik, yakni panas, cahaya, dll. diatur
menurut Konstanta Planck. Seandainya angka yang amat kecil ini merupakan
besaran yang berbeda, maka panas yang kita rasakan di depan api bisa menjadi
jauh lebih panas. Jika angka ini jauh lebih besar, api yang sangat kecil bisa
mempunyai energi yang cukup untuk membakar kita, sebaliknya, jika konstanta ini
jauh lebih kecil, bahkan bola api raksasa seukuran matahari tidak akan cukup
untuk menghangatkan bumi.
Halaman 178
[atas] Seluruh produk teknologi memanfaatkan gaya gesek dalam bentuk yang
satu atau lainnya. Mesin kendaraan bergerak dengan bantuan gaya gesekan.
[bawah]
BEBERAPA KONSTANTA DASAR FISIKA
Di alam semesta ada hukum tetap yang berlaku untuk seluruh makhluk hidup
maupun tak hidup. Fisikawan menggunakan berbagai konstanta fisika untuk
menerangkan hukum-hukum tetap ini. Konstanta-konstanta ini adalah di antara
bukti yang menggambarkan penciptaan sempurna alam semesta seperti halnya
penciptaan sempurna yang terbukti pada makhluk hidup di dalamnya. Seandainya
konstanta ini berubah sedikit saja, bumi tempat kita tinggal maupun alam
semesta ini tidak akan ada.
Halaman 179
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan suatu cacat pun dan penglihatanmu itu
pun dalam keadaan payah. (Surat Al Mulk: 3-4).
CATATAN
1.
Charles
Darwin, The Origin of Species, edisi keenam, New York: Macmillan
Publishing Co., 1927, hal. 179
2.
J.R.P.
Angel, “Lobster Eyes as X-ray Telescopes,” Astrophysical Journal, 1979,
233:364-373, dikutip dalam Michael Denton, Nature’s Destiny, The Free
Press, 1998, hal. 354
3.
Michael
F. Land, "Superposition Images Are Formed by Reflection in the Eyes of
Some Oceanic Decapod Crustacea,” Nature, 28 October 1976, Volume 263,
halaman 764-765.
4.
Robin
J. Wootton, "The Mechanical Design of Insect Wings,” Scientific
American, Volume 263, November 1990, halaman 120.
5.
Pierre
Paul Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press,
1977, hal.30
6.
"Exploring
The Evolution of Vertical Flight at The Speed of Light,” Discover,
Oktober 1984, hal. 44-45.
7.
Ali
Demirsoy, Yasamin Temel Kurallari (Prinsip-prinsip Dasar Kehidupan), Ankara,
Meteksan AS., Volume II, Bagian II, 1992, hal. 737.
8.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), Istanbul,
Görsel Publications, hal. 2676.
9.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) hal.
2679.
10.
Smith
Atkinson, Insects, London, Research Press, Volume I, 1989, hal. 246.
11.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), hal.
2678.
12.
Dieter
Schweiger, "Die Fliegen,” GEO, April 1993, hal. 66-82.
13.
Engin
Korur, "Gözlerin ve Kanatlarin Sirri" (Rahasia Mata dan Sayap), Bilim
ve Teknik (Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), Oktober 1984, Edisi 203,
hal. 25.
14.
Douglas
Palmer, "Learning to Fly" (Kajian “The Origin of and Evolution of
Birds” oleh Alan Feduccia, Yale University Press, 1996), New Scientist,
Vol. 153, Maret, 1 1997, hal. 44
15.
Feduccia,
The Origin and Evolution of Birds, New Haven, CT: Yale University Press,
1996, hal. 130 dikutip dalam Jonathan D. Sarfati, Refuting Evolution.
16.
Francis
Darwin, The Life and Letters of Charles Darwin, Volume II, dari Charles
Darwin hingga Asa Gray, April ke-3, 1860
17.
Hakan
Durmus, "Bir Tüyün Gelismesi" (Perkembangan Sehelai Bulu), Bilim
ve Teknik (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), November 1991,
hal. 34.
18.
Hakan
Durmus, "Bir Tüyün Gelismesi" (Perkembangan Sehelai Bulu), Bilim
ve Teknik(Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), November 1991,
halaman 34-35.
19.
Michael
Denton, Evolution: A Theory in Crisis, London, Burnett Books Limited,
1985, hal. 210-211.
20.
Michael
Denton, Evolution: A Theory in Crisis, London, Burnett Books Limited,
1985, hal. 211-212.
21.
Werner
Gitt, “The Flight of Migratory Birds,” Impact, No. 159
22.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),
halaman 978.
23.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),
hal. 978.
24.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),
hal. 978.
25.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),
hal. 564-567.
26.
J. A.
Summer, Maria Torres, Scientific Research about Bats, Boston: National
Academic Press, September 1996, hal. 192-195.
27.
Donald
Griffin, Animal Engineering, San Francisco, The Rockefeller University -
W.H. Freeman Com., hal. 72-75.
28.
Merlin
D. Tuttle, "Saving North America’s Beleaguered Bats,” National
Geographic, August 1995, hal. 40.
29.
J. A.
Summer, Maria Torres, Scientific Research about Bats, hal. 192-195.
30.
For
details on this system refer to: W. M. Westby, "Les poissons électriques
se parlent par décharges ,” Science et Vie, No. 798, Maret 1984.
31.
Charles
Darwin, The Origin of Species, The Modern Library, New York, hal.
124-153
32.
Michael
Behe, Darwin's Black Box, New York: Free Press, 1996, hal. 18-21.
33.
Michael
Behe, Darwin's Black Box, hal. 22.
34.
Jean
Michael Bader, "Le Gène de L’Oreille Absolue,” Science et Vie,
Edisi 885, Juni 1991, halaman 50-51.
35.
Marshall
Cavendish, The Illustrated Encyclopaedia of The Human Body, London,
Marshall Cavendish Books Limited, 1984, hal. 95-97.
36.
Fred
Bavendam, "Chameleon of The Reef,” National Geographic, September
1995, hal. 100.
37.
Stuart
Blackman, "Synchronised Swimming,” BBC Wildlife, Februari 1998,
halaman 57.
38.
Charles
Darwin, The Origin of Species, The Modern Library, New York, hal.
124-153
39.
Fred
Bavendam, "Chameleon of The Reef,” National Geographic, halaman
106.
40.
The
Guinness Concise, Encyclopaedia, London, Guinness Publishing Ltd., 1993, hal. 125.
41.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi(Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) hal.
291.
42.
R.
Von Bredow, Geo, November 1997.
43.
Michael
Behe, Darwin's Black Box, hal. 79-97.
44.
Michael
Behe, Darwin's Black Box, hal. 82.
45.
T.E.
Akiowa & F.C. Schuster, Wars and Technologies, Detroit: Anderson
Bookhouse, 1997, hal. 83.
46.
Ali
Demirsoy, Yasamin Temel Kurallari (Prinsip-prinsip Dasar Kehidupan), hal.
18-22.
47.
Marshall
Cavendish, The Illustrated Encyclopaedia of The Human Body, hal. 50-51.
48.
Bilim
ve Teknik (Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi), Februari 1992.
49.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),
hal. 116.
50.
Mark
W. Moffett, "Life in a Nutshell,” National Geographic, hal.
783-784.
51.
Bilim
ve Teknik Görsel Bilim ve Teknik Ansiklopedisi (Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),
hal. 2995
52.
Stanley
Taylor, "Life Underwater,” Botanic, Edisi 83, Februari 1988, hal.
24.
53.
Michael
Behe, Darwin's Black Box, New York: Free Press, 1996, hal. 69-73.
54.
Betty
Mamane, "Le Surdoué du Grand Bleu,” Science et Vie Junior, Agustus
1998, hal. 79-84.
55.
"If
Attacked, Japanese Bees Shake and Bake,” National Geographic, April
1996, halaman 2.
56.
"Poison
Dart Frogs – Lurid and Lethal,” National Geographic, Mei 1995, halaman.
103-110.
57.
Reproductive
Strategies of Frogs, William E. Duellman, Scientific American, Juli
1992, halaman. 58-65
HALAMAN
BELAKANG
Darwin mengatakan, “Jika bisa ditunjukkan bahwa
alat-alat tubuh yang rumit itu ada, yang tidak mungkin telah terbentuk oleh
perubahan yang kecil yang banyak dan bertahap, maka teori saya akan benar-benar
runtuh” Ketika membaca buku ini, Anda akan melihat bahwa teori Darwin benar-benar
runtuh, tepat seperti yang ia takutkan akan terjadi.
Makhluk-makhluk
hidup di alam memiliki sistem tubuh yang teramat rumit. Pengamatan seksama pada
ulu-bulu seekor burung, sistem sonar pada kelelawar, atau bentuk sayap seekor
capung, mengungkap rancangan yang rumit dan mencengangkan tersebut. Rancangan-rancangan
ini jelas menunjukkan bahwa seluruh makhluk hidup diciptakan tanpa cela oleh
Allah.
Teori
evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 mengingkari
penciptaan dan berpendapat bahwa rancangan di alam muncul menjadi ada secara
“tiba-tiba dan tanpa sengaja” melalui proses alamiah. Menurut teori evolusi, cara kerja peristiwa
alamiah ini adalah “perubahan bertahap.”
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam abad
ke-20 bagaimanapun telah menunjukkan bahwa rancangan pada makhluk hidup tidak
dapat terbentuk melalui “perubahan bertahap.” Tubuh makhluk hidup terdiri atas
alat-alat tubuh yang terbentuk dari bagian-bagian rumit, sehingga ketiadaan salah
satu dari bagian ini saja akan menjadikan alat tubuh tesebut tidak berfungsi. Bahkan
alat-alat tubuh “rumit tak tersederhanakan” ini saja sudah jelas membuktikan
bahwa kehidupan tidak dapat dijelaskan melalui sebab-sebab alamiah, melainkan
telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah.
Dalam buku ini, Anda akan menyaksikan
bukti-bukti penciptaan yang sempurna oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar